PAMER...

7.7K 409 5
                                    


Lili melihat Ndaru bingung.

Ndaru mengerjakan semua pekerjaan di rental hari itu sendirian ,tanpa protes sekalipun, dengan wajah tersenyum dengan aura cerah bersinar seperti silaunya matahari.

Lili yakin kemaren nih anak seharian nggondok tanpa alasan jelas...

Tidak. sudah jelas apa yang bikin dia depresi seharian kemarin.

Tapi apa mungkin dia , dari suram kembali ceria cuman dengan waktu semalam.

Jujur saja, kalau Lili sih bisa depresi seumur hidup kalau gak pernah merasakan pacaran sekalipun se umur 20 thn hidupnya.

Tapi ini sudah berlebihan!. Sampai bersihin gorong- gorong didepan rental segala!!!

Melihat Ndaru yang habis mandi dan sudah berganti baju Lili yang penasaran bilang: " kesambet setan mana kamu, dari tadi senyum- senyum gitu?"

" setan cinta." jawab Ndaru dengan senyum menggoda.

Lili berlagak muntah. " setan cinta pala lo peang."

" lili, kalo kamu gak percaya juga gak papa kok. Biar ini jadi rahasia di hatiku saja." Ndaru bilang sambil meletakkan telapak tangannya didada.

" kamu lagi maen drama apaan sih, kok aku gak pernah tau." sindir Lili.

Ndaru hanya membalasnya dengan diam dan tatapan menerawang dengan senyum yang dari tadi tidak hilang- hilang dari wajahnya.

Tiba- tiba saja Ndaru berloncatan kesan kemari seperti anak kecil yang bahagia karena dibelikan sepeda sama orang tuanya. Tentu saja dengan senyum, yang lama dilihat malah bikin takut, di wajahnya.

Tentu saja bikin Lili yang duduk disebelahnya jatuh dari kursinya saking kagetnya.

' gak beres nih anak, beneran kesambet setan!' pikir Lili dengan wajah ketakutan. ' cepat panggil mbah dukun!!!'

" semalam aku ketemu dia." kata Ndaru tiba- tiba setelah berhenti berhenti lompat- lompat. Melihat kearah Lili yang duduk dilantai dengan wajah ketakutan seperti baru lihat pocong lewat didepannya.

" ngapain kamu duduk di lantai?, kenapa mukamu ketakutan gitu?"

Lili segera berdiri. Bentak- bentak Ndaru saking marahnya:" kamu masih berani nanya. Aku jatoh gara- gara kamu! Takut juga gara- gara kamu!!" sambil nunjuk- nunjuk muka Ndaru.

Ndaru sendiri jawab balik tanpa rasa bersalah:" berisik Li. Jangan teriak- teriak. Aku gak ngerti kamu ngomong apa."

Lili habis kesabaran hanya bisa bentur- benturin kepalanya diatas meja didepannya.

Melihat kelakuan temannya seketika membuat Ndaru panik.

" hentikan Lili!. Kalo lo mau bunuh diri besok- besok saja setelah aku selesai cerita."

" temen macam  apa kamu !!. Dasar gak berperasaan. Kamu bukan temenku. Kita putus hubungan!!"

" jadi kamu gak mau denger ceritaku?".

" bodo amat." Lili sewot.

" aduh- aduh dia marah~" goda Ndaru makin seneng saja lihat Lili monyong.

Lili yang marah ngetik di keybordnya sampai bunyi CLAK, CLAK, CLAK.

" semalam aku ketemu Dima."

Suara clak, clak, clak seketika berhenti. Lili melihat ke arah Ndaru, " siapa?"

" jangan belagak tuli. Dan kamu tau siapa dia." Ndaru balas nunjuk- nunjuk muka Lili.

" iya, iya. Lalu..." Lili meminta Ndaru meneruskan ceritanya.

" kita ngobrol."

" lalu..."

" ngobrol."

" ..."

" kita cuma ngobrol."

" sumpah waktu berhargaku hilang cuman buat dengerin cerita sampah mu."

" dia ngajak jalan."

Lili mlongo. °A°

Setelah sadar dari rasa terkejutnya Lili mempertanyakan cerita Ndaru yang terdengar ambigu.

" Tunggu. Ngajak jalan itu maksudnya...?"

Ndaru ngangkat bahunya. Jujur saja dia sendiri juga tidak tahu. Meskipun semalam Dima bilang ke Ndaru mau pacaran, Ndaru gak tau bener gaknya semua ucapan Dima itu. Semalaman ditunggu juga gak calling. Mana Ndaru gak tau nomer Dima. Bikin hati jadi galau.

Lili duduk tegak. Wajahnya serius melihat Ndaru.

" dengar, mungkin aku salah. Tapi Ndaru jangan terlalu berharap terlalu tinggi aku takut kamu kecewa pada akhirnya. Aku cuma pesen hati- hati".

Ndaru memalingkan wajahnya. Menyembunyikan perasaan sedihnya.

Sejak awal juga dia sudah ngerti.

Tapi dalam hati dia berharap pada Dima.

Ndaru hanya berpikir untuk saat ini. Dan bagaimana kejelasan hubungannya dengan Dima, Ndaru akan lihat nanti.

Entah Dima akan menghubunginya atau tidak.

Saat suasana diantara dua sahabat itu berubah canggung, hp Ndaru berbunyi mengagetkan mereka.

Ndaru mengambil hpnya dari saku belakang celananya. Melihat ada pesan masuk di WA-nya. Setelah membaca pesan itu Ndaru langsung lari keluar gedung dengan senyum diwajahnya.

Lili yang terkejut dengan kelakuan Ndaru yang tiba- tiba itu langsung mengikutinya  keluar.

Diluar dia lihat Ndaru dengan bahagianya lagi ngobrol dengan cowok bule ganteng dibawah pohon mangga.

" jadi dia yang namanya Dima." gumam Lili." sialan tuh bocah! Sengaja ketemuan sama bule ganteng didepan hidungku. Mau pamer ya. Bikin orang pengen aja". Lili grundel.

" kok kamu tega sih Li, liatin cowok lain didepanku...huhu~" kata Nurin dari balik tembok dengan wajah melas, air mata menggenang di bawah kakinya.

Lili kehabisan kata- kata.





Ngimpi Macarin bule (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang