...
Fakta untuk hari ini begitu lengkap, seperti ditampar bolak balik oleh dua kenyataan yang menyedihkan. Aku kehilangan 'masa depan'ku dengan keguguran Yumna dan aku kehilangan 'hidupku' dengan penyakitku.Mengapa kenyataan hidupku begitu pahit ? Aku lebih puas dirundungi oleh kesedihan ketimbang kebahagiaan. Dimana kebahagiaanku? Kapan aku bisa bahagia ? Jujur, aku sangat iri pada mereka. Mereka hidup dengan sangat menyenangkan, aku tak pernah meminta lebih didalam hidupku ini. Aku hanya ingin hidup sederhana dengan kedua orang tuaku, tak perlu kaya dan tak perlu kesuksesan. Hanya kehidupan orang normal seperti biasa yang aku inginkan.
Tapi, bertubi-tubi masalah datang silih berganti. Dimulai ketika ayah sakit dan pergi, kepindahanku kepada khatolik, pernikahan ibuku, kehidupan baruku, kemudian pertemuanku dengan Yumna, kehamilannya, kegugurannya kemudian disusul dengan penyakitku ? Wah, ini sangat lengkap sekali! Kehidupan yang begitu sempurna, sempurna untuk kekacauan.
...
Setiap malam, aku tak bisa tidur. Semua masalah ini selalu memusing dikepalaku. Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku memberitahu Yumna tentang penyakitku ini ? Tidak ! Yumna pasti akan semakin sedih. Setelah semua yang telah terjadi, aku tidak mau Yumna tambah sedih karena kondisiku.Aku 'kanker', ini penyakit mematikan. Aku tak bisa menjamin kehidupanku, apakah aku bisa bertahan hidup bersamanya atau malah akan meninggalkannya segera. Aku tidak mau Yumna menangis lagi, sudah cukup! Sudah cukup penderitaan yang ia lalui.
Karena bertemu 'aku', Yumna jadi seperti ini. Kehidupannya begitu sempurna sebelumnya, aku telah menghancurkannya. Ini aku ! Mesti gara-gara aku ! Aku adalah bagian terburuk dalam episode kehidupan Yumna.
Aku tidak bisa mengatakan penyakitku padanya, sudah cukup kehadiran burukku untuknya. Walau dengan berat hati, tapi aku harus melakukan ini. Aku harus menghilang dari kehidupannya. Aku tidak mau Yumna menangis lagi, aku tidak mau Yumna mengalami masa-masa sulit kembali. Aku mencintainya, yah aku masih mencintainya.
...
A :"Assalamualaikum ustad."
U :"Waalaikum... oh nak Ali, mau belajar hari ini ?"
A :"Mm ... saya mau bicara ustad."
U :"Iya, sebenarnya ustad juga ada yang ingin ditanyakan."
A :"Apa itu ustad ?"
U :"Maaf nak Ali, karena Yumna sekarang sudah tidak hamil, jadi apa rencana nak Ali selanjtnya ?"
A :"Saya juga ingin membicarakan hal ini ustad. Saya mohon agar ustad mendengarkan penjelasan saya."
U :"Baiklah, apa itu nak ?"
A :"Sepertinya saya tidak akan menikahi Yumna ustad, ... "
U :"uumm.. sebenarnya karena Yumna sudah keguguran, tidak ada alasan lagi untuk kamu bertanggung jawab, begitu?"
A :"Bukan begitu ustad, saya ingin bertanggung jawab bukan hanya karena kehamilan Yumna, tapi karena saya juga mencintainya."
U :"Lalu karena apa kamu tidak bisa bertanggung jawab lagi?"
(Mengeluarkan secarik kertas)
A :"(memberinya kepada ustad) saya sebenarnya sedang sakit ustad, saya 'kanker otak st2."
U :" .... mmm ... saya turut sedih mendengarnya nak. Ayah kamu dulu juga menderita penyakit ini. Jadi ini alasan kamu tidak bisa bersama Yumna ?"
A :"Maafkan saya ustad, ... saya ... ... (menangis dengan sendirinya) ... hiks ..hiks.. saya sangat mencintai Yumna ustad, sangat mencintainya... tapi keadaan saya sekarang ... hiks ... tidak memungkinkan untuk bersamanya."
U :"Ustad mengerti nak" (memeluk ali)
A :"Maafkan saya ustad ... maafkan ... saya tidak mau Yumna untuk menangis lagi dengan hidup bersama saya yang seperti ini, ... hiks ... saya tidak mau..."
U :"Saran saya, lebih baik kamu bicarakan bersama Yumna. Jujur adalah yang terbaik."
A :"Tidak ustad... hiks ... tidak, saya tidak ingin Yumna tau tentang penyakit saya, biarkan saja dia membenci saya dan kembali dengan kehidupannya. Saya lebih baik menjadi seorang 'penjahat' agar kehidupan orang yang saya cintai 'bahagia'."
U :"Kamu harus tabah Ali, ini adalah cobaan untuk kami. Kamu harus kuat."
A :"Maafkan Ali ustad, tolong jangan beritahu Yumna."
U :"Hmm.. baiklah nak Ali, ustad percayakan keputusanmu ini. Kau adalah pria yang baik nak, kau juga pantas untuk mendapatkan yang terbaik."
A :"Terima kasih ustad,"
...
U :"Lalu bagaimana dengan progresmu ? Masih terus belajar tentang islam?"
A :"Tentu saja ustad"
...
Alasan pertama aku masuk islam adalah untuk menikahi Yumna. Setelah kejadian baru ini, sebenarnya tak ada lagi alasan untuk aku tetap mempelajarinya. Tapi, ... setelah semua hal yang aku pelajari, kekagumanku terhadap islam membuat aku sedikit demi sedikit mengenal dan menyukainya.Sebenarnya, aku ingin berhenti dan kembali pada kehidupanku yang lama. Tapi, aku tak tega, tak tega pada diriku sendiri. Aku telah menemukan kenyamanan dan ketentraman saat aku mengenal islam. Apakah aku sudah jatuh cinta pada islam?
...
....
Bersambung
....
...
***
Y :"Mengapa kau begitu tega Ali?"
I :"Ibu tidak habis pikir dengan apa yang barusan kau katakan."
Y :"Setelah semua kejadian ini? Setelah semua kehilanganku? Sekarang? Apa lagi?"
A :"Tapi kita tidak punya alasan lagi untuk bersama Yumna,"
Y :"Kamu sungguh begitu egois Ali, bukankah kau bilang kau mencintaiku? Apa itu hanya kebohongan belaka?"
A :"Apa kau lebih mencintai aku dari Tuhanmu Yumna ? Kau tau bahwa aku bukan muslim"
Y :"Apa kau juga berhenti ..?"
A :"Yah, tak ada alasan lagi untukku untuk masuk islam."
Y :" ... kau ... kau "Perkataan itu seketika menusukku, aku harus menjawab apa dari kata-kata Ali? Apakah aku harus berisikeras untuk memintanya tinggal? Aku sedang kehilangan, aku dalam masa kesedihanku, sekarang Ali ?
Dia begitu kejam, dia begitu kejam! Bagaimana bisa ? Aku rasa tak ada alasan lagi untuk aku tidak membencinya. Tapi aku mencintainya, lalu bagaimana ? Bagaimana?
"Apa kau lebih mencintai aku dari Tuhanmu Yumna ?"
Deg, kata-kata ini, hiks... Tidak ! Tentu saja aku lebih mencintai Tuhanku, tentu saja. Tuhanku adalah yang paling utama dihidupku!Apa ini ? Hiks... Apa Yumna ? Apa? Tolong sadarlah Yumna ? Sadarkan dirimu ?! Dia adalah Ali, hanya Ali. Dia bukan prioritasmu ! Bukan !
Ingat Tuhanmu Yumna ! Tuhanmu !"Astaghfirullah, astaghfirullah ... astaghfirullah"
Y :"Ali ! Aku mencintai Tuhanku bahkan lebih dari diriku sendiri. Kau hanyalah cinta sesaat yang Ia tunjukkan padaku. Terima kasih sudah datang dihidupku Ali, karena kehadiranmu aku bisa merasakan variasi cinta terhadap sesama manusia. Dan karenamu pula aku dapat merasakan variasi pahit dalam kehidupan"
A :"Iya, kau benar Yumna. Hiduplah bahagia Yumna, 'Bahagialah karena Mencintai Tuhanmu', aku harap aku pun begitu."
***

KAMU SEDANG MEMBACA
YUMNA [COMPLETE]
Romantik(Complete) Romance - Fiksi - Tragedi - Drama - Religion Ketika cinta disalah artikan. Kisah Seorang wanita bernama Yumna yang hidup dilingkup keluarga yang sangat islami. Taat akan ajaran agama, membuat Yumna tumbuh menjadi wanita lemah lembut dan p...