"Kamu dapat giliran nomer berapa Jo?” Tanya Abimayu sambil menoleh ke arahku.
"Sebentar." Aku sibuk menghitung urutanku dari meja paling depan.
Setelah kuhitung berdasarkan urutan tempat duduk, ternyata aku dapat soal nomer 18. Sesaat aku menunduk menatap soalku kemudian menoleh ke meja Abimayu. Memohon bantuannya dengan muka melas.
“Aku dapet nomer 18 Abi. Kamu bisa nggak? Aku nggak ngerti jawabannya sama sekali." Kataku.
Abimayu menatap nomer 18 di LKS nya, kemudian tertawa. Aku menghela nafas lega karena merasa tertolong ada yang mau bantuin aku. Minimal Abimayu yang nggak akan ngajuin syarat ini itu kalau dimintai tolong.
“Bego! Minta tolong kok ke aku?! Aku nggak mudeng lah. Apaan nih?“ Seru Abimayu sambil geleng-geleng kepala ia menyodorkan LKSnya ke Adnan yang juga hanya bisa cengar-cengir idiot melihat soalku nomor 18.
Harapanku hancur. Aku buru buru menoleh ke belakang, ke Yugo, "Yugo, kamu bisa nomer ini nggak? Nomer 18."
Yugo mendongak dari LKSnya. Ia sebenarnya juga sama pusingnya denganku, karena dia dapet nomer 28 dan itu pun juga susah.
“Apa? Oh nomer 18?” Kata Yugo sambil menatap soal bagianku. Perlahan ia cengengesan, “Ini soal macam apa ya? Ngeri, untung aku nggak dapat soal yang ini."
Aku meletakan kedua tanganku di kepala, makin panik. Jujur, aku juga nggak familiar dengan soal satu ini. Jenis soal Matematika ini memang kayaknya tidak pernah keluar sama sekali saat latihan soal. Tanpa sadar aku menatap ke papan tulis. Anak yang mendapat nomer satu dan dua sudah maju ke depan menyelesaikan soal mereka. Waktu ku semakin mepet. Sementara Adnan, Abimayu dan Yugo malah bahagia karena aku yang dapat soal yang susah banget dan bukannya mereka. Sementara May dan Novietta duduk jauh disana. Aku nggak mungkin seenaknya jalan-jalan di kelas saat jam pelajaran.
"Kenapa nggak tanya ke Saga, Jo? Emang dia nggak bisa juga? Tumben." Saran Abimayu.
"Eh, oh. Iya." Jawabku sambil menoleh ngeri ke samping.
Saga sudah tersenyum jahat di sampingku. Bukannya aku nggak mau tanya Saga. Tapi akhir-akhir ini Saga terlalu ANEH. Ada aja syaratnya kalau aku mau minta bantuannya. Padahal dulu ia selalu ikhlas membantuku. Tapi kini sistem yang Saga terapkan bukan lagi free trial melainkan pay to play.
Mentang-mentang dia pintar dan fluktuasi nilaiku agak-agak bergantung padanya. Saga jadi seenak jidat menyuruhku ini itu tiap aku minta di ajari. Belum lama ini saja aku di suruh Saga memperagakan kucing lagi marah cuma gara-gara aku kepepet harus nyontek PR bahasa Perancisnya.
"Kalau aku minta bantuan Saga buat ngerjain soal nomor 18, Saga bakal ngajuin syaratnya apa?" Tanyaku tanpa basa-basi. Sebenarnya aku lebih takut sama pak Bambang di banding Saga.
Saga terdiam dengan raut jahat. Ia pasti memikirkan syarat yang berhubungan dengan dunia perkucingannya itu. Kasihan Saga, sekarang dia jadi aneh. Atau kasihan aku karena derajatku kini turun dari teman sebangku menjadi semacam bintang peliharaan.
"Sagaa?" Panggilku, "Jangan kelamaan mikir syaratnya." Protesku sambil nengok ke papan tulis. Sekarang anak yang dapat bagian nomor 7 sudah maju ke depan.
"Sebentar." Saga mengetuk-etukan jarinya, berpikir.
"Saga, syaratnya nanti aja ya? Tapi asal jangan aneh-aneh. Kaya' nyuruh aku garuk-garuk leher pakai kaki."
Saga nyaris tertawa tapi aku buru-buru menginjak kakinya sebelum pak Bambang tertarik perhatiannya ke kami.
"Iya." Jawab Saga. Dengan santainya Saga menuliskan jawaban super panjang di kertas.
Aku melongo, "Kok bisa caranya kayak gini?”
“Ini rumusnya." Kata Saga sambil menunjuk hasil coretannya yang menghabiskan satu halaman kertas.
"Ini rumus Matematika?" Tanyaku bodoh.
“Iyalah, ini kan lagi pelajaran Matematika." Jawabnya geli.
"Ini Saga nggak ngarang kan?" Tanyaku curiga.
"Kalau sampai salah, aku nggak jadi ngajuin syarat."
"Emang Saga sudah tau mau minta syarat apa?"
"Ya. Kamu gambar wajahku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Saga (Completed)
Teen FictionRank 1# on innocent & first love and realistic fiction There's nothing like the innocence of first love..... This work dedicated for people who likes pure, sweet, stupid, innocent love story Enjoy! Thanks for reading and please dont copy my story...