unfortunately.

8.3K 473 44
                                    


Ndaru hanya mematung didepan Dima. Ini bukan pertama kalinya Ndaru bertingkah seperti ini. Dia selalu canggung kalo berhadapan dengan orang yang dia sukai.

Waktu SMP juga begitu.

" you look cute wearing that sweater."

Dia gak salah dengarkan?, Dima memujinya!!.

Malu- malu Ndaru mau bilang terima kasih. Tapi ucapan Dima berikutnya nyaris membuatnya pingsan karena keselek ludah sendiri.

Dia dengan senyum innocen bilang,...
" but unfortunately that shirt covering your butt."

Apa maksudnya itu!!!

____

Setelah membeli baju maunya tadi Ndaru mau langsung pulang.

Tapi Ndaru gak tau mesti senang atau nangis dengan situasi saat ini.

Dia senang karena gak tau kenapa Dima ngikutin dia.

Sedih karena Ndaru gak tau mesti ngomong apa sama Dima.

Orang yang selama dua minggu ini jadi obsesinya ada di depan mata, dia malah gak tau mesti berbuat apa.

" way so awkward. I'm not bite. So relax a bit, oke."

Ndaru mendehem. Menggigit bibirnya. Otak berputar- putar mencari bahan obrolan.

" ... You stil remember me...?"

"  i am. So what your name?, mine Alezander dimatrov. Just call me Dima."

Ndaru melihat tangan yang ada didepannya. Dia gak percaya semua ini nyata.

Ini nyata kan?

Ndaru menjabat tangan yang lebih besar darinya itu. Tangan yang hangat.

Tak bisa lagi menyembunyikan rasa bahagianya Ndaru dengan sedikit mendongak menatap pria yang jauh lebih tinggi darinya itu. Dengan senyum lebar dibibirnya dia menyebutkan namanya.

" Ndaru. My name."

Mereka berdua masih berdiri didepan toko baju. Setelah melewati masa canggungnya Ndaru bisa dengan mudah ngobrol dengan Dima.

" so you came to Bali alone?" tanya Ndaru setelah mendengar cerita Dima kalau dia datang sendirian ke bali.

Dima hanya mengangguk.

" why?. Why not come with your family or friends or...or..." Ndaru gak berani bilang kata terlarang itu karena takut kecewa dengan jawaban Dima.

Tapi dia penasaran...

" your girlf..."

Belum sempat Ndaru menyelesaikan kalimatnya Dima sudah memotong dengan jawabannya.

" i don't have one..."

Tanpa sadar Ndaru yang mendengar hal itu melihat Dima yang ada disampingnya dengan senyum lebar dibibirnya.

" why you look so happy?" tanya Dima melihat senyum di wajah Ndaru.

Wajah Ndaru seketika merah padam. Sambil menunduk dia menutup wajahnya dengan baju yang dia pakai.

"  aww... so cute." Dima mengusap- usap rambut Ndaru.

Melihat kebiasaan Ndaru yang selalu menutup wajahnya dengan baju hanya membuat Dima ingin terus menggodanya.

" i come alone to find boyfriend, maybe." kata Dima sambil mengerlingkan matanya pada Ndaru.

Ndaru yang terkejut mendengar ucapan itu langsung menoleh kearah Dima dengan mata terbelalak penuh harap.

Mengerti maksud tatapan yang diperlihatkan cowok disampingnya, dengan tertawa Dima berkata: " why?, you want to be my boyfriend."

Ndaru seperti tersambar gledek mendengar ucapan Dima hanya bisa mangab- mangab.

Nih cowok cakep dari tadi bikin jantungan aja!!!

" yo...you...just kidding right...?"

" you don't want?"

" tentu saja mau!!" teriak Ndaru reflek. Dia gak sadar pakai bahasa indonesia. Membuat Dima terkejut juga bingung gak ngerti dengan yang diucapin Ndaru.

Ndaru jadi salah tingkah sendiri.

" itu...anu...bukan...maksudku..." pada akhirnya dia cuman ngangguk- ngangguk saja.

" hei, don't lookdown. I want look your face."  dengan pergelangan tangannya Dima mengusap pipi Ndaru.

Ndaru yang gak percaya dengan apa yang terjadi. Hati dan otaknya berpikir kalau semua ini cuman main- main. Berpikir seperti itu bikin dada Ndaru sesak.

Dia ingin memastikan kalau semua ini gak sekedar permainan.

Dia melihat kearah Dima. " you...you serious right. Its not some prank or...or something like that...?" tanya Ndaru penuh harap semua ini nyata.

" no. I think a like you."

Mendengar itu mata Ndaru kembali berbinar. Tapi satu pertanyaan lagi untuk meyakinkan hatinya.

" but, why...?. I mean we only met one time and that two week ego? And the most important think is, iam guy..." kalimat terakhir diucapkan Ndaru dengan sangat pelan.

" that matter for you?"

" no". Ndaru tanpa pikir langsung jawab sambil liat Dima.

Mereka berdua sesaat saling memandang mata masing- masing.

Meskipun diterangi lampu neon diatasnya Ndaru masih bisa melihat jelas warna mata Dima. Tidak biru atau hijau seperti bule kebanyakan. Tapi coklat tua yang memberimu perasaan hangat bila kamu melihatnya.

" so you gay?" tanya Ndaru yang masih menatap Dima.

" yes." jawab Dima dengan tersenyum.

" you have boyfriends before?".

" brokeup five month ego."

" why?"

"curious are you?"

" not really."

" how about you?".

" what about me?".

" have boyfriend righ now?".

" you. If  you really mean what you say before." jawab Ndaru dengan nada bercanda. Tapi dalam hati dia berharap semua yang diucapkan Dima bukan sekedar main- main.

Dima tertawa. " i mean it."

Ndaru tak bisa menyembunyikan rasa bahagia mendengar kata- kata Dima. Wajahnya memerah dengan senyum lebar dibibirnya.

Tapi kemudian dia bilang," its getting late. We'll talk again tomorow.

Whhaat!!!!. Cara yang hebat untuk menjatuhkan kebahagiaan orang.

Ndaru liat jam di layar hpnya. Sudah hampir jam setengah sebelas malam. Waktu benar berjalan cepat kalau kita lalui dengan orang yang kita sukai.

Arghh!! Kenapa jam cepet banget jalannya pas saat seperti ini.

" hei dont upset. Give me your number. I'll call you tonight."

Ngimpi Macarin bule (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang