AIRPLANE
"Baiklah! Istirahat!"
Aku mengangguk dan segera berderap untuk duduk didepan meja rias.
"Kukira hari ini akan selesai satu jam lalu." Kudengar salah satu staff mulai mengeluh.
Aku terkekeh pelan dan meminum air mineral yang baru saja diberikan.
Aku bekerja dalam satu tahun ini sebagai freelancer model sebelum tiga tahun enam bulan sebelumnya sempat bekerja sebagai pramugari.
Aku belum menemukan pekerjaan yang benar-benar cocok untukku.
Aku pernah ditawari casting untuk salah satu agensi empat tahun lalu, tapi aku menolak. Maksudku, aku tidak suka sesuatu yang menyiksaku.
Kemudian aku masuk kesini, dengan pimpinan yang menyenangkan dan banyak bicara.
"Sepertinya dilanjutkan besok saja,"
Samar-samar kudengar beberapa staff bicara begitu.
Akhirnya, aku ingin pulang dan merentangkan tubuhku.
+
Susah payah kulepas heels di kakiku. Kulempar ke sembarang arah setelahnya.
Kubersihkan diriku. Aku merasa wajahku seperti ditindih benteng besar saat tidur dengan keadaan wajah yang tidak benar-benar bersih.
Aku duduk di meja riasku. Damn, essence ku menghilang.
Kubuka laci kabinet mini dibawah, bukan essence, satu benda lainnya menarik perhatianku.
Kuambil kalung dengan liontin cincin yang kulepas sekitar lima tahun lalu.
Renjun, how are you?
Saat itu aku berpikir Renjun hanya menahanku pergi, tapi dia tidak benar-benar mencintaiku karena bahkan saat makan malam dia tidak bertanya soal kalung darinya yang kulepas.
Namun setelah hal itu terjadi.
Hal yang tidak ingin kuingat.
Aku menyadari bahwa aku cukup berharga di hidupnya. Renjun melindungiku. Dia menepati perkataannya soal dia akan menjagaku.
Meskipun hampir lima tahun berlalu, tapi air mataku tidak pernah mengering saat mengingat seseorang yang pernah begitu kuharapkan agar tetap hidup.
Laki-laki itu menghilang. Dia pergi. Dan aku bahkan tidak tahu ada di belahan bumi bagian mana dia sekarang.
Kupakai lagi kalung itu.
Berharap dia terus hidup baik-baik saja dan selalu bersamaku meskipun hanya didalam dadaku.
Kenapa aku selalu merasa seperti ini?
Tidak menyenangkan rasanya saat kau kesepian, right?
Aku mencoba tersenyum bodoh pada pantulan diriku yang menyedihkan di cermin.
Renjun, now I know.
Bahkan rasanya aku kembali pada beberapa tahun lalu saat aku duduk didepan meja rias dan melepas kalung ini.
We aren't meant to be.
episode 18
kepikir nga kalo kirakira s renjunnya ketemu dalam bentuk mimpi atau jasad? hahaa sorry sorry mr. simple :(
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRPLANE
Fanfiction❝goodbye until the day we meet again.❞ ©lie-ar 2018 [ not revised ] TW ⚠️ This book contains sensitive material relating to: Drugs, Violence, LGBT, Suicide PG-15