Seokmin mendesah pelan. Harusnya malam ini ia bisa bermanjaan bersama Jisoo sebelum mereka tidur.
Matanya menatap malas setumpuk buku yang terdapat di atas nakas. Buku-buku novel yang sudah Jisoo kumpulkan sejak ia masih duduk di bangku SMA selalu berhasil membuat Seokmin kesal. Jisoo memang hobi membaca buku sejak dulu. Bahkan saat mereka masih berpacaran, Seokmin rela diabaikan demi menemani Jisoo yang asyik membaca bukunya di perpustakaan.
Karena Seokmin pada dasarnya kelewat bucin, makanya ia mengiyakan ajakan Jisoo untuk melakukan kencan pertama mereka di perpustakaan.
Jisoo mulai menyadari kalau akhir-akhir ini dia sudah jarang membaca buku. Waktunya lebih banyak dihabiskan untuk menonton drama sembari melakukan pekerjaan rumah tangga. Maka dari itu, Jisoo langsung mencari beberapa novel lama yang ia simpan agar tidak melupakan hobinya yang satu ini.
Seokmin kembali merasa diabaikan. Sama seperti pada masa mereka pacaran dulu, bahkan Jisoo sama sekali tidak membalas ucapan Seokmin saat si bangir itu mencoba mengajaknya bicara. Jisoo benar-benar bungkam dan asyik dengan dunianya sendiri.
"Kemarin aku diabaikan karena sebuah drama, sekarang aku malah diabaikan karena sebuah buku?" seru Seokmin sambil mengerucutkan bibirnya.
Jisoo masih diam saja. Si manis itu sama sekali tidak bergerak ketika Seokmin mulai mengganggu dengan memasukkan jari telunjuknya yang panjang ke hidung Jisoo. Langsung saja Jisoo menyikut pinggang Seokmin hingga ia meringis kesakitan.
"Jichu jahat sama Omin!"
Jisoo berdeham pelan. Dia langsung memicingkan matanya dengan tajam ke arah Seokmin agar suaminya diam seketika. Jisoo benar-benar dalam mode kucing galak saat ini. Dia sama sekali tidak ingin diganggu. Jisoo seakan member kode kalau ia bisa mencakar Seokmin kapan saja.
Jisoo membenarkan posisi duduknya. Dia sedang bersandar dengan sebuah bantal yang disandarkan di kepala ranjang. Posisi yang benar-benar nyaman sambil mengelus perut buncitnya dengan lembut.
Tapi, Seokmin sama sekali tidak menyerah. Dia kembali menganggu istrinya dengan memeluk pinggang Jisoo dan menggelitik perut buncit si manis dengan hidung mancungnya. Mencoba membuat Jisoo untuk memberikan perhatiannya kepada Seokmin.
"Seokmin, minggir!" Jisoo mencoba menjauhkan wajah Seokmin dari perutnya.
"Peluk!" rajuk Seokmin. "Baby Seokie ingin dipeluk!"
"Tidak mau!"
"Peluk atau cium?"
"Tidak keduanya! Pergi sana!"
Seokmin cemberut. Jisoo benar-benar tidak bisa diganggu jika ia sudah membaca buku. Seokmin kembali ke tempatnya sambil memikirkan bagaimana cara agar Jisoo mau memberikannya pelukan. Seokmin kan mau disentuh-sentuh!
Dia berpikir keras tentang apa yang Jisoo inginkan akhir-akhir ini. Tentang baju bayi atau baju bermerek yang Jisoo inginkan. Seokmin benar-benar memutar otak hingga ia pusing sendiri.
Langsung saja, sebuah lampu menyala di atas kepalanya. Seokmin menemukan ide lain untuk membujuk Jisoo agar si manis itu mau memeluknya.
Seokmin membuka kancing atas piyamanya. Lalu, mendekat ke arah Jisoo sambil mendusel di leher si manis. Tangannya juga sudah bergerak mengusap perut buncit Jisoo dengan gerakan memutar. Bibir tipis Seokmin bermain sambil menciumi telinga Jisoo hingga ia kegelian.
"Soo, mau pergi ke perpustakaan minggu depan?"
Jisoo membelalakan matanya. Dia menoleh ke arah Seokmin hingga hidung mereka bertabrakan. Dan saat itu juga Seokmin langsung menyerang!
Ciuman tipis dan putus-putus Seokmin berikan agar Jisoo tergoda dengannya malam ini. Laki-laki manis itu tentu saja langsung menjauhkan wajah Seokmin dari wajahnya. Memang pada dasarnya Seokmin adalah kuda kelebihan hormon, dia tentu akan memanfaatkan waktu dengan baik untuk menyerang Jisoo.
"Aku tahu kalau itu hanya sebuah pengalihan saja agar kau bisa menciumku, kan?" cibir Jisoo. "Caramu murahan, Seok."
"Aku serius, Sayang. Aku akan mengajakmu ke perpustakaan pekan depan. Perpustakaan yang menjadi tempat kencan pertama kita itu, lho!"
Mendengar penuturan Seokmin tersebut, Jisoo menyambutnya dengan antusias. Dia langsung menutup bukunya dan memekik kegirangan atas ajakan Seokmin tadi. Jisoo sangat senang pergi ke perpustakaan setelah sekian lama. Akhirnya, ia pergi ke tempat yang sangat menyenangkan!
"Benarkah? Kau tidak bohong, kan?"
"Tentu saja, tidak. Aku akan menemanimu seharian di sana meskipun aku akan bosan. Ya, tidak apa kalau aku bosan. Yang penting kucing gembulku senang."
Ya, mengalah sedikit untuk jatah malam ini tidak apa, kan?
"Tapi dengan satu syarat, layani aku dengan baik. Bagaimana?"
"Call!"
Seokmin tersenyum kemenangan. Sudah ia buktikan kalau membujuk Jisoo untuk mendapatkan jatah itu sangatlah mudah. Dan itu memang terbukti sangat mudah, bukan?
-Hola Mamá-
Cuma mau ngasih tau kalo Hola Mamá bakal abis di chapter 35 minggu, abis itu mau diganti sama Hola series baru kan? kalo nggak ya gapapa haqhaqhaq
KAMU SEDANG MEMBACA
Hola Mamá | Seoksoo [✔]
Fanfictie[ 1st Book Side Story Hola Series ] Isinya hanya keseharian mama Jisoo yang suka manja-manjaan. Side story Hola Bebe Warn : 15+, mpreg 2018, ©turquoises_