Bagian 11

1.9K 87 1
                                        

...
Angin malam terasa sangat dingin kali ini. Dengan keadaan yang penuh dengan lumpur, rasanya tubuhku sudah lengket sedari tadi. Sudah 8 jam aku dan Ali terperangkap disini. Kami hanya terduduk diam dengan mata kami yang masih sembab karena menangis.
Yah, kami mengeluarkan unek-unek kami dengan menangis.

"Yumna..! Ali...!" Bunyi seseorang memanggil kami.
A :"Kami disini ! Dibawah sini !" Teriak Ali
L :"Astaga, Yumna, Ali apa yang terjadi ? Kenapa kalian ada dibawah sana?"
A :"Lyla, tolong cari yang lain. Bantu kami keluar dari sini!"
L :"Baiklah, tunggu disana. Aku mencari yang lain!"
A :"Lyla tunggu"(Ali memberi Lyla code untuk meleemparkan jaketnya ke Ali)
L :"Ah, baiklah (Lyla melemparkan jaketnya, lalu ia pergi mencari yang lain)"

Ali menyambut jaket Lyla dan langsung meletakkan jaket Lyla di kepala Yumna.
Y :"Ali..."
A :"Tutupi dirimu, aku tak mau yang lain melihatmu seperti ini. Maafkan aku, karena diriku kau harus melepas hijabmu."

Tak lama Zack dan Lyla datang membawa panitia yang lain dan membantu mereka keluar.

A :"kami minta maaf karena merepotkan kalian,"
Z :"Kau tak harus minta maaf Rey, bagaimana keadaan kalian berdua ? Apakah baik-baik saja ? Ada yang terluka ?"
A :"Yumna baik-baik saja, hanya lenganku yang terluka."
Z :"Syukurlah, jangan terlalu kalian pikirkan. Sekarang istirahatlah."

Z :"Baiklah semua, sekarang sebaiknya kita istirahat. Besok kita akan langsung pulang. Demi kebaikan bersama."

Kemudian kami pergi ke tenda masing-masing dan istirahat.

L :"Yumna, bagaimana keadaanmu ? Kenapa kau diam terus sedari tadi?"
Y :"tidak apa-apa Lyla, aku ingin istirahat."
L :"Mm, baiklah Yumna"

Masih terniang-niang ditelingaku pengakuan aku dan Ali di tempat tadi. Berjam-jam aku menangis bersamanya, berjam-jam hanya kami berdua disana.

Aku masih tak tau, haruskah aku menyerah untuk menyukainya ? Ketika aku tau bahwa perasaan kami sama ?
Atau haruskah aku lanjutkan ? Ketika aku tau bahwa kami berbeda agama ?
Sungguh membuat otakku dan hatiku lelah memikirkannya.
...
Pagi ini kami bersiap-siap untuk pulang. Seperti pertama kali datang, pulangnya pun aku satu mobil dengan Lyla dan Ali.
Aku hanya melamun disepanjang perjalanan. Sunyi sekali didalam mobil, semua terdiam. Mungkin karena kejadian semalam membuat mereka lelah. Lyla yang duduk disampingku hanya tertidur sedari tadi.

"Kuk kuk kuk" mobil tiba-tiba berhenti.
A :"Kenapa pak ?"
P :"Berhenti tiba-tiba, sebentar coba saya cek dulu mesinnya"
L :"mmmmh(bangun) ada apa ?"
Y :"Sepertinya mobil mogok."
P :"Sepertinya mogok, sebentar saya coba tanya masyarakat sekitar sini dimana bengkel."
(Kemudan pak supir keluar dan bertanya kepada masyarakat sekitar)
P :"Katanya didepan ada, bantu bapak dorong mobil boleh ?"
(Kami semua keluar dan mendorong mobil)
...
"Sepertinya tidak bisa selesai hari ini pak, mungkin besok " kata tukang bengkel.
P :"Waduh, bagaimana ini ?"
"Bapak sama yang lain menginap saja dulu disini. Dibelakang bengkel ada bar, lantai atasnya mereka membuka penginapan"
A :"Tidak apa-apa Pak, lebih baik kita menginap saja disini hari ini. Kita dapat pulang besok, aku akan menelpon yang lain untuk memberitahu mereka."
P :" Baiklah Ali, ayo semuanya ambil barang, kita ke belakang"

Menginap lagi ? Huuuh, rasanya aku sudah lelah untuk berlama-lama disini. Aku ingin cepat pulang!
...
P :"permisi bu, apakah masih ada kamar kosong ? kami ingin menginap satu malam saja, mobil kami sedang dibengkel."
"Ah, bisa. Kami punya banyak kamar kosong."

Rumah ibu ini terlihat klasik, besar, mewah dan punya banyak kamar. Di lantai bawah ia membuka usaha bar dan di lantai atas merupakan penginapan.

A :"Baiklah, satu kamar untuk dua orang. Ini kunci kamarnya"

Aku sekamar dengan Lyla, begitu masuk aku langsung merebah badan di atas kasur. Lelah sekali rasanya, yah tubuh dan pikiranku benar-benar sangat lelah. Tak terasa, aku sudah hanyut dalam tidurku.
...
Y :"mmh..(bangun, melihat jam), ya ampun sudah malam. Hmm, Sepertinya kerongkonganku kering, dimana ya air"

Aku mencari Lyla, tetapi ia tak ada dikamar. Kemudian aku keluar dan berkeliling untuk mencari air.

Y :"Ah disana (menemukan air), "
"Yumna," suara Ali mengagetkanku
A :"Kau mencari apa ?"
Y :"Ah ini air,"
A :"Yumna, aku ingin bicara denganmu, duduklah sebentar disini"
Y :"baiklah, (berpikir) apa kau juga mau air ?"
A :"ah, boleh."
(Aku beranjak duduk didepan Ali, kemudian menuangkan air digelas kami)

A :"Yumna, aku rasa kita harus mengakhiri perasaan kita."
Aku terkejut, meneguk air, 'pahit' yah hatiku sedang pahit sekarang. Kata-kata Ali membuatku merasa marah.
Y :"Jelaskan Ali"
A :"(mengambil air dan meneguknya), setelah ku pikir-pikir, tetap saja perasaan kita ini salah Yumna. Aku tau betapa besar perasaan kita untuk satu sama lain."
Y :"(kembali menuang air), apakah tidak ada cara lain Ali ?"
A :"(minum kembali), aku ingin mengatakannya. Tapi tak mungkin salah satu diantara kita mau untuk meninggalkan agamanya. Aku tak mau seegois itu."
Y :"(minum kembali), kau benar Ali, benar-benar tak ada cara untuk kita bersama."
A :"Aku yakin, suatu hari nanti kita akan mendapati seseorang yang mencintai kita seperti perasaan kita sekarang dan seiman."
Y :"Mungkin kita memang tidak berjodoh Ali. Maaf untuk semuanya"
A :" tidak Yumna, seharusnya aku yang minta maaf"

Hening, kami tak bicara lagi. Kami hanya terus menerus meminum air digelas kami. Rasanya sangat 'pahit' seperti hati kami sekarang. Terlarut dalam kepahitan hati, rasanya semua gelap, hanyut dan tak berarti lagi....

Yah, Ali benar tidak mungkin kami akan menyerah dengan agama kami untuk alasan ini. Perjalanan kami masih jauh, bisa jadi kami tidak berjodoh. Bisa saja nanti kami akan menemukan seseorang yang benar-benar kami cintai dan seiman.
Mungkin kehadiran Ali hanyalah sebuah cobaan dari Tuhanku untukku.
....
...
Bersambung
...
....
***
"Waduh, kok airnya habis ?"
"Kenapa bu?" Tanya Lyla
"Ah, tadi ibu meninggalkan botol air disini. Ibu lupa dan ketika kembali, airnya sudah habis. Waduh bagaimana ini?"
L :"memangnya air apa bu? Kenapa ibu kelihatannya panik?"
"Ah, kamu tau kan bahwa ibu membuka bar di lantai bawah?"
L :"iya, jangan-jangan air?"
"Iya, makanya ibu panik."
***

YUMNA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang