(19 Minggu) - Kaki Lobak

3.8K 516 63
                                    

"Daging, daging, daging!"

Seokmin hanya menghela napas ketika kucing gembulnya terus menerus merengek minta dibelikan daging sapi mahal yang terlihat begitu lembut. Ya, sebenarnya Seokmin tentu saja dengan senang hati akan membelikan daging itu untuk Jisoo. Tapi, Jisoo sudah terlalu banyak makan daging akhir-akhir ini.

"Tidak."

"Ah, Seokmin. Jichu mau daging!"

Jisoo menghentakkan kakinya kuat-kuat. Dia sama sekali tidak malu bersikap kekanakan padahal perutnya sudah membesar. Beberapa orang yang lewat pun bisa mencuri-curi pandang ketika melihat kejadian itu. Mereka penasaran ada masalah apa ketika melihat sepasang suami istri yang sedang ribut di depan etalase daging.

Mereka sedang berbelanja bulanan malam ini. Tadinya, hanya Seokmin yang akan pergi berbelanja. Tetapi, Jisoo memaksa ingin ikut karena dia sedang suka jalan kaki yang dipercaya akan membuat tubuh ibu hamil akan semakin sehat. Awalnya Seokmin menolak, tapi Jisoo merengek sambil men-dusel di lengan Seokmin hingga laki-laki bangir itu akhirnya mengizinkan.

Dan sekarang, mereka sedang ribut di supermarket karena Jisoo lagi-lagi merengek meminta dibelikan daging sapi. Padahal, Seokmin sudah mengingatkan untuk tidak mengonsumsi daging terlalu banyak. Tapi, Jisoo tetap saja keras kepala dan menyalahkan anak-anaknya yang ada di dalam perut.

"Ini permintaan anak-anakmu! Kau tidak mau mengabulkannya?"

Itu yang selalu menjadi senjata andalan Jisoo jika Seokmin menolak keinginannya. Seokmin biasanya akan memarahi Jisoo jika mereka sedang berada di rumah. Dan Seokmin tentu saja tidak mungkin memarahi Jisoo di tengah-tengah padatnya orang yang berbelanja di supermarket, bukan?

"Sayang..."

"Daging, daging, daging!"

"Kitten..."

"Daging, Jichu mau daging!"

Argh, Seokmin meringis pelan ketika beberapa orang kini mulai terganggu dengan rengekan Jisoo yang amat manja. Orang-orang di sekitar Seokmin bahkan sudah memasang wajah sinis dan menganggap Seokmin sebagai suami pelit yang enggan mengeluarkan banyak uang demi mengabulkan keinginan istrinya yang sedang hamil.

Seokmin jadi dianggap yang tidak-tidak!

Laki-laki bangir itu akhirnya mengangguk pasrah. "Oke, ambil satu saja."

Jisoo melonjak kegirangan dan mulai sibuk mencari daging yang akan ia konsumsi nanti. Mata kucing itu berbinar dan dia asyik bersenandung sambil memilih daging. Tak lupa tangannya juga mengelus perut besar itu dengan lembut sambil mengajak anak-anaknya berbicara.

"Hore, kita makan enak lagi malam ini. Papa akan memasak daging untuk makan malam kita."

Seokmin mendelik ketika mendengar ucapan itu. Jisoo memang selalu bersikap seenaknya jika permintaannya sudah dikabulkan. Seokmin pun buru-buru mendorong troli belanja mereka yang sudah penuh dengan berbagai macam makanan. Jisoo yang sadar suaminya jalan terlebih dahulu langsung memilih daging yang besar dan menaruhnya di dalam troli.

Seokmin mendengus melihat daging yang Jisoo beli. Daging itu lumayan besar dan tentu saja mahal. Jisoo benar-benar gila makan semenjak ia sedang mengandung. Seokmin mungkin sebentar lagi akan kehabisan uang hanya untuk memberi makan Jisoo.

Si bangir pun melangkahkan kakinya menuju bagian sayuran. Dia harus mendorong Jisoo untuk makan sayuran juga. Jisoo selama ini memang memiliki nafsu makan yang bagus jika itu menyangkut sayuran. Makanya Seokmin akan membeli banyak sayuran untuk Jisoo nanti.

Jisoo pun membelalakkan mata ketika melihat Seokmin memasukkan banyak sayuran ke dalam daftar belanja mereka. "Takoyaki, kau ingin membuatku seperti hewan herbivora?"

Hola Mamá | Seoksoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang