PELECEHAN SEKSUAL!!

14.5K 503 0
                                    


Hari ini hari yang sibuk untuk Lili dan Ndaru. Mengingat pegawai rental motor ini hanya 4 orang. Ndaru dan Lili yang melayanni penyewa didepan. Dan 2 orang lagi montir.

Karena pada dasarnya ini hanya rental kecil yang dibuka dengan tabungan sendiri. Itu pun ditambah dengan hutang di bank. Motor yang disediakan juga gak banyak, cuman 20 motor.

Tapi entah kenapa, meskipun hari ini banyak wisatawan yang datang menyewa motor- motornya. Lili merasa ada yang ganjil. Ada perasaan aneh rasanya mengganjal di tenggorokan.

Lili bolak- bolik mengecek layar komputernya. Melihat satu- persatu nama semua penyewa hari ini.

Mulai dari nama jepang, korea dan banyaknya nama bule dari berbagai negara...

Aah...Lili tau apanya yang salah. Tapi tenang saja bukan masalah serius kok.

Pokok masalahnya adalah...

Hari ini banyak cowok- cowok bule ganteng berseliweran di toko. Tapi entah kenapa satu orang yang mestinya paling bersemangat melayani bule- bule itu malah mojok dipojokan diam tak bergerak. Hanya ditemani awan hitam dan gemuruh halilintar diatas kepalanya.

Lili gak tau mesti ketawa atau menangis sedih melihat tingkah temannya itu.

Lili perlahan mendekati Ndaru ikut jongkok disampingnya sambil menepuk- nepuk pundaknya.

" hei, kalau ada masalah bilang. Kali aja kakak ini bisa bantu." ucap Lili lembut sambil tersenyum.

Ndaru mengangkat kepalanya. Melihat wajah Lili dari bawah bulu matanya.

" jangan senyum. Kamu gak pantes tersenyum lembut gitu, bikin merinding saja..." gumam Ndaru.

Mendengar itu Lili langsung mendaratkan pukulan diatas kepala Ndaru.

Ndaru hanya mengeluarkan suara ' aoo' kesakitan.

" sialan!. Rugi aku khawatir sama kamu." bentak Lili jengkel. Kembali duduk diatas kursi yang biasa dia tempati.

" lagian kenapa kamu dari tadi diam di pojokan gitu?, mau makan gaji buta."

Ndaru perlahan berdiri. Mengikuti Lili duduk diatas kursi di samping Lili.

Meletakkan kepalanya diatas meja. Dengan telinga memerah dia berkata," ...aku ketahuan..."

Saking pelannya Lili gak dengar apa kata Ndaru.

" huh...ngomong apa?, aku gak dengar." tanyanya sambil mengangkat sebelah alisnya.

Ndaru menghela napas panjang. Dengan memiringkan kepalanya yang masih diatas meja dia menghadap teman ceweknya itu.

" aku ketahuan ngintipin orang."

Lili mendengar pengakuan itu hanya diam melihat Ndaru tanpa ekspresi apa pun diwajahnya.

Setelah beberapa saat diam Lili membuka mulutnya.

" ...dan aku gak tau kenapa kamu masih duduk santai disini, bukannya di penjara dengan tuduhan pelecehan seksual." katanya super enteng.

Ndaru cepat mengangkat kepalanya dari atas meja. Dengan mata terbuka lebar menghadap temannya.

" tapi dia benar- benar HOT tau!". Katanya bersemangat.

" okeee...dan juga semua cowok bule yang lewat didepanmu". Kenyataan setiap pria bule itu HOT untuk Ndaru.

Ndaru monyongin bibirnya mendengar ucapan tamannya itu.

" tapi dia beda."

" bedanya?."

Ndaru tersenyum mengingat kejadian kemarin. Senyuman cowok itu masih jelas terpatri di otak Ndaru. Membuatnya teringat semalaman.

" dia bule paling sexy yang pernah aku lihat."

" oke. Lanjut."

Ndaru membuat senyuman lebar menyilaukan diwajahnya, memakasa Lili memakai kacamata hitam di matanya.

" rambut tebal berwarna coklat. Hidung yang mancung. Punggung yang tegab. Kulitnya sedikit gelap mungkin terlalu lama berjemur dipantai. Oh, oh dan juga otot- otot itu..."

Lili mengambil kotak tisu. Meletakkannya didepan Ndaru untuk melap iler yang merembes dari ujung bibirnya.

Mendengar semua kata- kata Ndaru dan melihat matanya yang masih menerawang dan senyuman di bibirnya. Dalam hati Lili berkata, ' bukannya semua bule di Bali seperti itu. Memang dimana bedanya?'

Lili hanya bisa menggeleng- gelengkan kepalanya. ' kasihan. Dia sudah tak tertolong lagi. Jadi cowok gay memang berat. Deritamu. Berkhayal sampai segitunya.' Lili menghapus dengan jemarinya setetes air mata yang terjatuh dipipinya.

" kamu gak percaya ceritaku kan?". Terkejut dengan wajah Ndaru yang tiba- tiba ada didepan wajahnya membuat Lili reflek menarik kepalanya kebelakang.

" me..memang siapa juga yang percaya dengan cerita macam gitu. Dan jangan dekat- dekat.!" Lili mendorong kencang wajah Ndaru dengan kedua telapak tangannya.

" kau benar- benar gak percaya denganku." Ndaru cemberut sambil mengusap hidungnya yang sakit karena dorongan Lili.

" gak usah bikin wajah sok imut. Bikin mau muntah saja."

" aku ketemu dia kemarin di bawah pohon mangga. Dia dan temannya datang untuk menyewa motor. Aku tau namanya ( bukan karena saling berkenalan. Tapi mendengar temannya memanggil namanya.) Dan lebih penting dia tersenyum padaku." Ndaru menjelaskan panjang lebar. Berusaha membuktikan kalau ceritanya bukan bualan. Sampai dia lupa kenyataan dibalik senyuman itu.

Lili berusaha menyerap semua informasi itu. Dan bertanya...

" ketemu dibawah pohon mangga?".

Ndaru mengangguk. Tersenyum.

" kemarin datang menyewa motor?."

Ndaru mengangguk. Tersenyum.

" dan kau tau namanya?."

Ndaru mengangguk- angguk sambil mengembangkan senyum lebar dibibirnya.

" namanya DIMA. Dan dia tersenyum padaku."

" oh!".

" dan aku gak tau bisa ketemu dia lagi apa tidak."

" dan mengulang kejadian memalukan kemarin."

Ngimpi Macarin bule (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang