(17 Minggu) - Angry Seoksoo

4.7K 583 39
                                    

"Kau telat lima menit mengangkat teleponku, Tuan Lee."

Seokmin menggigit bibirnya kuat-kuat. Dia sedikit menyesal ketika mengangkat telepon dari atasannya tadi. Memang, jarak waktu telepon Jisoo lebih terlambat dua menit dari atasannya, tapi tetap saja Jisoo akan marah jika teleponnya tidak diangkat!

"Maaf, Sayang. Tadi bos-"

"Jangan terlalu banyak alasan! Kau pasti menghindari teleponku, bukan?"

Mulai lagi!

Seokmin menarik napas panjang, lalu mengeluarkannya perlahan. Pasti ia akan melewati rintangan yang cukup sulit untuk menjelaskan alasannya pada Jisoo. Selain sabar, apa yang harus Seokmin lakukan lagi?

Akhir-akhir ini, Seokmin sering dimarahi oleh Jisoo. Meskipun hanya sekedar telat mengangkat telepon, atau bahkan ketika laki-laki bangir itu terlalu lama di kamar mandi. Ya, pasti Jisoo sering mencari alasan-alasan untuk bisa memarahi Seokmin. Seokmin kan jadi kesal. Untung dia ingat kalau istrinya tengah hamil.

"Tidak, Soo. Aku-"

Tuut tuut..

Telepon diputuskan secara sepihak. Seokmin lagi-lagi hanya bisa menghela napasnya. Tingkah laku Jisoo semakin membuat emosinya melambung sekarang. Seokmin jujur saja tersinggung, tapi dia buru-buru menjauhkan semua pikiran negatifnya terhadap Jisoo. Kalau Jisoo tidak sedang hamil, mungkin laki-laki manis itu akan dimarahi habis-habisan oleh Seokmin!

"Kesabaranku kenapa selalu diuji, sih?"

-Hola Mamá-

Dan Seokmin lagi-lagi dimarahi Jisoo ketika ia sampai di rumahnya. Laki-laki bangir itu dimarahi hanya karena ia makan malam dengan porsi yang sedikit!

"Aku tahu, masakanku tidak enak." Jisoo cemberut. "Apa kau tidak mau memakan masakanku lagi?"

Argh!

"Tidak, Soo. Masakanmu membaik malam ini." Seokmin masih mencoba sabar. Dia sebisa mungkin untuk tidak terpancing emosi. Ah, Jisoo benar-benar menyebalkan!

Laki-laki manis itu tentu saja tidak mau kalah. "Kenapa kau makan sedikit sekali? Kau pasti mual dengan makanan itu, bukan?

"Tidak, Soo. Hanya saja aku masih sedikit kenyang akibat makan siang yang terlalu banyak."

"Ah, jadi kau sengaja makan siang yang banyak untuk menghindari masakanku, kan? Kau tidak menghargai usahaku untuk belajar memasak ya, Seokmin! Aku sudah berusaha memasak untukmu dan kau-"

Mata Jisoo terbuka sempurna ketika Seokmin menggebrak meja makan hingga isi dari gelas air minumnya tumpah. Laki-laki bangir itu tidak kuat menahannya lebih lama.

"Kenapa sih kau selalu berpikiran jelek tentangku? Aku sudah berusaha jujur, tapi kau terus memancing emosiku, Jisoo! Kau selalu memarahiku, aku pusing!" bentak Seokmin.

Seokmin memang konyol. Tapi bisa Jisoo akui Seokmin sangat menyeramkan ketika ia sedang marah. Dan Jisoo biasanya tidak bisa berkutik dan mulai takut jika Seokmin sudah memarahinya seperti ini. Seokmin benar-benar seram dan Jisoo tidak berani melihat wajah Seokmin. Seperti sekarang, Jisoo hanya menunduk takut.

"Aku sudah sabar menghadapi sifat kekanakanmu. Dan aku masih saja salah di mata sempurnamu itu? Ya, Hong Jisoo memang sempurna, maka dari itu dia selalu memandangku sebagai laki-laki yang penuh akan kesalahan."

Jisoo menangis mendengar ucapan itu. Dia langsung bangkit dari duduknya, dan mulai melangkahkan kaki menuju kamar. Dia tidak bisa menahan air mata yang begitu deras. Buru-buru ia mengunci pintu, hingga Seokmin bisa mendengar suaranya.

Argh!

Seokmin bodoh karena sudah membuat istri gembulnya menangis! Jisoo kan sedang hamil, dia juga pasti sulit mengontrol emosinya yang meledak-ledak.

Melihat Jisoo yang ngambek mengunci pintu kamar, rupanya membuat Seokmin lantas mengejar istrinya. Membujuk Jisoo untuk membukakan pintu, namun usahanya nihil. Seokmin berulang kali mengetuk pintu, berharap Jisoo akan membukanya.

"Sweet, astaga. Maaf aku kelepasan."

Tidak ada jawaban.

"Jisoo, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud membentakmu seperti tadi, Sayang. Iya, aku janji. Aku akan makan yang banyak mulai hari jika kau yang memasak."

Dan Seokmin tidak mendapatkan jawaban apapun di sana. Jisoo pasti benar-benar terluka saat ini. Karena yang Seokmin tahu, laki-laki manis itu memang takut jika ia sudah marah. Jisoo sangat takut kalau sudah dimarahi Seokmin.

"Soo, maafkan aku."

Sepertinya, Seokmin harus tidur di luar malam ini!

-Hola Mamá-








































Lanjutannya menyusul sama Mon Coeur, tapi nggak tau kapan :D

Hola Mamá | Seoksoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang