Kegiatan hari ini rasanya sangat melelahkan. Tidak hanya menerjemahkan kata-kata, aku juga ikut membantu tim panitia untuk menyiapkan beberapa perlengkapan-perlengkapan yang mereka butuhkan. Untung saja ada Lyla disana, setidaknya aku punya teman sesama wanita untuk menemaniku.
...
L :"Aaahh, rasanya lelah sekali. Apa kau langsung pulang sehabis ini yumna ?"
Y :" sepertinya iya, karena kosan tempat tinggalku mempunyai batas waktu malam."
...
"Bruuk!" Seseorang tiba-tiba menabrak kami." Ah, maafkan aku. Aku sedang tidak fokus." Ia tampaknya sedang kelelahan dan kebingungan.
Y :" iya, kami tidak apa-apa. Sepertinya kamu sedang ada masalah ? Ada apa ya ?"
L :" kamu panitia kan ?"
P :" iya aku panitia acara, aku sedang bingung. Sepertinya di acara kali ini aku membuat kesalahan."
L :" kesalahan ? Maksudnya ?"
P :" aku sudah membuat list nama dari mahasiswa luar yang datang, tetapi aku kecolongan. Salah satu dari mereka adalah pendatang gelap."
Y :" aku tidak mengerti, bisa kau jelaskan ?"
P :" Jadi begini, kalian tau kan acara ini khusus untuk kami yang ber-agama kristen ?"
L :" iya benar, terus ?"
P : " jadi kami membuat list khusus untuk para tamu mahasiswa dari luar. Kami mengundang mereka yang ber-agama kristen, karena dalam acara ini kami banyak membahas mengenai banding rohani. Dan kami kecolongan bahwa ada satu nama yang tidak terdaftar sebelumnya berada pada absen hari ini. Kami perlu memastikan bahwa ia juga ber-agama kristen. Kami takut semua informasi yang kami sampaikan akan digunakan secara tidak benar karena mungkin faham yang berbeda."
Y :"lalu bagaimana dengan kami ? Para transleter yang nonkristen ?"
P :" untuk kalian berbeda, bukankah kita telah melakukan perjanjian? Bahwa kalian hanya menerjemahkan tanpa ikut terlibat dalam organisasi."
L :" Siapa nama dari list yang tidak terdaftar itu ? Kalau bisa aku juga ingin membantu untuk menemukannya."
P :" namanya 'Sarah'. Tolong, jika kalian menemukan dia atau sesuatu yang mencurigakan untuk segera menghubungi panitia lain."
Y :" Baiklah, kami juga akan membantu. Sepertinya kau sangat kelelahan, lebih baik untuk sekarang kalian istirahat dahulu. Besok kita semua akan mencarinya kembali."
P :" Baiklah yumna, lyla. Terima kasih atas perhatian kalian. Aku pamit dulu untuk memberitahukan informasi ini ke yang lainnya."
...
Aku tidak tahu kalau hal seperti itu dapat terjadi. Mereka benar, kita tidak pernah tahu pikiran orang lain tentang ajaran agama kita. Mungkin mereka akan setuju, mungkin saja tidak dan informasi yang disampaikan bisa saja diambil menjadi positif atau negatif. Karena setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda.Selama ini aku tidak pernah bertanya kepada nonmuslim tentang pendapat mereka tentang muslim. Hanya desas-desus dan isu-isu belaka yang belum pasti faktanya.
...
"Drrrdrrdrr" seseorang menelpon Lyla.
L :" Iya halo pa, sudah sampai dimana ? ... ah iya.. tidak apa-apa. Hati-hati ya."
Y :" kenapa lyla ?"
L :" sepertinya papaku tidak bisa datang menjemput, tiba-tiba saja mobilnya mogok. Yumna, aku sebenarnya tidak enak, tapi boleh tidak aku menginap di tempatmu malam ini ? Aku sedikit takut untuk naik taxi sendirian."
Y :" tentu saja boleh, lagi pula ini sudah larut. Kamu menginap di tempatku saja."
...
Hari sudah larut, tidak mungkin aku biarkan Lyla naik taxi pulang sendirian, itu terlalu beresiko.
Kamipun berangkat ke tempatku. Sesampainya disana, kupinjamkan Lyla baju tidurku dan kami berbaring untuk tidur bersama.
...
L :" Yumna,"
Y :" Iya lyla, kenapa ?"
L :" kenapa kau tidak membuka hijabmu ? Apa kau tidak risih tidur menggunakan hijab ?"
Y :"bukan begitu Lyla, aku ingin menjelaskannya tetapi aku takut kau sedikit tersinggung."
L :" tak apa, aku akan menghargai alasanmu."
Y :" baiklah, di agamaku, ada beberapa aturan yang menyatakan bahwa kami seorang wanita muslim tidak boleh membuka hijab kami dihadapan wanita yang nonmuslim. Alasannya bahwa kami takut bahwa wanita tersebut dapat memberitahukan kepada orang lain perihal rambut kami."
L :"aku mengerti, karena kalian wanita muslim sepenuhnya harus menutupi hal-hal yang bersifat dapat membuat lawan jenis jatuh hati."
...
Aku sedikt terkejut, ternyata Lyla mengerti. Aku kira dia akan berpikiran bahwa tidak memperlihatkan rambut sesama wanita karena tidak se-agama adalah hal yang tidak logis.
...
L :" Yumna, boleh aku bertanya lagi ?"
Y :" iya, boleh lyla. Tanyakan saja !"
L :" Bagaimana menurutmu tentang Ali ?"
...
Deg, Lyla menanyaiku mengenai Ali. Apakah dia tahu kalau aku menyukai Ali ?
Tidak mugkin dia tahu.
...
Y :" Kalau menurutmu Lyla ?"
(Lyla tersenyum)
L :" Tidak ada yang terlalu spesial tentang Ali, tetapi jika kau perhatikan dengan baik-baik, dia cukup tampan. Terlebih aku suka tatapannya, tatapannya sangat tajam dan mendalam."
..
Deg, Lyla benar. Aku tidak terlalu memperhatikan wajah Ali, aku hanya menunduk dan jatuh hati pada suaranya.Y :" bagaimana kau bisa mengenal Ali ? Ku lihat kalian sangat akrab ?"
L :" sewaktu kecil, keluarga Ali pindah di samping rumahku. Dulu aku sangat tomboy, tingkahku seperti anak laki-laki. Ketika Ali pindah di sebelah, hampir setiap hari kami berkelahi. Aku tidah tahu, tapi karena serig bersama kami jadi akrab. Kami juga sekolah ke sekolahan yang sama sampai SMA."
Y :" Pantasan saja kalian sangat akrab, kalian sudah mengenal selama itu."
L : " lalu bagaimana dengammu yumna ?"
Y :" aku kenal Ali sewaktu kecil, dia sering datang ke rumah untuk belajar dengan ayahku. Kadang kami juga sering bermain bersama. Tetapi setelah ia kehilangan ayahnya, ia pindah ke tempat neneknya."
L :" Hanya begitu saja?"
...
"Hanya begitu saja ?" Tuhanku, kata-kata itu terdengar sangat mengangguku. Sepertinya hubungan aku dan Ali tidak ada apa-apanya bagi Lyla. Hanya seperti orang yang pernah kenal dahulu, tidak lebih begitu saja. Padahal jika terkuak, aku sudah terlanjur jatuh hati pada Ali.
...
L :" Maaf, aku kira kalian punya hubungan yang spesial, soalnya cara Ali memandangmu sedikit berbeda."
Y :" Berbeda ?"
L :" Sebenarnya aku sedikit cemburu pada cara Ali memandangmu yumna. Aku dulu pernah berpacaran dengan Ali saat SMA. Tetapi kami putus karena Ali ingin fokus pada pendidikannya."
...
Pacaran ? Waktu SMA ? Dengan Ali ?
Rabbku, kata-kata ini seketika membuat dadaku tersentak. Aku tidak percaya bahwa Ali bisa pacaran berbeda agama.
...
L :"dan sekarang, sebenarnya aku masih menyukainya. Aku berharap suatu saat nanti bisa kembali bersamanya."
...
(Lyla memandangiku)
L :"yumna ? Kau kenapa ? Kenapa sepertinya kau sangat terkejut ?"
Y :" Ah, tidak ada apa-apa."
...
Lyla masih mengharapkan Ali, dan aku menyukai Ali dalam diam. Tetapi Mereka pernah berpacaran ?
Mereka berdua pernah menjalin hubungan menjadi sepasang kekasih.
Oh tidak.
Pikiranku benar-benar campur aduk.
....
...
Bersambung
...
....
***
"Jika kau menemukannya atau ada yang mencurigakan segera hubungi panitia yang lain"
...
Sepertinya aku ketahuan, tidak. Seharusnya aku bisa datang dan pergi tanpa membuat jejak. Aku tidak boleh tertangkap sebelum mendapatkan yang aku mau.Aku harus membuat siasat, agar aku tetap dapat berada dalam acara ini.
Tidak hanya acara agama kristen, aku juga sudah dengan sengaja masuk dalam acara-acara rohani agama lain. Aku membutuhkan banyak informasi untuk menetapkan tujuanku.Aku 'Sarah' dan aku seorang 'Atheis'
***

KAMU SEDANG MEMBACA
YUMNA [COMPLETE]
Romansa(Complete) Romance - Fiksi - Tragedi - Drama - Religion Ketika cinta disalah artikan. Kisah Seorang wanita bernama Yumna yang hidup dilingkup keluarga yang sangat islami. Taat akan ajaran agama, membuat Yumna tumbuh menjadi wanita lemah lembut dan p...