AIRPLANE
Tepat. Hari ini sudah tepat hari keempat aku tidak pernah bertemu Renjun lagi.
Sebenarnya ini sulit bagiku. Namun aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku.
Beberapa hari ini aku menjalani hariku seperti tanpa nyawa.
Pada malam hari ketiga, aku tidak bisa tidur. Berpikir Renjun mungkin sudah mati.
Aku ingin mencoba menghubungi Mark, namun aku tidak ingin mengetahui jawaban yang buruk.
Satu kalimat yang selalu terbesit di kepalaku.
Dimana Renjun sekarang?
Aku keluar dari mini market. Aku tidak tahu apa yang ada didalam kantung yang kubawa. Pikiranku hanya tertuju pada seseorang sedari tadi.
Baru hendak melangkah, tiba-tiba sebuah sirine ambulance terdengar dan datang dari arah timur.
Aku mematung di tempat. Benar saja, sebuah ambulance melintas di jalanan di hadapanku. Lalu tidak lama setelah itu tiga mobil polisi mengekori laju mobil ambulance.
Mereka pergi ke arah barat, namun berbelok ke selatan di persimpangan jalan yang bisa kulihat dari arah sini.
Bisa saja ambulance dan mobil polisi tadi tidak ada hubungannya dengan Renjun. Tapi entah kenapa, dadaku berdebar lebih cepat. Rasa khawatir membuat kakiku melemas begitu saja.
Ingin sekali kucoba menghubungi Mark.
Aku menepis pikiran burukku dan segera pulang. Namun sepanjang perjalanan, aku seolah-olah terus mendengar sirine ambulance dan mobil polisi.
Kuambil ponselku, namun kusimpan lagi.
Bagaimana aku harus menghubungi Mark?!
Kubuka lagi ponselku. Kali ini aku mengetikkan nama seseorang.
📞Calling...
mark
Namun ternyata nomor Mark tidak terdaftar.
Kucoba menghubunginya lagi.
📞Calling...
mark
Tetap tidak terdaftar.
Kuberanikan diri untuk menghubungi Renjun.
Kuketik nama seseorang di kolom pencarian nomor.
📞Calling...
renjun
Ponselnya aktif, namun teleponku tidak diangkat.
Rasanya aku benar-benar hilang harapan. Pasti Renjun benar-benar fokus pada kehidupannya saat ini.
Tapi aku tidak bisa menahan diriku lagi, kucoba menghubungi Renjun sekali lagi.
📞Calling...
renjun
Tetap tidak diangkat.
Setelahnya aku lebih memilih memasukkan ponselku ke saku dan benar-benar tidak ingin memikirkan Renjun.
Lagipula kalau dia mati, aku tidak akan mendengar kabar kematiannya.
Aku turun dari bus dan berjalan memasuki gedung. Lalu sebuah panggilan masuk ke ponselku.
📞Incoming call...
renjun
episode 14
apaansi anj, cringe banget ㅠㅠ
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRPLANE
Fanfiction❝goodbye until the day we meet again.❞ ©lie-ar 2018 [ not revised ] TW ⚠️ This book contains sensitive material relating to: Drugs, Violence, LGBT, Suicide PG-15