Pekerjaan hari ini tidak sesibuk hari biasanya. Gak banyak turis datang untuk menyewa motor.#PS: sama sekali gak tau bagaiman prosedur penyewaan motor di Bali. Jadi semua yang ada disini hanya karanganku saja.
Karena itu Ndaru menggunakan kesempatan ini untuk bermalas- malasan. Sambil stalking cowok- cowok ganteng di sosial media.
Duduk santai di bawah pohon mangga yang sengaja di biarkan tumbuh di depan toko.
Karena panasnya hari itu Ndaru hanya memakai celana pendek dan kaos putih kebesaran. Tidak lupa kacamata hitam yang menutup kedua matanya.
Ndaru yang terlanjur jauh masuk kedalam pikiran ngeresnya, tak sadar dengan Lili yang memandanginya dari samping dengan perasaan cemburu.
Bagaimana tidak cemburu. Seterik apapun sinar matahari siang itu. Atau siang- siang sebelumnya, sama sekali tak mempengaruhi warna kulit Ndaru.
Sedangkan Lili, hanya sejam berdiri diluar rumah membuat kulit putih mulusnya seketika berubah coklat.
Warna kulit Ndaru sendiri tak seputih Lili. Tapi bisa dibilang bersih untuk ukuran laki- laki.
Entah itu karena Ndaru yang jarang keluar rumah. Atau produk perawatan kulit yang bagus.
Oh, atau karena dia gay.
Terdengar tak masuk akal. Banyak cowok gay di luar sana yang berkulit gelap.
" huh!" Lili mendengus sambil cemberut. ' itu karena Ndaru yang beruntung mendapatkan kulit bagus begitu.' pikirnya sambil mengalihkan pandangannya kearah keramaian jalan raya didepannya.
Dari mata Lili, Ndaru itu tidak ganteng tapi juga tidak jelek. Lumayannlah. Dia juga tak terlalu tinggi hanya mencapai 173cm dan sedikit kurus. Bukan karena diet atau apa pun tapi memang porsi makannya yang tak bisa banyak seperti anak laki- laki seumurannya.
Berpikiran seperti itu Lili berasa seperti emak- emak yang khawatir anaknya yang susah makan. Hehe...
Rambut Ndaru juga selalu dipotong pendek dibagian belakang dan dibiarkan sedikit panjang dibagian depan. Nilai plusnya adalah meskipun cowok dia selalu wangi juga rapi ( mungkin kerena dia gay, seperti cewek yang selalu ingin terlihat cantik, dia juga senang memperlihatkan sisi terbaiknya. Meskipun diabsendiri gak mengakuinya.) dan kulit kuning langsat mulus yang tampak bersinar dibawah matahari tentu saja bikin iri Lili tanpa akhir.
Kalau saja dia normal Lili gak bakal pikir dua kali untuk menjadikannya pacar yang bakal dia pamerin kemana- mana.
Tiba- tiba saja Lili memukul kepala Ndaru.
" hei! Apaan sih Li!?". Protes Ndaru. Melepas kacamatanya melotot pada Lili.
" aku mau tanya?" ucap Lili semangat.
" kalau mau tanya, tanya saja gak usah main pukul." ucap Ndaru jengkel sambil mengelus kepalanya yang kena pukulan Lili.
Lili mendekatkat wajahnya pada Ndaru. Dengan suara pelan dia bertanya...
" jika ada bule datang memintamu menjadi kekasihnya apa jawabmu?"
Tanyanya tiba- tiba.
Ndaru yang bingung dengan pertanyaan yang entah dari mana datangnya itu hanya mengerjabkan matanya.
" tergantung itu bule, cewek atau cowok." ucapnya enteng kembali mengalihkan perhatiannya pada hp di genggamannya.
Memukul kepala Ndaru. " jelas- jelas kau tau apa maksudku!." bentak Lili yang tak sabar mendengar jawaban dari Ndaru.
Ndaru hanya melotot pada temannya itu yang sekali lagi memukul kepalanya. Kemudian kembali melihat hpnya sambil jawab. " tentu saja aku terima."
" kau tidak peduli dengan pandangan orang?."
Ndaru mengerutkan keningnya. " apa peduliku. Urusan mereka mau berkomentar seperti apa?".
" serius?. Kamu gak peduli dengan orang yang TIDAK SEDIKIT akan menghujat mu?." tanya Lili lagi dengan penekannan kata ' tidak sedikit'.
Ndaru menghembuskan nafas panjang. Meletakkan hpnya diatas meja.
" kenyataannya memang seperti itu. Untuk orang sepertiku ' penyuka sejenis', tau konsekuensi hidup dinegeri ini. Tapi selama aku diam. Berhubungan dengan siapapun. Dengan orang yang aku sukai. Orang- orang itu tak akan tau."
" apa benar semudah itu?". Tanya Lili yang mau tak mau mesti khawatir dengan nasip masa depan temannya itu.
Ndaru mengangguk- angguk. " emm, memang semudah itu."
" cara berpikirmu terlalu simpel."
" aku hanya gak mau memikirkan sesuatu yang kemungkinan terjadinya sangat kecil."
" maksudmu?". Tanya Lili
" kenyataanya sudah 3 tahun tinggal disini gak ada satupun bule yang tertarik denganku. Jangankan orang asing, cowok lokalan pun gak ada yang mendekat.hahaha..."
Meskipun mengatakannya sambil tertawa, entah kenapa Lili merasa mendung hitam keputus asaan menggantung diatas kepala temannya itu.
Masa depanmu mengkhawatirkan Ndaru.
![](https://img.wattpad.com/cover/152943069-288-k673356.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ngimpi Macarin bule (End)
DragosteNdaru cowok 21 tahun yang sadar kalau dirinya gay nekat merantau ke Bali untuk mewujudkan mimpinya; Mantengin cowok-cowok bule ganteng sepuas-puasnya!. Itulah keeinginan terbesar Ndaru. Simple as that. Dengan hobi yang sedikit mengerikan itu tanp...