“Dokter Bae! Kamu tidak apa-apa?”
“Ssstt….jangan berteriak seperti itu! Berisik tahu! Nanti kamu akan membangunkan penghuni di sekitar sini!” Mino menegur Seulgi yang kini sedang memandangi dirinya dan Joohyun dengan kedua mata Seulgi yang membelalak.
“Kang Seulgi, kamu belum tidur? Besok kan kamu harus bangun pagi. Bukankah besok kamu memiliki jadwal untuk berkeliling bersama Dongmin?” ucap Joohyun yang kini sudah turun dari gendongan Mino dan mendudukkan dirinya di teras rumah warga yang memang meminjamkan rumah mereka kepada Joohyun dan kelima anak didiknya.
Seulgi mengerucutkan bibirnya. “Tidak mau. Bukankah aku sudah bilang bahwa aku tidak mau berkeliling bersama Dongmin? Dokter Bae tahu kan betapa menyebalkannya bocah sok pintar itu? Aku tidak mau digurui terus olehnya. Tahu tidak? Saat di kampus, aku pernah berada di kelompok yang sama dengan Dongmin dan siapa pun yang melakukan kesalahan selalu saja terkena semprot! Dongmin selalu saja mengomeli kami! Mentang-mentang memiliki otak yang encer seperti muntahan bayi!”
“Lalu kenapa? Salah ya jika aku terlahir sebagai manusia cerdas? Salah juga jika aku memiliki kesempurnaan yang tidak kalian miliki? Aku kan hanya bermaksud untuk membantu kalian, memberitahu kalian dimana letak kesalahan kalian. Bukankah seharusnya kalian bersyukur jika sekelompok denganku yang super keren dan cerdas ini? Setidaknya kalian tidak perlu mencemaskan nilai kalian. Seorang Lee Dongmin tidak akan mungkin bertemu dengan sebuah kegagalan.”
Itu suara Dongmin yang baru saja selesai mandi. Ia tampak mengenakan kaus polos berwarna putih dengan surai hitamnya yang masih basah. Kausnya yang sedikit basah dan memang terbuat dari bahan tipis, membuatnya tidak sengaja menampilkan pemandangan abs secara samar-samar. Ah, seandainya saja Jennie ada di sini, mungkin gadis itu sudah membungkus tubuh Dongmin menggunakan karung goni agar tidak ada satu gadis pun yang dapat menikmati pemandangan abs milik Dongmin.
“Yakin bahwa dirimu tidak pernah bertemu dengan kegagalan? Kamu pikir aku tidak tahu bagaimana kamu yang menangis meraung-raung di pinggir jalan ketika Jennie hampir saja memutuskan hubungan kalian? Kamu pikir aku tidak tahu bagaimana kamu diam-diam menangis sembari mendengarkan lagu melankolis ketika Jennie sedang melangsungkan tour ke berbagai negara?”
“Dan kamu pikir, aku tidak tahu ketika kamu membeli voodoo doll dan komat-kamit sendirian berusaha menyantet para pemuda yang mendekati kekasihmu? Ha. Otakmu boleh cerdas. Tapi, untuk urusan Jennie, logikamu mati seketika. Cerdas sih. Tapi, kalau dengan sukarela menjadi budak cinta ya buat apa,” cibir Seulgi pada Dongmin, membuat Dongmin mendengus kesal.
“Tuh. Seulgi tidak suka jika dipasangkan dengan Dongmin. Seulgi lebih suka jika dipasangkan denganku, Dokter Bae. Jadi, bisakah aku berada di kelompok yang sama bersama Seulgi?” Kali ini, Seunghoon yang bicara.
“Heh! Enak saja! Siapa yang bilang bahwa aku mau berada di kelompok yang sama denganmu? Kamu itu sama sekali tidak bisa diandalkan! Kalau aku berada di kelompok yang sama denganmu, nanti pasiennya bukan kamu obati tapi malah kamu ajari gerakan Gangnam Style! Atau bahkan gerakan Bang Bang Bang milik BIGBANG!” seru Seulgi pada Seunghoon.
“Siapa bilang bahwa aku akan mengajarkan gerakan Gangnam Style kepada para pasien? Aku juga tidak akan mengajarkan gerakan Bang Bang Bang. Aku akan mengajarkan gerakan Couple milik SechsKies. Oh Love……..wae ije—“
PLETAK!
Belum selesai Seunghoon bicara, kepalanya sudah menjadi sasaran amuk Seulgi. Gadis itu menggeplak kepala Seunghoon menggunakan centong nasi yang entah kenapa sejak tadi berada di dalam genggaman tangannya.
Seunghoon meringis. “Sakit, Sayang. Kepalaku terluka nih. Pasti kulitnya sobek deh terus berdarah-darah,” keluh Seunghoon pada Seulgi.
Seulgi memutar bola matanya. “Benarkah itu? Sini, aku lihat dan aku tusuk pakai obeng biar benar-benar sobek sekalian!” kata Seulgi dengan tampangnya yang garang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Bae, Saranghae! (MinRene)
Short StoryWhen a genius meets a player. She's a professional doctor, he's her co-assistant.