Joohyun mengedarkan pandangannya ke segala arah. Ia berulang kali mengecek penampilannya. Joohyun yang biasanya terkesan cuek dengan penampilannya, kini justru tampak mengenakan dress yang manis dan pas di tubuhnya. Ia juga menata rambutnya yang membuat dirinya terlihat lebih muda dibanding usianya yang sebenarnya. Semua itu Joohyun lakukan agar perbedaan usianya dengan Mino tidak terlalu ketara.
Hari ini, Joohyun hendak berkencan dengan Mino. Dia sudah mempersiapkan segalanya demi kelancaran kencannya dengan Mino. Kali ini, Joohyun ingin agar Mino melihat bahwa dirinya pun peduli dengan pemuda itu. Bahwa semua perjuangan Mino sama sekali tidak memberikan hasil yang sia-sia.
Mino menolak untuk dijemput oleh Joohyun. Pemuda itu meminta kepada Joohyun untuk bertemu langsung di taman bermain dan Joohyun menyetujui hal tersebut. Joohyun sebisa mungkin menelan rasa kecewanya atas hal-hal kecil yang terjadi dan tidak sesuai dengan harapannya agar suasana hatinya tidak menjadi buruk yang nantinya dapat memperkeruh suasana kencan mereka.
Senyuman di bibir Joohyun mengembang kala gadis itu melihat Mino yang berjalan memasuki taman bermain. Pemuda itu tampak mengenakan kaus santai dan juga jaket. Mino yang sedang mengenakan baju bebas memberikan kesan yang berbeda dengan Mino yang sedang mengenakan jas dokter ketika sedang bertugas.
“Song Mino!” Joohyun melambaikan tangannya dengan bersemangat.
Sementara Mino hanya melirik dan mengangguk singkat kepada Joohyun tanpa membalas lambaian tangan Joohyun atau pun tersenyum kepada Joohyun. Tampang pemuda itu masih terlihat datar.
Lagi-lagi Joohyun harus menelan rasa kecewanya. Ia tidak mungkin mengharapkan Mino yang mau beramah-tamah kepada dirinya ketika kondisi hubungan mereka sedang keruh.
“Apakah kamu terjebak kemacetan? Kamu telat lima menit,” tegur Joohyun pada Mino.
“Maaf sudah membuatmu menunggu. Aku yang salah.” Jawaban Mino membuat Joohyun mengerutkan keningnya karena tidak tahu harus bagaimana untuk menanggapi kalimat Mino.
“Ayo! Kamu ingin naik wahana apa?” Joohyun mengulurkan tangannya dan menggandeng jemari Mino. Namun, pemuda itu tidak membalas gandengan tangan Joohyun. Ia hanya pasrah membiarkan tangannya digandeng oleh Joohyun.
“Terserah kamu saja,” gumam Mino pelan.
Joohyun terdiam sejenak sebelum kemudian memaksakan dirinya untuk tersenyum. “Baiklah. Kalau begitu, kita naik roller coaster yuk.”
Mino hanya mengangguk singkat sebelum kemudian berjalan berdampingan bersama Joohyun. Pemuda itu tidak bicara, kecuali jika Joohyun menegur dirinya. Jujur saja, Mino yang seperti ini membuat Joohyun merasa tidak nyaman.
Saat naik roller coaster, Joohyun dapat melihat bahwa Mino sebenarnya takut untuk menaiki wahana tersebut. Namun, entah bagaimana pemuda itu tetap dapat mengontrol ekspresi wajahnya. Mungkin, suasana hatinya yang sedang buruk membuat dirinya mampu menyembunyikan perasaannya.
“Setelah ini, kamu ingin naik wahana apa lagi?” tanya Joohyun pada Mino.
Mino menoleh menatap Joohyun. “Kamu sudah merencanakan kencan ini bukan? Setelah ini, apa rencanamu?”
Joohyun membulatkan kedua matanya. Meski Mino sedang marah kepada dirinya, namun pemuda itu masih memperhatikan dirinya. Mino bahkan tahu bahwa Joohyun sudah mempersiapkan segalanya hingga ke hal-hal yang sifatnya lebih mendetail.
“Ki….kita akan menonton film 4D,” ucap Joohyun dengan sedikit tergagap.
“Baiklah. Ayo kita ke sana,” sahut Mino sembari berjalan mendahului Joohyun. Pemuda itu tidak lagi merangkul Joohyun seperti biasanya. Mino seolah sedang menghindari skinship dengan Joohyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Bae, Saranghae! (MinRene)
Short StoryWhen a genius meets a player. She's a professional doctor, he's her co-assistant.