"Boleh kalian tinggalin kami berdua sebentar?" Tanya Saga sopan pada May, Novietta dan Ellie begitu kami keluar dari kamar mandi.
May langsung mengangguk-angguk semangat. Sementara Novietta dan Ellie sikut-sikutan lengan dengan ekspresi melongo.
"Lama juga nggak apa-apa kok!" Seru May dan ia langsung menggeret Novietta dan Ellie menjauh dariku dan Saga. Kutebak ini masih dalam agendanya balas dendam membuat Lintang patah hati.
"Apa Saga yang ngasih tau May, Novietta, Ellie kalau ada di dalam kamar mandi? Kok Saga bisa tau aku ada di dalam kamar mandi?" Tanyaku bingung begitu yang lain menghilang dari balik koridorm
"Ya." Jawab Saga singkat dengan wajah acuh tak acuh.
"Saga tau darimana?" Aku mengulang pertanyaanku barusan.
"Kamu nggak apa-apa?" Saga mengecekku dari atas kebawah. Raut wajahnya berubah makin jengkel begitu melihat rok dan tasku basah,"KAMU DI SIRAM?"Geramnya.
"Ngg, bisa di bilang begitu?" Aku garuk-garuk rambutku yang juga nggak kalah basah.
"Aku lihat rombongan Yano masuk kedalam kamar mandi setelah kamu masuk." Suara Saga berubah tajam. Ia marah," TERNYATA MEREKA NYIRAM KAMU?"
Aku meringis,"Tapi aku sekarang pakai jaket Saga. Jadi aku sudah nggak apa-apa. Maaf ya jaketmu ku pinjam dulu."
"JANGAN MINTA MAAF." Gerutu Saga sambil melipat lengan jaketnya yang kebesaran untukku.
"Kalau gitu, makasih Saga..." Ujarku dengan penuh rasa terimakasih," Gimana caranya aku bisa balas kebaikan Saga?"
Saga menghela nafas jengkel.
"Apa aku nyuciin baju seragam Saga selama seminggu ini?"
"Bukan itu yang kumau." Potong Saga galak.
"Ngg, terus?"
"Jangan bicara di sini. Cepetan jalan balik ke kelas."
"Iya." Aku mengangguk menurut. Baru berjalan empat langkah aku baru sadar Saga tidak berjalan bersamaku.
"Saga?" Aku menoleh kebelakang.
Saga menatapku marah,"Kenapa kamu langsung nurut?"
"Nurut apa? Maksudmu nurut permintaan Saga untuk balik ke kelas?" Tanyaku bingung.
"Kenapa kamu pasrah di intimidasi orang lain? Kenapa kamu nggak ngelawan?"
"Ngelawan?" Aku membelalakan mata," Ngelawan bagaimana?"
"Tunjukin ke mereka kalau kamu nggak lemah. Nggak bisa di tindas seenaknya. Nggak bisa di suruh-suruh sesuka mereka."
"Apa aku kelihatan selemah itu di mata Saga?"
"Ya." Jawab Saga tajam," Kenapa kamu selalu mementingkan orang lain di atas kepentinganmu? Kamu juga harusnya bahagia jadi dirimu sendiri."
"Kamu biarin Lintang, Yano dan teman-temannya ngelakuin apapun yang dia suka ke kamu. Kamu bolehin Adnan dan Yugo minta tolong kamu untuk digantikan tugas piket. Kamu mau mereka suruh mencatat catatan pelajaran mereka. Kamu biarin dirimu di tindas. Kebaikanpun ada batasnya Jo."
"Aku cuma bermaksud bantuin mereka kayak Saga yang dulu juga sering bantuin aku tanpa pamrih."
"Itu karena aku tau kamu nggak ada maksud memanfaatkanku sama sekali."
"Tapi sekarang, Saga selalu ngasih syarat tiap aku minta bantuan." Sahutku.
"Karena aku pengin ngeliat kamu ngelawan. Aku pengin ngliat kamu berusaha nggak kelihatan lemah dan nggak bisa kuintimidasi. Tapi ternyata sama saja."
Aku putus asa berkata, "Aku harus ngelawan bagaimana? Aku nggak tau caranya."
"Apa aku yang harus turun tangan? Aku bisa maju ke depan mereka jadi tamengmu. Tapi apa itu menyelesaikan masalah? Ini belum seberapa. Dunia luar lebih jahat Jo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Saga (Completed)
Teen FictionRank 1# on innocent & first love and realistic fiction There's nothing like the innocence of first love..... This work dedicated for people who likes pure, sweet, stupid, innocent love story Enjoy! Thanks for reading and please dont copy my story...