Bagian 7

2.2K 105 4
                                    

...
Teman,
Aku tidak pernah berpikir bahwa aku dapat berteman dengan mereka yang nonmuslim. Aku tidak pernah mendapat kesempatan untuk dekat dan mengenal mereka.

Benar, Lyla adalah orang pertama nonmuslim yang ku kenal. Aku tidak pernah menyangka bahwa ia mau mengajakku bicara karena penampilanku yang syar'i. Kebanyakan dari nonmuslim menghindariku, apalagi para pria, mereka akan menjaga jarak denganku.
...
"Aku akan menunggumu untuk jujur Yumna"

Aku terkejut mendengar Lyla berbicara seperti itu. Apakah wajahku terlihat jelas ? Oh tidak, baru saja Lyla menyatakan bahwa dia nyaman dan menganggapku sahabat. Apakah aku harus jujur padanya ?

L :"Aku tidak akan marah Yumna, aku hanya tidak ingin ada rahasia diantara kita."
Y :"Apakah aku kelihatan begitu jelas?"
L :"Sangat jelas Yumna. Haha, sebenarnya aku sudah menebak dari awal. Kau tau ? Ali banyak cerita tentangmu.
Y :" Ali bercerita tentangku?"
L :" Iya, Ali dulu banyak cerita tentangmu. Yumna yang baik dan Yumna yang pintar, sebenarnya aku sedikit iri. Itulah mengapa, aku ingin lebih dekat denganmu. Tapi, setelah mengenalmu, kau benar-benar Yumna yang baik dan pintar, aku tidak bisa iri padamu. Aku dan Ali itu sahabatan, walaupun kami pernah pacaran dulu, tetapi kami tetap bercerita tentang satu sama lain hingga sekarang."
Y :"Kalian sangat dekat sekali,"
L :"Jangan cemburu Yumna, Ali selalu menganggapku sebagai sahabat tidak pernah lebih."
Y :"Tapi kalian pernah pacaran."
L :"Iya, tapi hanya aku yang punya rasa 'itu' aku tau bahwa Ali tidak benar menganggapku kekasih. Dia hanya tidak bisa menolakku."
Y :"...(aku terdiam, bingun ingin bereaksi seperti apa di saat-saat seperti ini)"
L :"Itulah mengapa kami putus, aku tidak bisa selamanya memaksa Ali untuk bersamaku. Dia tidak akan pernah menolak, karena dia adalah pria yang baik. Ali terlalu baik buatku."
...
L :"Yumna, aku ingin sekali dekat denganmu. Bisakah kau jujur padaku bahwa kau juga menyukai Ali."
Y :"Maafkan aku Lyla untuk tidak jujur padamu, iya benar aku menyukainya. Aku memutuskan untuk hanya menyukainya dalam diam dan doa. Tetapi ketika aksi Sarah tadi, aku tidak bisa mengontrol ekspresiku karena aku sangat kagum padanya."
L :"Aah, legah rasanya saat kau jujur seperti ini Yumna. Aku ingin kita menjadi rival dan bertarung dengan sehat! Si Ali itu sangat beruntung kau memyukainya. Bagaimana ya reaksinya kalau dia tau?"
Y :"Tolong rahasiakan lyla!"
L :"Hahahha, aku hanya bercanda. Oh iya, kenapa kau bisa suka pada Ali ? Jangan bilang hanya karena aksi tadi ?"
Y :"Sejujurnya, aku sudah menyukainya dari dulu, cuma karena dia pindah aku kira kita tak akan pernah bertemu lagi. Tetapi kemarin aku mendengar suara adzan Ali, pertama aku hanya kagum, tetapi setelah bertemu lagi dengannya rasa itu timbul kembali. Kemudian kami sering bertemu dan aku semakin kagum."
L :" Adzan ? Aku kira Ali sudah lupa. Setelah semua perubahan yang ia lakukan. Kau tau ? Aku terkejut dengan kau menyukainya. Kalian sudah lama tidak bertemu dan Ali sudah bukan seperti dulu . Tetapi melihat gerak-gerikmu akhirnya aku semakin yakin."
Y :"Tidak mungkin Ali lupa, dulu dia sangat suka adzan. Walaupun sudah banyak yang berubah darinya, aku juga tidak mengerti kenapa tetap kagum padanya. Aku juga terkejut mendengar curhatanmu kemarin malam. Aku tidak pernah mengira bahwa kalian bisa pacaran dahulunya."
...
Y :"Mmm, Lyla, kenapa kau sangat ingin berteman denganku ?"
L :"Karena kau baik dan aku nyaman bersamamu. Ada apa Yumna ?"
Y :"Tidak, hanya saja aku belum pernah sebelumnya berteman dengan nonmuslim. Kebanyakan dari mereka menghindariku. Apa kau tidak terganggu dengan penampilanku Lyla ?"
L :" Kenapa mesti terganggu ?"
Y :" Ya, karena aku tidak seiman denganmu."
L :"Aku tidak melihatmu begitu Yumna. Setiap manusia pasti membutuhkan manusia lain untuk berlangsungnya hidup. Aku sebagai manusia biasa membutuhkan kamu untuk menjadi temanku. Aku percaya bahwa orang yang sudah ditakdirkan untuk menjadi baik akan tetap menjadi baik terlepas dari apapun agama yang dianutnya. Dan aku melihat bahwa kau adalah orang baik Yumna."
...
Lyla benar dan aku kagum padanya.
Dia sangat tulus berteman denganku.
...
Y :"Aku tidak pernah berpikir seperti itu, kamu benar Lyla."
L :"Mulai sekarang, jangan lagi sungkan padaku. Kita teman bukan ? Dan kita juga rival sekarang!"
...
Lyla tersenyum dan akupun ikut tersenyum padanya. Kami tertawa lepas menyerukan betapa bahagianya kami saat ini. Rasanya lega sekali dapat jujur padanya. Rival ? Sedikit geli tapi benar adanya. Teman ? Aku bahagia mendengarnya.
....
...
Bersambung
...
....
***
L :"Ali, sepertinya kita harus putus"
A :"kau kenapa Lyla ? Bukankah kau yang menginginkan kita untuk pacaran."
L :"iya kau benar, tapi kita tidak benar-benar seperti pacaran Ali."
A :"apa maksudmu Lyla ?"
L :" Kita pacaran tetapi seperti tak pacaran. Aku tau, kau hanya tak bisa menolakku."
A :"Kenapa kau berkata seperti itu Lyla ?"
L :"Aku sangat mengenalmu Ali, kau terlalu baik. Kau takut aku sedih hingga kau tak berani menolakku. Awalnya aku sengaja berharap dengan berjalannya waktu kau bisa benar menyukaiku. Tapi, semakin lama aku semakin yakin bahwa kau tidak menganggapku seperti itu."
A : .....
L :" Bisakah kau jujur padaku Ali ?"
A :"Maafkan aku, kau benar, aku tak dapat menolakmu dan aku juga tak dapat menyukaimu lebih dari teman."
L :"Kenapa kau tak bisa menyukaiku Ali?"
A :" Maafkan aku, tetapi aku masih tidak bisa melupakan seseorang. Melupakan Cinta masa kecilku."
***

YUMNA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang