(27 Minggu) - Cuci Baju

2.6K 396 60
                                    

Jisoo masih sibuk menyelesaikan cuciannya sore ini.

Seharian waktunya hanya dihabiskan untuk membersihkan rumah yang begitu berantakan karena mereka baru saja pulang dari Los Angeles. Meninggalkan banyak debu-debu yang berterbangan dan beberapa pekerjaan rumah tangga lainnya yang belum beres. Melihatnya saja sudah membuat pusing.

Seokmin dan Jisoo akhirnya sepakat untuk membagi tugas membersihkan rumah mereka. Jisoo mendapatkan tugas mencuci piring dan pekerjaan rumah yang ringan. Sedangkan Seokmin mendapat tugas mencuci baju, mengganti sprei mereka, dan beberapa tugas berat lainnya. Tentu Seokmin harus mengalah, bukan?

Semua pekerjaan Jisoo akhirnya selesai pada pukul empat sore.

Jisoo tampak kepayahan setelah ia selesai mencuci piring. Perut yang membesar mulai menghambat segala pergerakannya. Maka dari itu jangan heran jika Jisoo sering sakit ataupun merasa lelah karena terlalu berat membawa beban di tubuhnya. Dia bahkan sudah mulai kesulitan untuk memakai pakaian dalam seorang diri. Dan biasanya Seokmin yang membantunya memakai pakaian dalam.

Bayi kembar hasil Lee Seokmin memang benar-benar membuat Jisoo kesulitan!

Tapi terlepas dari hal itu, Jisoo sangat senang merasakan pergerakan dari kedua bayinya. Mendengarkan detak jantung si kembar selalu memberikan Jisoo suntikan energi. Dia bisa lebih kuat dari biasanya.

Seokmin berangkat ke kantor hari ini. Meninggalkan Jisoo dengan segudang pekerjaan rumah lainnya. Untung Seokmin sudah mengganti sprei ranjang mereka dan Jisoo bisa tidur nyenyak di sana. Tentu Seokmin tidak mau kucing gembulnya terkena banyak debu halus yang bisa membuatnya sakit.

Jisoo menuju dapur untuk mengambil camilan. Awalnya ia memutuskan untuk beristirahat dan menonton drama kesukaannya sambil memakan biskuit stroberi yang ibunya belikan saat di Los Angeles kemarin. Namun langkah Jisoo terhenti ketika melihat tumpukan baju kotor miliknya dan milik Seokmin yang menggunung.

Ini sebenarnya adalah tugas Seokmin. Tapi Jisoo merasa tidak tega membiarkan suaminya yang lelah sehabis pulang bekerja, harus langsung menyelesaikan cucian baju mereka. Jisoo tidak akan setega itu, kan?

Langkah kecilnya mulai mendekat ke arah mesin cuci. "Aku akan buktikan kalau aku bisa menyelesaikan pekerjaan ini sendirian. Aku sudah terlalu banyak merepotkan Seokmin. Semangat, Nyonya Lee!"

-Hola Mamá-

Seokmin pulang tepat waktu.

Dia bahkan keluar dari kantornya lebih awal karena dia harus sampai di rumah lebih cepat. Tapi apa daya, ada sebuah kecelakaan kecil yang membuat jalan menuju rumahnya mengalami kemacetan. Tak tahukah mereka kalau cucian Seokmin menunggu di rumah?

Seokmin menghela napas. Huh, dia mungkin akan tidur malam lagi karena harus mencuci baju. Tidak mungkin dia akan meminta Jisoo mencuci baju mereka, itu pekerjaan yang sudah melelahkan bagi Jisoo. Seokmin tidak tega membiarkan Jisoo melakukan itu. Biar dia saja yang melakukannya, meskipun rasa lelah yang ia dapat bisa dua kali lipat.

Seokmin akhirnya sampai di rumah. Mata si bangir itu terbelalak ketika mendapati Jisoo yang kesusahan menarik sebuah keranjang yang berisikan setumpuk baju mereka yang sudah Jisoo cuci. Peluh sudah membasahi dahi Jisoo. Sesekali si manis itu mengusap pinggangnya yang pegal.

Mereka biasanya menjemur pakaian di atas loteng rumah. Namun Jisoo kebingungan untuk membawa keranjang cucian itu ke lantai dua. Dia kan sudah tidak kuat mengangkat beban yang berat

"Jisoo, astaga. Kan sudah ku bilang, aku saja yang mencuci baju." Seokmin langsung merebut keranjang yang sudah Jisoo dorong untuk mendekati tangga. "Sini, istirahat dulu. Kau pasti lelah, kan? Mau kubuatkan teh hangat?"

Jisoo sontak menggeleng. Seokmin langsung menarik tangan Jisoo untuk duduk di sofa ruang tengah. Dia menyeka peluh yang jatuh di dahi si manis. Memasang wajah khawatir yang amat sangat karena Jisoo sudah melakukan sebuah pekerjaan berat seperti ini. Seokmin hanya takut terjadi sesuatu pada istri dan kedua anaknya!

"Apa yang kau rasakan sekarang? Perutmu terasa tertekan? Atau kau merasa mual? Ayo, katakan padaku!"

Jisoo terkikik geli melihat wajah Seokmin yang cemas. "Aku tidak apa-apa, Sayang. Aku baik-baik saja."

Seokmin menghela napas. "Lalu, siapa yang menyuruhmu untuk mencuci baju? Kan aku sudah bilang, biar aku saja yang melakukannya. Kucingku nakal juga, ya!"

Jisoo langsung membungkam bibir Seokmin dengan menggunakan bibir kucingnya. Hal ini tentu saja membuat si bangir itu terdiam. "Aku hanya tidak mau membuatmu lelah. Kau pasti sudah lelah karena pekerjaanmu di kantor. Aku kan hanya ingin membantumu."

Kucing manis itu cemberut. Wajahnya tertunduk ketika ia sudah mendapat sebuah omelan panjang dari Seokmin. Niat Jisoo kan hanya ingin membantu. Kenapa ia malah dimarahi seperti ini? Huh, menyebalkan!

Seokmin mendekat, lalu memberikan pelukan menyamping untuk Jisoo. Berharap si manis itu mau mendengarkan alasannya. "Aku hanya khawatir, Sayang. Aku tidak mau kau kelelahan."

"Tapi kau kan juga lelah, Seokmin."

Seokmin tersenyum lembut sambil memainkan pipi gembul Jisoo. "Tapi kan aku tidak membawa dua bayi di dalam perutku. Jadi aku bisa bebas melakukan hal apapun. Berbeda denganmu, kau harus pintar menjaga kondisi badan agar dua jagoan kita sehat dan baik-baik saja. Mengerti?"

Ah, benar juga. Kenapa Jisoo tidak kepikiran seperti itu? Tentu ada dua janin yang harus ia perhatikan saat ini.

Jisoo menunduk. "Maaf ya, Seokmin."

"Iya, aku maafkan. Lain kali, biarkan aku yang mencuci baju, ya? Aku baik-baik saja, kok. Sekarang yang kita harus pikirkan adalah kondisi dua bayi kita, oke?"

Jisoo mengangguk. Untung saja Jisoo mempunyai suami yang siaga dan mengerti semua tentang dirinya. Si bangir itu langsung bangkit dari duduknya untuk membuatkan teh hangat untuk Jisoo. Seokmin memang selalu tahu cara membuat Jisoo malu-malu seperti ini.

-Hola Mamá-




















yang komen 'pengen punya suami kayak papa seokmin', pergi aja sana😠 -hjs

Hola Mamá | Seoksoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang