"Soo-ie?"
Seokmin masuk ke dalam rumah mereka dengan bingung. Keadaan rumah yang sepi, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Seokmin masuk dan mulai menjelajah sekitar. Tidak ada Jisoo dimana pun.
Dia lantas mengecek ponsel miliknya, memeriksa pesan masuk siapa tahu Jisoo menghubunginya dan meminta izin untuk pergi. Namun, tidak ada pesan sama sekali. Seokmin takut jika terjadi sesuatu pada istrinya.
Jisoo biasanya tidak seperti ini. Jika ia pergi ke suatu tempat, maka dia akan meminta izin dahulu ke Seokmin walaupun hanya sebatas chatting. Atau Jisoo akan menelepon suaminya itu agar tidak khawatir jika Seokmin pulang ke rumah lebih cepat.
Seperti pada hari ini, dimana Seokmin pulang lebih cepat untuk bermanjaan dengan sang istri, tapi laki-laki itu tidak menemukan Jisoo di rumahnya. Dan Seokmin mulai menelepon ponsel Jisoo.
Dan sialnya, ponsel itu terletak di atas nakas ruang tengah. Seokmin menggigit bibirnya. Dimana istri kucingnya sekarang?
Suara kenop pintu kini mengagetkan Seokmin. Mungkin karena terlalu panik, laki-laki bangir itu lupa untuk memeriksa ke kamar mereka. Jisoo keluar dari kamar dengan wajah terkejut karena mendapati Seokmin yang sudah pulang. Tapi Seokmin lebih terkejut dengan penampilan Jisoo sekarang.
"Cream, kau sudah pulang?"
"Sayang, apa yang kau kenakan itu?" tunjuk Seokmin mengarah pada kepala Jisoo. Dia rupanya lebih tertarik untuk membicarakan hiasan di kepala Jisoo itu daripada menjawab pertanyaan istrinya.
Jisoo memeriksa kepalanya, lalu memamerkan senyum. "Oh, ini. Ini telinga kelinci. Lucu, bukan?"
Tentu saja lucu!
Seokmin bisa melihat wajah mungil Jisoo yang mulai mengerucutkan bibir. Dia rupanya tengah berpose imut di depan Seokmin yang berhasil memancing suaminya itu untuk memberikan sebuah pelukan.
"Astaga, Soo-ie. Jangan bertingkah seperti itu, Sayang!"
Jisoo memiringkan kepalanya. "Memangnya kenapa, daddy?"
Sialan, batin Seokmin.
Siapa yang kuat dengan tingkah menggemaskan dari seorang laki-laki cantik yang sedang hamil dengan bando kelinci di kepalanya?
Seokmin sendiri bahkan tidak kuat melihatnya. Seokmin sadar bahwa Jisoo memang dalam mode manja akhir-akhir ini, tapi tentu ini sangat tidak baik untuk kondisi hatinya. Seokmin akan sedikit kesulitan menahan nafsunya jika Jisoo terus-terusan seperti ini!
"Hm, maksudku kenapa kau mengenakan bando kelinci itu, sweet?" Rona merah sudah tercetak jelas di pipi si bangir. Apalagi ketika Jisoo sudah mulai mendekat ke arahnya dan memainkan telinga kelinci itu!
"Tidak ada apa-apa. Hanya saja, ini pasti sangat lucu jika dikenakan oleh anak perempuan kita nanti, Seok."
Mengenai soal jenis kelamin anak, Jisoo memang tipe pemilih dan bahkan tidak jarang ia akan marah jika Seokmin tidak sependapat dengannya. Laki-laki manis itu menginginkan kalau anak kembarnya nanti akan berjenis kelamin laki-laki. Tapi, Seokmin menginginkan bahwa anak mereka nanti akan berjenis kelamin perempuan. Dan hasilnya, Seokmin harus tidur di sofa ruang tengah karena ia tidak sependapat dengan istrinya itu.
Dan sekarang, Jisoo malah mengungkit akan mempunyai bayi perempuan? What the hell?
Jisoo benar-benar tidak bisa ditebak.
Seokmin pun menghampiri istrinya yang sedang dalam kondisi yang sangat baik untuk melakukan sebuah gurauan. Jisoo masih memainkan telinga kelinci itu dan bahkan menggoda Seokmin untuk ikut memainkannya.
"Ini sangat lucu, kan? Bagaimana pendapatmu jika anak perempuan kita nanti memakainya?"
Seokmin berpikir sejenak. "Pasti sangat cantik. Seperti mamanya."
Pipi Jisoo bersemu kemerahan. Dia lantas lebih mendekat ke arah Seokmin, lalu menyembunyikan wajahnya di dada sang suami. "Ih, Seokmin. Kau membuatku malu."
Seokmin lagi-lagi merasa gemas. Tak lama, ia mendengar suara yang berasal dari perut buncit Jisoo. Suara itu memang tidak terlalu nyaring, tapi Seokmin bisa mendengarnya.
"Kau lapar, Soo?" tanya Seokmin.
Jisoo langsung mengangguk kuat. "Iya, aku lapar sekali. Aku menunggu kepulanganmu untuk makan malam bersama."
Lihatnya betapa manisnya Jisoo dengan wajah seperti itu!
Dan kelemahan Seokmin semakin bertambah lewat ekspresi Jisoo yang cemberut ditambah dengan bando kelinci tadi. Jisoo memang selalu menjadi kelemahan Seokmin dalam hal apapun.
"Ayo, kita makan di luar! Kemarin kau ingin ayam pedas manis di dekat kantorku, bukan? Kita akan makan itu sebagai menu makan malam."
"Yeay, ayo kita makan bersama papa Seokmin!" Jisoo mengelus perutnya yang sudah kelihatan membuncit. Dia memekik kegirangan lalu mendekat ke arah tubuh Seokmin. "Jisoo mau digendong oleh papa. Gendong Jisoo sampai ke mobil, ya?"
Dan lagi-lagi Seokmin sangat lemah akan permintaan kucingnya. "Tahan nafsumu, Lee Seokmin! Istrimu tengah mengandung."
-Hola Mamá-
Faedahnya apa update tengah malem Cip:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Hola Mamá | Seoksoo [✔]
Fanfiction[ 1st Book Side Story Hola Series ] Isinya hanya keseharian mama Jisoo yang suka manja-manjaan. Side story Hola Bebe Warn : 15+, mpreg 2018, ©turquoises_