Bagian 9

2K 97 3
                                        

...
Bahagia, satu kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan perasaananku saat ini. Siapa sangka ? Ali juga mempunyai perasaan yang sama denganku. Tetapi yang membuatku heran, kenapa ia berkata bahwa dirinya tidak pantas untukku dan aku pasti menolaknya ?

Apa karena dia belum sepenuhnya syar'i, iya mungkin karena itu. Ya tentu saja aku tidak akan menerimanya karena aku tidak pacaran. Tetapi aku ingin menjaga rasa kami ini dalam diam hingga saatnya kami bisa bersama.
...
Malampun tiba dan kami panitia serta translator berkumpul melingkari api unggun. Malam ini sangat dingin, aku sebenarnya enggan untuk ikut berkumpul, tetapi mengingat Ali yang memintaku untuk tak menjauhinya, akhirnya aku juga tak dapat menolak permintaannya.

Kami berkumpul mengelilingi api unggun, aku duduk disebelah Lyla tepat disebrang Ali. Ya tebakanku benar, dia masih saja memperhatikanku lagi. Gugup ? Tentu saja, apalagi setelah tau bahwa dia juga menyukaiku, aku menjadi semakin gugup, tetapi aku harus bisa mengontrol ekspresiku.

Zack bermain gitar dan kami bernyanyi bersama menikmati api unggun. Kami juga bercerita hal-hal menarik seputar kegiatan yang telah kami lewati bersama. Yup, sedari tadi Ali terus saja memperhatikanku, aku sekali-kali mencuri pandanganku untuk melihatnya.

Z :" Bagaimana kalau sekarang kita bermain truth or dare ? Baiklah kita mulai."
Zack memutar botol kaca yang ia letakkan didepannya. Kemudian botol kaca tersebut berhenti dihadapan Lyla.
Z :"Oke sekarang giliran Lyla, pilih truth or dare ?"
L :" Truth, sepertinya lebih mudah untuk jujur."
Z :" Tidak akan seru jika bertanya tentang hal-hal yang terlalu dasar akan lebih seru bertanya sesuatu yang bersifat romansa"
"Cieee" seru yang lainnya.
Z :" Oke aku yg pertama bertanya, Lyla apakah kau pernah menyukai seseorang yang hingga sekarang kau tak dapat melupakannya ?"
L :"Iya, ada tapi aku tak bisa sebutkan namanya."
Z :"Apakah orang itu ada diantara kami disini ?"
L :"Iya dia ada diantara kalian !"
"Wuuuuu" Seru yang lainnya.
L :"oke cukup pertanyaannya"(lalu Lyla memutar botolnya, kali ini berhenti didepan Yumna lalu Lyla tersenyum)
L :"Aku akan memilih truth untuk Yumna. Yumna, sebutkan hal yang membuat kamu sangat bahagia akhir-akhir ini ?"

Hal yang membuatku bahagia ? Tunggu, pernyataan Ali ? Apa Lyla mengetahuinya. Ya ampun dia tersenyum, apa Ali sudah cerita padanya.
Y :" Hal yang membuatku bahagia akhir-akhir ini mengikuti camping bersama sekarang"
"Eeeyyy jangan jawab seperti ituu terlalu lemah" seru yang lain
(Lyla melihatku dan menganggukkan wajahnya memberi isyarat untuk menjawab dengan jujur)
Y :"Baiklah, baru-baru ini ada seseorang yang aku suka menyatakan perasaannya padaku"
"Waaaaah, pacaran dong ?"
(Aku sedikit tersipu malu, seketika kulihati Ali sepertinya terkejut. Ekspresinya melongo tidak percaya. Oh iya, dia mengira bahwa aku tidak mungkin menerimanya.)
Y :"Tetapi kami tidak pacaran, karena agama kami melarangnya. Kami hanya mengetahui perasaan kami satu sama lain. Baiklah selanjutnya."

Aku kemudian memutar botol dan yah rasanya seperti didrama-drama botol tersebut berhenti tepat didepan Ali.
Ya ampun, ekspresi Ali sangat serius sekali, dia menatapku dengan tatapan tidak percaya dengan yang barusan aku jawab.

Y :"Baiklah Ali, truth or dare ?
A :"Truth"(dia menjawab singkat)
Y :"(aku berpikir apa yang harus aku tanyakan padanya, aku bingung akhirnya aku memilih pertanyaan yang sederhana) Ali, apa yang ingin kau sampaikan pada kami setelah selesainya kegiatan kita ?"
A :"Ada yang ingin aku sampaikan pada seseorang. Jika itu benar, apakah aku tidak apa-apa untuknya ? Apakah aku pantas ?"
Y :" Aku tidak mengerti maksudnya apa Ali ? Kau ingin menyampaikan kepada siapa ?"
A :" Yumna, aku seorang khatolik. Aku tidak pantas untuknya"

Deg, Aku berhenti. Tertegun dengan kata-kata Ali. 'Aku seorang khatolik'.
Haha, apa dia bercanda ? Dia kan seorang muslim.
Y :"Apa kau bercanda ? Kau muslim, aku mengenalmu dari kecil"
A :"Aku tidak pernah berkata kalau aku muslim Yumna."
Y :"Kau...(Seketika Lyla menghentikan aku dan memberi kode, kulihati kesekeliling bahwa semua panitia sedang kebingungan dengan kami berdua)"

L :"Hahahha, mereka berdua sangat lucu sekali. Ayo kita lanjutkan permainannya"

Ali masih memandangiku dengan serius, apa ini ? Apakah Ali mempermainkanku? Aku mendengarnya adzan, dia membalas salamku dan dia muslim sudah dari kecil. Aku tak tau tetapi sekarang aku sangat marah padanya.

Malam api unggunpun selesai, malam ini aku tak dapat tidur. Aku masih mengira-ngira dengan pernyataan Ali tadi.
L :"Ali masuk khatolik semenjak pindah ketempat kami Yumna"(Lyla satu tenda denganku)
Y :"Lalu kenapa dia adzan dan menjawab salamku ?"
L :"Kau tau bahwa dia dulunya muslim jadi ketika tidak ada yang adzan dia hanya mencobanya, dan menjawab salammu karena dia yah menganggap itu hanya sebatas sapaan. Bukankah kalau dinegri Arab semua orang memberi salam seperti itu?"
Y :"Lalu kenapa dia tak pernah bilang bahwa dia seorang khatolik padaku ? Kau juga ?"
L :"Aku kira kau sudah tau, karena Ali pernah cerita bahwa kau tak terganggu untuk berteman dengannya walau kalian beda agama."
Y :"Tapi dia tak pernah menjelaskan hal itu padaku ?"
L :"Yumna, bukankah kau mengurus dokumen bersama Ali ? Seharusnya kau tau kalau dia bukan islam, itu sudah terpampang di bionya dan aku kenal betul dengan Ali, apakah pernah dia berkata padamu bahwa dia muslim?"

Deg, Lyla benar. Aku benar-benar kehabisan kata-kata. Perasaanku tak karuan, aku marah, marah pada situasi seperti ini. Ali memang pernah bilang bahwa dia tidak pantas untuk adzan, dia juga berkata bahwa dia tak pantas untukku. Tuhan, apa hanya aku yang melewati hal-hal itu? Sampai bionya saja aku tidak perhatikan, padahal sudah sangat jelas kami mengerjakannya bersama.

Tuhan, berita apa lagi ini ? Setelah semua yang terjadi ? Setelah semua tragedi yang membuat aku semakin menyukainya ? Kemudian pernyataan cintanya yang membuat aku sampai bahagia bukan kepalang?

Dan sekarang disusul dengan fakta bahwa ia adalah seorang khatolik ?
Apa yang terjadi padaku ? Bagaimana aku bisa menyukai dia yang beda agamanya ? Aku tak tau, apakah ini salahku ?

Perasaanku bercampur antara marah dan sedih, aku menangis malam ini. Lyla berusaha untuk menghiburku, tetapi pada akhirnya dia juga ikut menangis bersamaku.
....
...
Bersambung
...
....
***
Setelah kepergian ayah, ibuku semakin suram. Hampir setiap malam kuliati dia menangis merintih memeluk foto ayah. Aku tak bisa membiarkannya seperti ini terus, ibu bisa sakit karena terlalu berlarut dalam kesedihan.

Setahun setelah kepergian ayah. Hari ini ibu pulang dengan wajah yang berseri. Heran ? Kenapa ibu bisa tiba-tiba sebahagia ini ? Ibu memanggilku dan berkata padaku bahwa ia telah menemukan kebahagiaan baru.

I :"Ali, ibu memutuskan untuk menikah lagi. Ibu sudah menemukan seseorang yang bisa membuat ibu bahagia lagi. Ibu ingin kau bertemu dengannya, ibu berharap kau menyukainya."

Aku hanya tertegun, tetapi melihat ekspresi ibuku yang sangat bahagia itu membuat aku tidak ragu untuk membalas senyumannya.

A :"Apapun yang membuat ibu bahagia, aku akan turut bahagia untuk itu. Jika dengan menikah lagi dapat membuat ibu tersenyum seperti ini, pasti dia orang yang sangat ibu cintai. Aku setuju ibu, untuk kebaikan kita bersama."

Untuk umurku yang masih kecil, aku bisa mengerti dengan keadaan ibuku. Sewaktu itu aku belum terlalu mengerti dengan perihal agama, aku sebenarnya sedikit terkejut mendengar bahwa calon ayah tiriku adalah seorang nonmuslim.

Ibuku memutuskan untuk pindah agama untuk mengikuti suami barunya. Tidak dengan aku, aku tetap pada pendirianku. Ayah tiriku ternyata sudah mempunyai tiga orang anak sebelum menikah dengan ibuku, ya dia seorang duda.

Aku hanya dapat bertahan selama 2 tahun dan akhirnya memutuskan untuk mengikuti ayah tiriku. Sangat sulit untuk bertahan ketika hanya kau seorang yang berbeda dilngkunganmu. Aku tinggal di tempat nenek yang notabennya nonmuslim, sekolah juga kebanyakan nonmuslim, ibu, ayah tiri dan saudara tiri yang nonmuslim serta sahabatku Lyla yang nonmuslim dan akhirnya aku menyerah untuk mengikuti ayahku.

***

YUMNA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang