Rental SCOOTER...

15.3K 616 9
                                    


Mata Ndaru tak beralih dari punggung pemuda berambut panjang pirang, yang tidak lama tadi berdiri dihadapannya,  berjalan semakin menjauh.

Punggung tegabnya, rambut pirang panjang yang dia biarkan terurai menutup pundaknya, brewok tipis yang menutup janggut dan rahangnya, matanya yang biru...

Usapan tisu di ujung bibirnya yang membangunkan khayalan Ndaru.

" dan gadis itu beruntung sekali mendapatkan cowok bertampang model seperti dia."
Begitulah ucap Lili menyadarkan Ndaru tentang keberadaan gadis disamping bule itu.  Merangkul pinggangnya.  Dengan senyuman menawan menatap kearah gadis disampingnta.

Cewek lokalan berkulit gelap dan sama sekali gak ada cantik-cantiknya.

" tsk, beruntung sekali... " hela Ndaru.

" hu-uh.". Ucap Lili dengan lengan diatas meja menyangga kepalanya dan tangan lainnya membuang tisu bekas liur Ndaru di keranjang sampah di bawah kakinya.

Ndaru berdiri dari tempatnya duduk.  Mengambil kunci montor di atas meja, yang bule tadi sewa, meletakkan kembali ketempatnya dengan kunci montor yang lain.

Lili sibuk mengetik informasi tentang pengembalian motor hari ini atau motor keluar disewakan.

Menghela nafas panjang,  mau dipikirkan atau tidak tetap saja kepikiran. Mau dikatakan iri, tentu saja iri.

Bagi cewek, wanita bagaimanapun bentuknya atau rupanya tetap memiliki kesempatan lebih besar dipilih laki-laki ganteng dari pada dirinya.

Kalau dipikir seperti itu malah bikin depresi, ugh...

Karena dia laki-laki.

Ini tahun ke-3nya di Bali. Pertama datang dia tinggal dengan sepupunya Bima yang tinggal di Bali karena pekerjaan dan harus memboyong istri dan anaknya.

Kalau diingat-ingat lagi Ndaru pernah menyukai sepupunya itu,  meskipun masih TK Ndaru tetap merasa malu.

Tinggal di Bali tak semudah bayangannya.

Tahun pertama sulit bagi Ndaru karena harus gonta ganti pekerjaan karena tidak cocok dengan pekerjaannya atau tidak cocok dengan gajinya.

Meskipun dengan bantuan Bima mencarikan pekerjaan dia tetap sampai 4 kali ganti pekerjaan.  Dan 2 bulan menganggur karena tak ada lowongan untuk ijasah SMAnya.

Sampai dia bertemu dengan Lili.

Waktu itu Ndaru mengisi waktu luangnya bersantai dipantai Kuta sambil menikmati pemandangan gratis yang terhampar didepan matanya. ///

Karena terlalu fokus dengan apa yang didepannya Ndaru sama sekali tidak sadar dengan seseorang yang duduk disampingnya.

" pantai memang tempat paling sempurna menikmati suasana yang panas. Kalau kau mengerti maksudku.". Katanya sambil mengerlingkan mata.

Ndaru yang terkejut ada seseorang yang duduk disampingnya dan sangat jelas mengerti arti tersembunyi di balik kata-katanya hanya bisa menatap gadis itu dengan mata terbelalak dan wajah memerah.

Gadis itu tanpa malu mendekatkan wajahnya didepan wajah Ndaru dan tanpa ragu membisikkan kalimat yang membuat jantung Ndaru meloncat keluar dari mulutnya.

Dia berbisik." dan lihat semua abs-abs itu, atau sixpack itu...".

Yang pertama dipikiran Ndaru saat itu,' astaga!!! Dia tau!!! Lari!!! Lari yang jauh!!!.'

Tapi yang membuatnya semakin terkejut adalah, gadis itu bukannya menghujatnya tapi malah tertawa histeris didepan wajahnya.

" astaga!astaga!astaga! Ternyata kau benar g...". Belum sampai gadis itu mengucapkan kalimat mematikan itu Ndaru melemparinya dengan pandangan tajam yang seketika membuat gadis itu bungkam. Namun dengan binar yang terlihat jelas dimatanya.

Waktu itu Ndaru sama sekali bingung dengan tingkah gadis itu. Kenapa dia begitu bahagia bertemu dengan orang seperti Ndaru.

Tapi yang lebih penting adalah Lili orang pertama yang mampu melihat sisi tergelap Ndaru tanpa Ndaru mengatakannya.

Dan Lili tidak menatapnya dengan pandangan jijik atau menghujatnya.

Ndaru benar-benar bersyukur untuk itu.

Dari situlah awal persahabatan mereka berdua.

Dan soal pekerjaannya yang sekarang bagaimana bisa berhubungan dengan Lili, mengejutkan tapi tidak juga, Lili adalah bos dari rental scooter tempat Ndaru bekerja saat ini.

Begitulah.

Ngimpi Macarin bule (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang