counting days...

5K 324 9
                                    


Dulu Ndaru selalu iri melihat pasangan asing dan orang lokal bergandengan tangan. Dia juga menginginkan itu.

Tapi saat suatu keinginan berubah menjadi nyata dia hanya sesaat bisa menikmatinya.

5 hari lagi.

Dengan waktu yang semakin sedikit, Ndaru ingin menghabiskan waktunya sedekat mungkin dengan Dima. Dia tidak ingin jauh dari pria itu. Kemanapun dia pergi Ndaru mengikutinya. Berlebihan memang. Tapi siapa yang mau berpisah dengan bule seksi, penuh perhatian juga romantis.

Yang jelas bukan Ndaru, membuatnya tinggal dengan Dima sekarang.

4 hari lagi.

Ndaru yang sedang sikat gigi melirik pantulan tubuh Dima yang sedang mandi dari kaca diatas wastafel didepannya.

Punggung berototnya. Bokong yang bulat. Sepasang kaki yang kuat. Pemandangan lebih menakjubkan ada di bagian depan. Sayang Dima memunggunginya sekarang.

"... dari pada kamu melihatku disana, kenapa tidak sekalian mandi denganku...".

Di ikuti dengan seks di kamar mandi.

3 hari lagi.

Dima duduk santai disofa menonton tv dengan Ndaru berbaring di pangkuannya bermain game di hp Dima.

" kamu ingin keluar?" tanya Dima meletakan remot di meja setelah mematikan tvnya.

Ndaru mendongakkan kepalanya.

" beberapa hari ini kita terus di
rumah. Apa kamu gak bosan?."

Ndaru bangun dari pangkuan Dima tersenyum menggoda." kalau kamu bosan kita bisa melakukan hal yang menyenangkan sekarang." ucapnya sambil menciumi leher Dima.

2 hari lagi.

Ndaru duduk diatas tempat tidur. Dia hanya diam melihat layar hp Dima. Temaram cahaya dari layar hp memperlihatkan wajah sedihnya dalam kamar yang gelap itu.

Meletakan hp diatas meja dia melihat sosok pria yang tidur dengan tenang disampingnya.

Dengan jemarinya membelai helaian rambut yang menutupi kepalanya.

Bertemu dengan orang ini hal yang paling luar biasa dalam hidupnya.

Mengingat semua hal yang dia lakukan dengan orang ini membuatnya menjadi orang paling bahagia sedunia.

Dia sudah janji tidak akan mengakhiri hubungan ini sejauh apapun jarak yang memisahkan.

Ndaru harus percaya.

Menundukkan wajahnya Ndaru memberikan kecupan lembut di kening Dima. Dengan perlahan dia membaringkan tubuhnya di samping Dima. Memeluknya.

1 hari lagi.

Seharian Ndaru badmood. Karena itu Dima mengajaknya jalan- jalan untuk mengubah suasana hatinya.

Dengan mobil sewaan mereka muter- muter Kute dan sekitarnya.

Di dalam mobil mereka ngobrol ringan dengan mendengarkan musik dari radio. Satu tangan Dima menggenggam tangan Ndaru dangan satu tangannya diatas setir mobil.

Saat mendengar lagu yang mereka sukai diputar, mereka akan menyanyikannya bersama meskipun keduanya malah merusak lagu itu.

Siang harinya mereka mencari restoran di sekitar pantai Kute untuk mengisi perut dan istirahat sejenak.

Mengisi waktu sambil menunggu sunset, Dima mengajak Ndaru masuk kedalam mobil.

Dia merencanakan sesuatu di kepalanya.

Setelah Dima menghentikan mobilnya, Ndaru melihatnya dengan wajah bingung.

" apa yang kita lakukan disini?". Tanya Ndaru.

" aku ingin mencoba sesuatu." jawab Dima sambil mengecup bibir Ndaru kemudian dia keluar dari mobil di ikuti Ndaru masuk kesebuah studio tato.

Mereka duduk berdampingan diatas beanbag dipinggir pantai Kuta. Menikmati kehangatan dan keindahan sunset sore itu.

Namun mata Ndaru tidak menikmati keindahan sunset sore itu. Dengan tatapan bahagia dia melihat tangan Dima yang ada diatas pangkuannya.

Di balik pergelangan tangan itu terdapat tato bertertuliskan nama ' NDARU' dengan huruf latin yang indah.

Hari terakhir.

Ndaru mengoleskan salep khusus  untuk tato dipergelangan tangan Dima.

" apa ini masih merasa sakit?".

Dima menggeleng " hanya sedikit gatal. Orang (yang menggambar tato)bilang jangan di garuk, cukup di usap saja."

" oh. Seperti ini?." Ndaru mengusap pelan- pelan kulit di sekitar tato Dima.

Dima tersenyum. " kamu mau membantuku mengepak?".

Mendengar pertanyaan Dima membuat gerakan tangan Ndaru berhenti sesaat. Namun tak berapa lama dia mengusap kembali tangan Dima sambil menggumam " oke."

Dima mengecup kening Ndaru sebelum berdiri. Ndaru mengambil nafas panjang sambil mengelus dadanya yang tiba- tiba terasa sakit.

Ndaru melihat Dima yang berjalan kearah kamar tidur yang selama satu minggu ini menjadi milik mereka berdua.

Matanya melihat belakang pergelangan tangan Dima yang memerah. Namanya tertulis dengan indahnya disana. Membuatnya tersenyum melupakan rasa sakit didadanya.

Ndaru berdiri mengikuti Dima dari belakang kemudian memeluk punggungnya.

_____

Tiga chap. lagi sebelum cerita DIMA & NDARU berakhir...QAQ

Ngimpi Macarin bule (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang