Part 24

3.8K 427 2
                                    

Lintang tanpa menyerah mencoba mengambil alih kendali lagi. Kali ini ia membicarakan tentang Matematika. Topik yang membuatku mual. Topik yang hanya bisa dibicarakan oleh orang-orang jenius macam Lintang dan Saga. Topik yang nggak ingin kudengar saat aku sedang makan.

Aku sibuk makan Norimaki sushi yang ternyata rasanya enak sambil bicara satu dua patah kalimat dengan Fanny yang juga buta makanan Jepang. Sebisa mungkin aku menyediakan ruang kesempatan sebesar mungkin pada Lintang supaya ia bisa berusaha sebaik-baiknya. Kasihan, Lintang sudah patah hati pada Saga selama nyaris 4 tahun lamanya.

Kesempatan dariku malah tidak dipergunakan sebaik-baiknya oleh Lintang. Pada akhirnya Lintang habis kesabaran menghadapi Saga yang tidak banyak bicara. Apa yang diharapkan Lintang sebetulnya? Saga tiba-tiba tersenyum lebar dalam sekejab? Tiba-tiba Saga banyak bicara seperti Abimayu dan nawari Lintang untuk jadi pacarnya? 

Lintang seperti shock berat saat menemukan Saga bukan orang yang suka basa-basi. Apalagi saat mendengar Saga selalu bicara terus terang.

“Kamu emang dari sananya nggak ramah ya Saga?” Desis Lintang. Senyumnya yang tadi semanis madu sudah menguap.

Alis Saga yang sempurna naik satu. Fanny dan aku menelan ludah kebingungan memandang Lintang. Aku mau menjelaskan ke Lintang, kalau Saga nggak bermaksud untuk nggak ramah sama sekali. Memang begitulah Saga kalau kamu belum terlalu mengenalnya.

Saga bersikap senormal-normalnya dirinya. Ia nggak sedang berakting. Pasti Saga disalahpahami lagi gara-gara tatapan matanya dan jawabannya yang pendek. Suasana langsung berubah menjadi tidak enak sekali.

Lintang melipat lengannya didepan dada, “Kamu nggak enak diajak ngobrol.”

"Oh ya?" Saga tertawa sinis.

“Saga nggak kayak gitu.” Potongku. Niatku baik, untuk mencairkan suasana tapi Lintang malah meradang. Yang kutau setelah itu Lintang tidak mau bicara lagi padaku dan Saga.

Dunia Saga (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang