Satu minggu berlalu sejak Dima mengatakan keinginannya untuk pindah kerja. Meskipun mereka saling kirim pesan atau video call-an setiap hari, Dima gak sekali pun mengatakan hal itu lagi.Bahkan dia tidak memberi kabar apakah permohonannya di setujui atau tidak.
Yang jelas sekarang Ndaru merasa bersalah pada Dima. Saat itu dia sama sekali tidak memikirkan perasaan Dima yang dengan senangnya menceritakan niatnya untuk pindah kerja. Tapi dengan egoisnya Ndaru hanya memikirkan diri sendiri. Terpengaruh rasa takutnya membuat sekali lagi kepercayaannya pada Dima hilang.
Saat itu dalam pikiran Ndaru hanya ada Dima yang akan semakin jauh darinya dan benar- benar akan meninggalkannya.
Tapi sekarang, saat pikirannya tenang. Ketakutannya itu benar- benar gak beralasan.
Dia harus percaya pada Dima yang telah berjanji padanya.
Kenyataannya kemanapun Dima pergi. Ke negara manapun. Mereka tetap saja berjauhan. Tetap saja hanya bisa mengirim pesan dan kalo kangen cuman bisa video call-an.
Dan sekarang Ndaru bingung ingin menanyakan lagi soal kepindahan Dima. Apakah di terima atau tidak.
Ndaru gak pengen menjadi penghalang karir Dima. Dia cuman pengen Dima bahagia.
Ndaru masih memilih antara langsung video call dengan Dima atau kirim pesan saja saat hpnya berbunyi.
Melihat nama pengirimnya, membuat Ndaru tersenyum.
Kebetulan sekali Dima mengirim pesan sekarang. Ndaru bisa sekalian menanyakan tentang kepindahannya.
Ndaru lebih dulu membaca pesan Dima,
Permohonanku di penuhi.
Berangkat 1 bulan lagi.Love U.
Pertanyaan Ndaru entah bagaiman terjawab. Sekarang dia hanya merasakan dadanya berdegub kencang. Tapi dia tidak tau apa yang dia rasakan.
Harus senang atau sedih tetap tidak mengubah kenyataan Dima tetap jauh darinya.
Setelah beberapa saat terdiam Ndaru membalas pesannya.
Good luck.
Be save.Love U too.
Ndaru menghela nafas panjang.
" kenapa bikin tampang susah gitu?" tanya Lili yang dari tadi ada dikamarnya.
" sudah malam kenapa masih di sini?, sana pulang."
" kenapa mengusirku?.aku kangen tidur sama kamu." kata Lili cemberut.
" omonganmu itu yang selalu bikin orang salah paham. "
" eh, sejak kapan kamu peduli omongan orang?."
Ndaru rebahan diatas tempat tidurnya. Lili mengikutinya berbaring di sebelahnya." terserah kamu deh. Tapi jangan menyalahkanku kalau aku gak bisa menahan diri."
" gak perlu menahan diri. sekarang juga aku akan menyerahkan semuanya padamu." kata Lili melihat Ndaru dengan senyuman menggoda.
Ndaru seketika bergidik." Gak! Makasih. Serahkan saja semuanya pada Nurin."
" uh, aku jadi pengen ngelakuin."
" diam Lili. Disini gak ada yang mau ngelakuin ini itu sama kamu."
________
Satu bulan cepat sekali datangnya. Hari dimana Dima akan pindah kerja.
Ndaru merebahkan tubuhnya dengan posisi miring diatas tempat tidurnya melihat Dima dari layar laptopnya, yang diletakkan di atas bantal dekat wajahnya, sibuk mengepak semua barang yang akan dibawanya ke tempat barunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ngimpi Macarin bule (End)
RomanceNdaru cowok 21 tahun yang sadar kalau dirinya gay nekat merantau ke Bali untuk mewujudkan mimpinya; Mantengin cowok-cowok bule ganteng sepuas-puasnya!. Itulah keeinginan terbesar Ndaru. Simple as that. Dengan hobi yang sedikit mengerikan itu tanp...