Lili yang khawatir dengan 'mental' Ndaru saat itu, memintanya untuk istirahat.Tentu saja dia mengambil kesempatan yang jarang terjadi itu dengan senang hati. Meskipun Ndaru sama sekali gak ngerti maksud Lili dengan 'MENTAL' itu sendiri.
Lili meninggalkan Ndaru yang masih bersantai dibawah pohon mangga. Melayani beberapa wisatawan asing yang datang untuk menyewa motor.
Dan Ndaru sendiri sangat menikmati waktu bersantainya siang itu.
Semilir angin siang itu menyejukkan tubuh Ndaru yang panas. Hembusan diwajahnya membuatnya mengantuk. Tanpa dia sadari Ndaru sudah tertidur ditempat duduknya.
Ndaru gak tau dia sudah bangun atau masih bermimpi dalam tidurnya.
Saat membuka mata, yang pertama kali dia lihat sosok pria asing ini. Duduk dikursi yang ditempati Lili tadi.
Terlalu fokus dengan hp digenggamannya. Dia sama sekali tidak sadar dengan orang disampingnya sudah terbangun dan dengan tak tau malu melototi tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kakinya.
Bagi Ndaru yang memang tak punya rasa malu, ada pemandangan gratis didepan mata tentu saja dia nikmati tanpa tanggung- tanggung.
Mata Ndaru melihat rambut tebal berwarna coklat gelap hampir hitam berantakan karena tertiup angin.
Tangan Ndaru merasa gatal ingin merapikan helaian rambut itu.
Wajah yang tampan tanpa brewok.
Hidung yang mancung.
Bibir kemerahan yang tak terlalu tipis atau terlalu tebal. Sempurna seperti bentuknya meskipun sedikit kering.
Dan matanya... Ndaru gak tau apa warna matanya karena posisi duduknya Ndaru hanya bisa melihatnya dari samping.
Ndaru sedikit kecewa dengan itu.
Dari balik baju yang dia pakai samar Ndaru bisa melihat punggung tegabnya.
Padahal dia hanya memakai kaos oblong warna merah, celana surfing dan sandal jepit. Tapi dimata Ndaru dia seperti model yang akan berjalan di catwalk.
Entah bagaimana Ndaru mulai mengagumi pria disampingnya itu. Perasaan yang sama yang dia rasakan pada Adrian waktu dia SMP.
Tapi sayang sekali, setelah hari ini Ndaru tak akan pernah melihat pria ini lagi.
Memikirkan setelah ini tidak bisa bertemu dengan pria ini hanya membuat hatinya sedih.
Tapi lebih baik seperti itu. Meskipun ada kesempatan untuk bertemu lagi, dia tidak ingin seperti pengunjung musium' boleh lihat, tidak boleh pegang' apalagi memiliki.
Tidak mungkin terjadi.
Ndaru masih meratapi nasip menyedihkannya sampai suara panggilan membangunkanya.
" Dima you come?".
" oke." cowok disamping Ndaru menjawab.
Dia berdiri dari tempatnya duduk di samping Ndaru. Mengambil ransel yang dia letakkan dibawah kakinya. Memakainya dipundak.
Rasa kecewa seketika menyelimuti hati Ndaru melihat cowok bule itu pergi.
Dan saat dia menghilang dari pandangan akan menjadi saat terakhir Ndaru melihatnya.
Saat seperti ini ingin sekali Ndaru memiliki kekuatan super menghentikan waktu.
Dia akan menghentikan waktu saat ini, supaya dia bisa memandangi pria itu sampai puas.
Dada Ndaru terasa sakit melihat cowok itu pergi. Berjalan kearah temannya yang menunggunya diatas motor.
Namun tiba- tiba keajaiban terjadi didepan mata Ndaru.
Sambil berjalan cowok bule itu menoleh kearah Ndaru dengan senyum lebar dibibirnya.
Ndaru terbelalak melihat senyuman itu.
Jantungnya seketika berdetak sangat kencang.
Ndaru masih tak percaya bercampur bingung dengan apa yang baru saja dilihatnya. Sampai tak menyadari pria itu sudah jauh pergi.
Cowok itu tersenyum pada Ndaru.
Cowok itu tersenyum pada Ndaru.
Cowok itu tersenyum pada Ndaru.
Dia benar- benar tersenyum pada Ndaru.
Namun tiba- tiba saja seperti mendapat sambaran petir. Wajah Ndaru seketika terasa panas.
Saat menyadari maksud senyuman itu semuanya sudah terlambat.
" ...dia tau..." Ndaru menutupi wajahnya yang memerah dengan bajunya.
Malu...///
KAMU SEDANG MEMBACA
Ngimpi Macarin bule (End)
RomanceNdaru cowok 21 tahun yang sadar kalau dirinya gay nekat merantau ke Bali untuk mewujudkan mimpinya; Mantengin cowok-cowok bule ganteng sepuas-puasnya!. Itulah keeinginan terbesar Ndaru. Simple as that. Dengan hobi yang sedikit mengerikan itu tanp...