Sebagai ganti tidak mau ke rumahku, Saga mengajakku makan malam di restauran dekat laut. Aku sudah berganti baju, celana jeans dan kemeja putih. Aku mengikuti cara berpakaian Saga. Ia juga rapih memakai jeans dan kemeja warna biru.
"Kamu boleh mesen apa aja. Semua kubayar."
"Nggak mau, aku bisa bayar makananku sendiri." Aku menggeleng.
"Sampai kapan kamu nggak mau di bayari?"
"Selama aku masih mampu." Jawabku sambil memeriksa daftar menu.
Saga tersenyum separo sambil menunduk. Aku memperhatikannya dari balik buku menu. Wajah Saga tampak sempurna di bawah lentera jingga. Rambutnya yang jatuh di kening, matanya, alisnya, semuanya sempurna. Aku nggak ada apa-apanya di banding Saga. Ia seperti pangeran yang muncul dari cerita dongeng.
"Apa yang kamu lihat?" Saga tiba-tiba memandangku.
"Saga." Jawabku.
Alis Saga terangkat. Perlahan ia mencondongkan wajahnya ke wajahku,"Lihat aku lebih dekat."
Aku mendekatkan wajahku pada Saga. Ku kira ia ingin membisikanku rahasia. Tapi Saga tetap diam. Mata kami bertatapan dalam jarak yang cukup dekat selama beberapa detik sebelum Saga memundurkan badan dan memalingkan wajah dengan cepat.
"Apa yang barusan nggak ada pengaruhnya buatmu sama sekali?" Gerutunya.
"Pengaruh apa?"
"Saga mendengus,"Sedikitpun?"
"Apanya?"
Saga menghela nafas lalu ia bertanya dengan sopan,"Boleh aku pegang rambutmu?"
"Hah? Ya boleh sih." Jawabku kemudian mendekatkan lagi wajahku ke depannya.
Saga menghela nafas berat campur frustasi. Ia menjulurkan tangan menyentuh rambutku, pipiku kemudian ia menarik kedua pipiku keras-keras.
Sontak aku menggeliat-geliat seperti gurita,"Aaaaaa nggak mau! Aku nggak suka pipiku di tarik-tarik." Seruku.
"Kenapa?"
"Kenapa apanya? Sakitlah kalau pipinya di tarik-tarik!"
"Bukan! Kenapa kamu nggak merespon? Kenapa kamu beda dari semua cewek lain?"
"Ngerespon gimana? Oh.. oh maksudnya aku jangan mau di tindas itu ya? Iya, tapi ini kan aku ngelawan! Aku nggak suka pipiku di cubitin Sagaaa!"
"Oke." Saga mendengus, "Aku berhenti." Saga menarik kedua tangannya dari pipiku,"Sudah tau mau mesen apa?"
"Saga suka seafood jenis apa?" Tanyaku sambil mengelus-elus kedua pipiku.
Saga terdiam berpikir,"Kepiting." Jawabnya.
"Kalau gitu aku pesen yang Saga suka."
"Kalau kamu, Seafood apa yang paling kamu suka?"
"Aku suka semuanya!" Jawabku semangat,"Terus, selain kepiting Saga suka makanan apa?"
"Aku suka semua yang kamu suka."
"Berarti Saga juga suka roti?"
"Ya."
"Jus jeruk?"
"Ya."
"Saga juga suka pelajaran PPKN?"
"Aku sedang belajar untuk suka pelajaran itu."
"Kenapa suka aja harus belajar segala?" Kataku sambil tertawa.
"Karena aku belajar suka apa yang kamu suka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Saga (Completed)
Teen FictionRank 1# on innocent & first love and realistic fiction There's nothing like the innocence of first love..... This work dedicated for people who likes pure, sweet, stupid, innocent love story Enjoy! Thanks for reading and please dont copy my story...