“Dokter Bae, pasien yang seperti ini harus diberi penanganan yang bagaimana?”
“Kemudian, apakah ada takaran tertentu untuk obat pereda rasa sakit bagi pasien yang ini?”
“Apakah cara memberikan pernapasan buatan bagi pasien yang tersetrum sama seperti memberikan pernapasan buatan bagi pasien yang tenggelam?”
“Jika lukanya serius seperti ini, bukankah sebaiknya segera dioperasi?”
“Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk terapi pasien yang mendadak mengalami kelumpuhan sementara karena faktor kecelakaan?”
Sedari pagi, Bogum tidak hentinya mengekori Joohyun. Pemuda itu tampak antusias menanyakan berbagai macam contoh kasus kepada Joohyun. Telinganya mendengarkan dengan baik. Tangannya sibuk mencatat setiap penjelasan yang disampaikan oleh Joohyun.
Joohyun sendiri terlihat sama sekali tidak keberatan dengan hal tersebut. Ia senang jika anak didiknya bersemangat untuk belajar dan mempraktikkan segala materi yang ia berikan.
Lagipula, sepertinya hanya Bogum saja yang dapat Joohyun andalkan sebagai anak didiknya.
Mino sebagai anak didik Joohyun, tidak hentinya membuat Joohyun sakit kepala. Pemuda itu sering sekali bertingkah konyol di hadapan Joohyun. Kemudian, jangan lupakan kebiasaannya yang memanggil Joohyun dengan sebutan yang terdengar luar biasa cheesy.
Selain itu, Joohyun keki setiap kali Mino berhasil membalas perkataan gadis itu. Seolah otak Mino memang diciptakan khusus untuk melontarkan sederet kalimat gombal nan cheesy dan juga untuk beradu omongan mengenai hal-hal yang sifatnya sepele.
Well, seharusnya Joohyun mengajak Mino diskusi seputar kasus kecelakaan saja. Dapat dijamin bahwa pemuda itu akan diam seribu bahasa.
“Kita kan tidak boleh hanya terpaku pada pekerjaan saja. Kita juga harus peduli terhadap masalah sosial. Dan masalah asmara merupakan bagian dari masalah sosial. Karena itu, aku ingin fokus mencintai Baby−ku.”
Begitu alasan yang dilontarkan oleh Mino setiap kali Joohyun mencecar pemuda itu perihal dirinya yang tampak tidak serius menjadi seorang dokter muda.
Sementara Seunghoon dan Seulgi tak jauh berbeda dengan Mino. Mereka memang senang menjadi seorang dokter muda. Akan tetapi, mereka juga memiliki kesibukan lain sebagai seorang pelatih dance di sebuah akademi.
Tak jarang, Joohyun akan mendapati Seunghoon dan Seulgi yang melakukan duet dalam hal menari di ruang istirahat para dokter muda. Biasanya, Joohyun hanya akan geleng-geleng kepala. Ia bingung mengapa energi yang dimiliki oleh keduanya seolah tidak pernah habis.
Bagi Joohyun, Seunghoon dan Seulgi dapat diumpamakan sebagai kendaraan yang kelebihan bahan bakar sehingga melesat terlalu cepat dan tidak juga mau berhenti.
Ya, Seunghoon dan Seulgi memang terkenal sebagai dokter muda yang paling tidak bisa diam. Keduanya bahkan pernah dihukum karena memecahkan alat kedokteran ketika sedang diberi tugas merapikan peralatan kedokteran.
Well, bagaimana alat kedokteran tersebut tidak pecah berantakan membentur lantai jika keduanya saja merapikan peralatan kedokteran sembari bergoyang-goyang kesana kemari.
Tak hanya itu saja. Joohyun juga lelah karena ia tak hentinya menjadi saksi mata atas drama yang terjadi di antara Seunghoon dan Seulgi. Bagaimana Seunghoon yang sudah ditolak oleh Seulgi sebanyak sebelas kali karena Seulgi yang masih belum bisa percaya sepenuhnya kepada Seunghoon.
Bagaimana Seulgi dapat mempercayakan hatinya kepada Seunghoon jika kontak di ponsel pemuda itu saja sudah seperti asrama perempuan. Seunghoon dan Mino memang dikenal sebagai player kelas lele di kampus mereka. Maka, tak heran jika mereka mengenal lawan jenis dalam jumlah yang membludak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Bae, Saranghae! (MinRene)
Short StoryWhen a genius meets a player. She's a professional doctor, he's her co-assistant.