4th (Yes, I'm A Player)

970 164 36
                                    

“Song Minooo!”

“Ngg….sebentar Sayang. Tinggal sedikit lagi….”

“Song Minooo!”

“Ngghhh….aduh, Sayang….”

“Ya! Song Mino! Bangun! Kamu memimpikan hal macam apa sih sehingga mendesah seperti itu?!”

Mino terbangun dari tidurnya karena ia digebuki oleh Joohyun. Pemuda itu buru-buru mendudukkan dirinya sembari meringis memegangi punggungnya yang terasa ngilu karena habis menjadi sasaran amarah Joohyun.

“Dokter Baby kenapa galak sekali sih?” keluh Mino.

Joohyun berdecak. Ia berkacak pinggang dengan tampangnya yang kesal luar biasa. “Sudah berapa kali aku bilang padamu untuk berhenti memanggilku dengan panggilan menggelikan seperti itu? Kamu mau aku hukum lagi, hah? Kemudian, kenapa kamu tertidur ketika saat ini merupakan jadwalmu untuk berjaga? Lihat! Kamu bahkan sampai membuat pulau dan lautan di mejamu!”

Mino melirik mejanya yang penuh dengan air liurnya. Bahkan, catatannya sampai tidak jelas lagi tulisannya karena terkena air liur.

Mino memamerkan cengiran bodohnya. “Hehehe….maaf Sayang. Aku kan lelah karena harus berjaga. Memangnya kamu tidak kasihan padaku? Tidak mau berinisiatif memijat pundakku yang terasa pegal ini?”

Joohyun memutar bola matanya. Ia benar-benar heran dengan Mino. Di antara sekian banyak dokter muda yang pernah ia didik, hanya Mino yang benar-benar berani menghadapi dirinya. Joohyun tidak habis pikir, darimana si hitam itu mendapatkan keberanian sehingga mampu melontarkan berbagai macam kalimat gombalan kepada dirinya.

“Kalau kamu memberiku izin untuk menyentuh pundakmu, aku bukannya akan memijat melainkan mengoyak pundakmu serta mematahkan tulangnya,” ancam Joohyun pada Mino.

Bukannya merasa takut, Mino justru bertepuk tangan dengan gembira. Ia kemudian mengusap sudut matanya, berpura-pura menangis karena terharu.

“Itu artinya, dokter Bae mau menyentuhku? Wah, aku benar-benar tidak menyangka bahwa dokter Bae mau melakukan skinship denganku! Tuh, kan! Kubilang juga apa! Dokter Bae pasti akan jatuh pada sejuta pesona yang dimiliki oleh pemuda tampan seperti diriku!”

PLETAK!

Detik berikutnya, Joohyun sudah menggeplak kepala Mino, berusaha membetulkan letak otak Mino yang sempat menggelinding ke sana kemari bagaikan bola bekel.

“Song Mino, kamu benar-benar menyebalkan! Jika aku bukan mentormu, mungkin sudah sejak lama aku menghajar dirimu!” pekik Joohyun pada Mino.

“Wah, boleh tuh! Dokter Bae boleh menghajarku kok karena aku tahu bahwa itu merupakan bentuk cinta dokter Bae terhadap diriku kan? Aduh, aku jadi terharu lagi nih,” balas Mino sembari menatap Joohyun dengan kilat mata jenakanya.

Joohyun menghela napas. Sepertinya, menjadi mentor seorang Song Mino dapat membuat dirinya terkena darah tinggi. Joohyun memutuskan untuk berhenti menanggapi kalimat yang dilontarkan oleh Mino. Ia membalikkan tubuhnya dan berjalan melangkahkan kedua kakinya keluar dari dalam ruangan.

“Loh? Sayang, kamu mau kemana?” Mino berlari kecil menghampiri Joohyun dan menghadang Joohyun. Ia berdiri di depan pintu agar Joohyun tidak dapat kabur.

Joohyun memicingkan kedua matanya, memasang tampang garang yang justru terlihat menggemaskan di mata Mino. “Minggir. Aku harus bekerja.”

Mino menaikkan satu alisnya. “Bekerja? Tapi, sekarang kan jadwal jagaku. Jadwal jaga dokter Bae sudah selesai. Jadi, seharusnya kamu istirahat saja di ruangan. Atau….kamu mengkhawatirkan diriku makanya ingin menemani diriku bekerja?”

Doctor Bae, Saranghae! (MinRene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang