24th (Special Chapter: Doctor Bae, Saranghae!)

1.3K 150 15
                                    

4 years later.....

"Dokter Bae! Ini darurat! Seseorang baru saja mengalami kecelakaan dan membutuhkan bantuanmu!"

Joohyun yang baru saja berniat untuk mendudukkan dirinya di sofa setelah bekerja seharian, mengurungkan niatnya dan segera berjalan mengikuti rekan kerjanya.

"Apa yang terjadi? Kecelakaan apa yang dia alami?" tanya Joohyun pada rekan kerjanya.

"Ngg.....ketika dia turun dari kapal, salah satu tangannya terkena mesin kapal dan robek. Lukanya cukup parah dan ia mulai kehilangan banyak darah."

Joohyun kini tidak lagi berjalan cepat, melainkan berlari menuju Unit Gawat Darurat. Ia tidak bisa membuang waktu terlalu lama sehingga membahayakan nyawa pasien.

Sesampainya di Unit Gawat Darurat, Joohyun dengan cekatan memberikan pertolongan kepada pasiennya dengan dibantu oleh beberapa rekan kerjanya.

Untuk sekitar dua jam, suasana di ruangan tersebut terasa tegang. Hingga kemudian, Joohyun menuntaskan pekerjaannya dengan hasil yang tentu saja tidak mengecewakan. Joohyun tersenyum tipis kala dilihatnya sang pasien yang terlelap dengan tenang, berbanding terbalik ketika ia tampak histeris pasca musibah yang menimpa dirinya.

"Dokter Bae, pekerjaanmu selalu saja sempurna. Kamu memang benar-benar dapat diandalkan," puji rekan kerjanya kepada Joohyun.

Joohyun hanya mengangguk singkat sebelum kemudian berjalan meninggalkan Unit Gawat Darurat menuju koridor Rumah Sakit dengan diikuti oleh rekan kerjanya.

"Tapi, aku sedikit merasa heran denganmu...." Rekan kerja Joohyun masih mengajak Joohyun bicara, membuat atensi Joohyun kembali kepada rekan kerjanya.

Joohyun menaikkan satu alianya. "Heran kenapa? Apakah akhir-akhir ini aku melakukan kesalahan? Apakah hasil kerjaku tidak cukup baik seperti biasanya?" Joohyn yang perfeksionis tentu tidak dapat menerima kritikan mengenai dirinya. Ah, bukannya tidak dapat menerima. Joohyun hanya akan merasa kecewa kepada dirinya sendiri saat dia menerima kritikan. Itu artinya, usahanya belum maksimal dan dia telah menyia-nyiakan waktunya yang berharga.

Rekan kerja Joohyun tersenyum lebar. "Bukan itu. Dokter Bae tidak pernah melakukan kesalahan apa pun. Dokter Bae adalah dokter yang sangat hebat. Yang membuatku merasa heran justru karena dirimu yang memutuskan untuk resign dari Rumah Sakit ternama tempat dirimu bekerja dan memilih untuk bertugas di Rumah Sakit kecil seperti ini. Tentu saja dengan bayaran yang jumlahnya juga lebih kecil."

Joohyun menghela napas. Ia menepuk bahu rekan kerjanya. "Dokter Oh, profesi seorang dokter itu tidak melihat kepada dimana kita bekerja, seberapa besar Rumah Sakit tempat kita bekerja, serta seberapa besar gaji yang kita dapatkan. Ini tentang seberapa banyak nyawa yang dapat kita selamatkan. Bukankah dokter Oh juga berpikir seperti itu?" kata Joohyun pada rekan kerjanya, Oh Sehun.

Sehun yang lebih dikenal dengan nama dokter Oh, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari mengangguk pelan.

"Kurasa kalimatmu ada benarnya juga. Melihat dirimu, rasanya seperti melihat pantulanku sendiri. Bagaimana aku yang memilih untuk tidak memanfaatkan kekayaan ayahku sebagai seorang pengusaha dan lebih puas untuk mengejar impianku sebagai seorang dokter yang siap memberikan pertolongan kepada masyarakat, tidak peduli dimana pun aku bekerja."

"Hmm....mungkinkah jika kita berjodoh karena memiliki nasib dan pemikiran yang sama?" kelakar Sehun pada Joohyun.

Joohyun terkekeh pelan. "Hey, aku ini sudah punya pasangan tahu! Kamu bisa diamuk oleh pemuda itu jika dia sampai mendengar kalimatmu!"

Sehun memutar bola matanya, melemparkan tatapan jengah pada Joohyun. "Aku tahu. Jadi, jangan memamerkan pasanganmu yang posesif itu kepada diriku. Lagipula, kenapa juga sih kamu bertahan dengan hubungan jarak jauhmu? Aku saja sekarang sedang merasa rindu setengah mati karena terpisah jarak dengan kekasihku...."

Doctor Bae, Saranghae! (MinRene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang