Bagian 21

2.1K 90 0
                                    

...
Sudah setahun lamanya, aku dan Ali tidak pernah berhubungan lagi. Setiap hariku kuhabiskan dengan mendekatkan diriku pada Allah. Dan sekarang, siapa yang tau bahwa Allah hadirkan Ali kembali kedalam kehidupanku.

Tetapi Ali yang sekarang sungguh sangat berbeda. Aku tidak pernah menyangka bahwa ia sangat menginginkan untuk masuk islam, karena saat kami berpisah ia mengatakan bahwa tak ada alasan lagi untuk dirinya menjadi mualaf.

Tapi banyak hal yang menyedihkan terjadi disini. Amarahku runtuh, kemarahanku akan dirinya berubah menjadi rasa iba. Aku sedih dan tidak percaya, bahwa Ali mendapatkan cobaan penyakit yang berat.

Benar, kita memang sudah berpisah. Tapi, dengan kondisi seperti ini, apakah aku boleh untuk singgah kembali menelusuri hidupnya ? Maafkan aku, tapi ... aku tidak bisa berbohong bahwa rasa sayang itu memang masih ada untuknya.

Y :"Ayah, apakah ayah tau bahwa Ali memang sangat ingin masuk islam ? Terakhir kali, bukankah ia berkata bahwa tak ada alasan lagi untuk menjadi mualaf?"
A :"Hmm, maafkan ayah untuk tidak jujur padamu Yumna,"
Y :"Maksud ayah ? Apa ayah mengetahui semua ini?"
A :"Sebenarnya, sebelum kalian berpisah Ali datang pada Ayah mengadu tentang penyakitnya. Dia tau bahwa saat itu kita sedang dirundung kesedihan karena keguguranmu. Jadi, dia memutuskan untuk berpisah denganmu karena dia tak mau kau kembali sedih karena penyakitnya."
Y :"Kenapa ayah tidak mengatakannya padaku ?"
A :"Karena ayah sudah berjanji pada Ali, dia hanya ingin kau kembali untuk bahagia. Dia ingin kau kembali kekehidupanmu yang lama tanpanya."
A :"Yumna, Ali adalah pemuda yang baik hati. Karena ia sangat mencintaimu ia tak ingin kau hidup bersedih. Walaupun harus berpisah, asalkan kau bahagia dia akan menanggungnya."
Y :"Lalu, semua yang ia katakan padaku hanyalah bohong ?"
A :"Maafkanlah Ali Yumna, dia mengatakan semua itu agar kau membencinya dan melupakannya."
Y :"Pada saat itu, aku sangat marah padanya Ayah."
A :"Iya ayah tau betul sayang. Sejujurnya ayah sangat kagum pada Ali, walaupun kalian berpisah dia tetap gigih dalam belajar menjadi seorang muslim."
Y :"Aku juga sangat terkejut ayah, ketika aku mengatakan bahwa ia sudah belajar tentang islam, dia langsung menangis dan memaksa untuk menjadi mualaf saat itu juga."
A :"Ayah juga terkejut mendengarnya, selama setahun ini mungkin dia sudah belajar banyak mengenai islam."
Y :"dengan kondisinya yang sekarang, aku merasa sangat sedih. Dia menjadi mualaf ketika dirinya sedang sekarat."
A :"Iya, ayah juga sangat sedih melihatnya. Dia anak yang baik, kehidupannya begitu berat, cobaan yang begitu besar menghampirinya. Insyallah, dibalik semua musibah ini pasti ada hikmah didalamnya."
Y :"Ayah, ..."
A :"Iya, kenapa Yumna ?"
Y :"Ayah, ... (aku sangat gugup untuk mengatakan ini kepada Ayahku, tapi rasa sayangku pada Ali saat ini membuat aku ingin selalu berada disisinya, aku ingin menjaganya) ... "
A :"Katakanlah nak.."
Y :"...(Ini memang berat, sungguh ... tapi keinginanku begitu besar dengan ini. Kuraih kedua tangan ayahku dan menatap penuh dengan harapan) Ayah, ... Yumna sayang dengan Ali, izinkan Yumna yah, izinkan Yumna untuk menemaninya."
A :"Yumna, apakah kau tau resikonya? Ali sedang sakit nak, penyakitnya begitu berat,"
Y :"Yumna tau yah, kita tidak pernah tau umur seseorang. Ali adalah seorang pemuda yang membuat Yumna jatuh cinta. Yumna ingin untuk berada disisinya disaat-saat sedih dikehidupannya. Yumna ingin menemaninya yah. Tolong izinkan Yumna.."
A :"Ayah sangat berat untuk melepaskanmu Yumna, kau adalah anak ayah yang selalu ayah banggakan. Ayah selalu menyayangimu nak, ayah selalu inginkan semua yang terbaik untukmu. Tapi, jika bersama Ali membuatmu bahagia. Ayah akan menghargai keputusanmu nak. Ayah hanya ingin anak Ayah bahagia."
Y :" terima kasih ayah.... hiks... hiks... terima kasih ayah.."
A :"Tapi, ayah khawatir kau akan bersedih Yumna, dengan keadaan Ali sekarang ..."
Y :"Yumna tau yah, insyallah yah, insyallah. Walaupun Yumna bersedih, tapi kesedihan Yumna adalah kebahagiaan karena bisa berada disisi Ali."
A :"Ayah tidak pernah mengira, bahwa anak Ayah sudah tumbuh dewasa. Ayah mengizinkan nak, berbahagialah sayang untuk menemaninya."
Y :"Terima kasih Ayah.."

Aku ingin menemaninya, selalu berada disisinya. Aku menyayanginya, lebih tepatnya sangat mencintainya.
"Ya Allah, maafkan hamba .. izinkan hamba untuk berada disisinya .. hamba sangat menyayanginya ..rasa cinta yang Kau berikan kepada hambamu ini begitu besar, sehingga membuat hamba menginginkan untuk bersamanya."
...
.....
Disinilah aku, berakhir dengan menghampiri Ali. Dengan kondisinya yang seperti ini, aku tak mau menunda waktu lagi untuk bersamanya. Aku mencintai dia dan aku ingin berada disisinya. Aku tau betul resiko apa yang akan terjadi setelah ini, tapi aku juga tak mau menyesal dikemudian hari karena tak memanfaatkan waktu yang sudah Tuhan berikan untuk tetap bersamanya.

L :"Yumna, kau sudah datang ?"
Y :"Assalamualaikum.. bagaimana keadaan Ali?"
Y :"Ali kau kenapa ? (Aku terkejut memandangi Ali, wajahnya begitu kusam, lingkaran hitam di matanya semakin gelap. Dia seperti sedang menahan kantuk)"
L :"Sudah 2 hari Ali tidak mau tidur Yumna."
Y :"Apa ? ... Ali kau kenapa?"
A :"... (menoleh ke arahku) ... Yumna, kau datang.. (menunduk), sebaiknya kau pulang."
Y :"Ada apa denganmu Ali?"
A :"Kita sudah berpisah, tak ada alasan untuk kita bertemu lagi!"
Y :" (sepertinya Ali sudah ingat alasan kami berpisah)... aku sudah tau semuanya Ali, Ayah sudah memberitahuku."
A :" (terkejut) ... lalu jika kau sudah tau, apa bedanya.. kita .. tetap harus berpisah, pulanglah Yumna"
Y :"Tolong jangan mengusirku Ali, karena aku datang untuk berada disisimu."
A :"(menatapku tak percaya).. apa maksudmu Yumna ?"
Y :"MENIKAHLAH denganku Ali!"
A :" ... ( terdiam tak percaya )..."
Y :" Aku mengerti kenapa kau ingin berpisah. Karena kau tak ingin aku bersedih dengan keadaanmu bukan ?"
A :"Yumna, aku sakit ... penyakit ini mematikan ... umurku tak panjang Yumna. Kau tak akan bahagia bersamaku!"
Y :"SIAPA yang berkata bahwa aku tak akan bahagia bersamamu ? SIAPA yang berkata bahwa aku akan sedih jika hidup denganmu?"
A :" ..."
Y :"Aku bahagia Ali, aku bahagia. Bahkan hanya dengan melihatmu saja aku sudah bahagia. Aku mencintaimu Ali Sungguh ... hiks (aku tak bisa menahan air mataku)"
A :" ... (Menangis) ... hiks ... hiks .., hiks..."
Y :"Ali, aku adalah wanita yang kuat. Percayalah padaku,"
A :" Yumna ... hiks ... kau tau bahwa aku tak akan pernah bisa menolakmu... Aku ... Aku ... hiks ... mencintaimu ...MAU KAH KAU MENIKAH DENGANKU?"
Y :"Tentu saja Ali..."
...
Kita tidak pernah tau jodoh datang dari mana. Tapi aku selalu percaya bahwa seseorang yang baik akan mendapatkan jodoh yang baik pula.
Walau banyak cobaan yang datang silih berganti, tapi percayalah 'rencana Allah itu selalu indah'. Allah selalu tau waktu yang terbaik untuk mempertemukan 'aku dan Ali'..
...
....
Bersambung
....
...
( Next - Bagian 22 end )

YUMNA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang