11. renjun, where are you?

5.9K 1.4K 117
                                    

AIRPLANE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AIRPLANE






















PLAK!






Sebuah tamparan baru saja mendarat di pipiku.

Aku terjatuh, mendadak kepalaku rasanya pusing.

Tamparannya lebih terasa seperti tinjuan.

"DIMANA HUANG RENJUN?!" Teriaknya ke arahku sambil menendang punggungku.

Aku menggeleng sambil merasakan sakit diseluruh tubuhku saat ini juga.

"Tahan dirimu, Doyoung!" Seorang laki-laki tinggi lainnya menahan laki-laki yang menampar dan menendangku.

Namun laki-laki yang bernama Doyoung itu mendorong lawan bicaranya dan berjongkok di hadapanku.

"A-AAKH!" Pekikku saat dia menarik rambutku dalam satu tarikan.

"Kau hanya tinggal memberitahuku dimana Huang Renjun sekarang?! Huh?!" Ucapnya dengan suara parau dan dalam.

"Lepaskan dia, hyung!" Mark datang dan mendorong Doyoung itu.

Aku menangis sesenggukan. Aku sudah tidak bisa berpikir apapun malam ini. Kalau harus mati, aku memilih untuk siap.

Mark membantuku bangkit dan menopang tubuhku yang limbung.

Yang lain hanya diam dan menonton. Jadi seperti ini yang namanya pertemanan dalam kehidupan Renjun?

Diluar dugaanku, tiba-tiba ada tiga orang laki-laki yang mendatangiku tidak lama setelah sambungan telepon melalui nomor tidak dikenal menghubungiku tadi.

Mereka datang dengan menjadikan tetangga flatku sebagai pancingan agar aku membuka pintu. Setelahnya mereka tiba-tiba menyeretku dan membawaku kemari.

Tepatnya dibelakang gedung toko buku yang tidak jauh dari gedung rumahku.

"Kau menahan Renjun hari itu! Dasar sialan!" Ucapnya sambil menunjuk wajahku.

Ah, jadi hari itu.





Omelette.






Aku ingat hari itu Jaemin dan Jeno ada di apartemen Renjun.

Dan malam ini hanya kutemukan Jaemin disini.







Siapa diantara mereka yang melibatkan aku?







"You know what? YOU TRYING TO KILL US!" Teriaknya.

Dadaku semakin tidak karuan. Getir menyelimutiku. Belum lagi kepalaku benar-benar pusing.

"Dasar sialan!" Doyoung itu berdecih. "KAU HARUS KUHABISI MALAM INI JUGA!"

"STOP, HYUNG!" Tahan salah satu laki-laki yang tinggi dengan matanya yang sipit tidak seperti orang Korea.

Aku menangis dalam rengkuhan Mark.

Aku takut.

Benar-benar takut.

Apa yang aku takutkan ternyata terjadi malam ini tanpa pernah kuperkirakan.

"Kalau Renjun ada hari itu, Taeyong tidak akan membuat dirinya terbang seharian. Kau tahu Renjun akan menahan Taeyong hari itu, bodoh! Dengan begitu tidak akan ada yang curiga dan polisi tidak akan menangkap Taeyong!" Ujar Doyoung pada laki-laki yang lebih pendek darinya.

Aku mengerjapkan mataku mencoba menghilangkan sedikit sakit di kepalaku.





Renjun, where are you?






Tiba-tiba, Doyoung maju dan mendorong Mark yang sedang menopang tubuhku.

Dia mengcengkram rambutku dan mengiring kepalaku menghantam tembok gedung dengan cukup keras.

"AKH!" Teriakku.

Pandanganku mulai kabur.

"Hentikan, sialan!" Teriak Mark.

Hanya itu.

Aku hanya bisa mendengar.

Pandanganku mulai kabur. Kepalaku berdenyut dan benar-benar sakit.

Suara-suara di sekitarku mulai samar terdengar. Namun beberapa saat setelah itu, aku merasa seseorang menggendongku di punggungnya.














































episode 11

AIRPLANETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang