AIRPLANE
Hari itu, aku terbangun dari pingsanku. Namun kudengar Renjun masih tidak sadarkan diri.
Rasanya dunia berhenti saat itu juga. Aku menangis dan ingin menghancurkan rumah sakit itu tapi tidak bisa.
Ada satu lagi yang terbaring masih tidak sadarkan diri, dia terlihat lebih tua dari Renjun dengan bibirnya yang seksi. Tapi aku tidak tahu namanya, yang jelas dia masih kawanan Renjun dan tertembak dengan dua peluru sekaligus.
Polisi sempat bertanya lagi, namun dia tetap tidak mempercayai perkataanku.
Karena ragu, hari itu aku diseret ke kantor polisi dan ditunjukkan pada 2 orang laki-laki lain yang tertangkap hari itu juga.
Satunya adalah laki-laki tinggi, tapi tidak seperti orang korea. Dia ada pada saat dimana malam itu aku dihajar oleh Doyoung yang masih satu kawanan dengan Renjun dan orang ini.
Aku tidak tahu siapa namanya.
Satunya lagi laki-laki yang lebih pendek dari orang yang tinggi ini. Dia punya hidung yang sempurna. Dan dia juga ada pada saat malam dimana Doyoung menghajarku.
Polisi bertanya pada keduanya apakah mereka mengenalku.
Aku tahu bahwa si tinggi itu mengetahuiku meskipun tidak mengetahui namaku, tapi dia menjawab tidak mengenalku.
Begitupun dengan laki-laki yang lebih pendek darinya, dia menjawab bahwa dia tidak mengenalku.
Akhirnya aku bebas dari tuduhan.
Sebelum aku pulang, polisi itu sempat menjelaskan padaku bahwa tidak baik terobsesi pada seseorang sampai mengaku-ngaku sebagai kekasihnya.
Memangnya siapa yang terobsesi, siapa yang mengaku-ngaku? Renjun memang kekasihku, dasar bodoh.
Lalu polisi itu juga menjelaskan justru akan membahayakan kalau aku benar-benar kekasih Renjun, ujarnya.
"Kau akan dikenakan tuduhan dan dinyatakan bersalah juga karena mencoba menutup-nutupi kasus ini dan menghalangi tugas kami."
Saat itu aku langsung teringat ucapan Mark.
"Dia berusaha melindungimu. Dengan cara mendorongmu menjauh darinya."
Renjun berusaha melindungiku dengan pergi dan menghindariku, dia menghapus nomor dan seluruh pesanku, juga seluruh hal-hal yang berkaitan denganku pada ponselnya.
Dengan begitu tidak ada bukti, dan aku tidak ikut dinyatakan bersalah.
Sesudah menyadari itu semua, aku kembali menangis malamnya.
Aku mengkhawatirkan Renjun.
Juga Mark. Aku tidak tahu dia dimana.
Tentu saja, mereka dipastikan ditangkap aparat kepolisian.
Dan yang selalu terpikir olehku adalah;
Renjun, do you still alive?
episode 16
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRPLANE
Fanfiction❝goodbye until the day we meet again.❞ ©lie-ar 2018 [ not revised ] TW ⚠️ This book contains sensitive material relating to: Drugs, Violence, LGBT, Suicide PG-15