TIM MAMA SHUA MANJA NGACUNG COBA☝
Jisoo mulai merasakan pipinya yang semakin berisi.
Laki-laki manis itu beberapa kali memeriksa penampilannya di depan cermin. Sudah satu jam ia mematut dirinya, memandang pantulan yang dihasilkan dengan alis mengerut. Dia mulai berdiri menyamping, perutnya semakin membesar mengingat ia akan masuk ke dalam trimester kedua. Dia mulai memasuki bulan keempat kehamilan.
Jisoo semakin takut.
Jisoo sedikit mengelus perutnya. Mata kucing itu lalu beralih pada lengannya yang cukup berisi. Dadanya juga semakin membesar, ditambah pinggulnya yang ikut melebar. Jisoo terlihat lebih gemuk!
Jisoo takut jika Seokmin tidak akan menyukai penampilannya yang gemuk seperti ini. Dia buru-buru menuju timbangan yang terletak di pojok kamar. Dia berdoa di dalam hati agar berat badannya tidak naik dalam sekejap.
Jisoo langsung membelalakkan matanya ketika mendapati angka 68 di benda tersebut. Angka yang membuat Jisoo tersedak ludahnya sendiri. Gila, Jisoo terlihat amat gemuk!
Apa karena ia terlalu banyak makan akhir-akhir ini?
"Apa aku harus mulai diet?" sungut Jisoo. Tapi, dia tidak bisa menahan lapar. Namun Jisoo juga tidak mau terlihat gemuk, apalagi di depan Seokmin.
Kalau Jisoo dianggap sebagai sapi bagaimana?
"Baiklah, aku harus mulai diet!"
-Hola Mamá-
Seokmin mengernyit ketika mendapati sisa makanan yang ada di piring Jisoo.
Laki-laki bangir itu sedikit heran karena Jisoo akhir-akhir ini sering menyisakan makanan di piringnya. Ditambah Jisoo yang hanya memakan sebuah apel saat sarapan tadi. Lalu Seokmin memasak sup ayam kesukaan Jisoo untuk makan siang, dan Jisoo hanya mencicipi sedikit.
Seokmin takut terjadi sesuatu pada bayi mereka. Karena dua malaikat kecil itu butuh nutrisi yang cukup selama masa perkembangan. Tentu saja Jisoo harus banyak makan makanan yang bergizi dan tidak hanya makan satu buah!
Seokmin akhirnya membawakan Jisoo sepiring puding yang ia buat. Puding stroberi dengan susu coklat di atasnya mungkin akan membuat banyak orang tergiur akan penampilan dan rasanya, tak terkecuali Jisoo.
Jisoo yang tengah menonton televisi melirik Seokmin yang datang dengan puding di tangannya. Dia tergiur dengan harum puding tersebut. Namun, dia kembali menahan nafsunya. Jisoo harus diet, ingat!
"Ayo, kusuapi puding!" seru Seokmin. Namun suapan itu langsung ditolak oleh Jisoo.
Jisoo menggeleng tidak mau. "Apa puding membuat gemuk? Apalagi kau sangat suka makanan manis, kan? Kau pasti memasukkan gula yang banyak ke dalamnya."
Seokmin mengangguk. "Membuat puding kan memang memakai gula, sweet. Kau kenapa, hm?"
"Gula membuat gemuk, creamy! Aku kelihatan gemuk, bukan? Apa aku terlihat seperti sapi?"
Seokmin tersenyum hangat. Bibir kucing yang mengerucut membuatnya kembali gemas untuk tidak menyerang laki-laki manis itu. Jisoo membuat ekspresi wajah lucu untuk menolak puding buatan Seokmin.
Seokmin mengusap puncak kepala Jisoo. "Kenapa, hm? Kau takut gemuk?"
Jisoo mengangguk kuat. Dia lalu menunjukkan lengannya, pahanya yang mulai berisi, dan lehernya yang sedikit terlipat. Jisoo merengek karena ia terlihat lebih gemuk. Beberapa kali Jisoo mengerucutkan bibirnya, membuat Seokmin harus menahan kuat-kuat gejolak nafsu di dada!
"Kenapa? Kau tidak mau terlihat gemuk? Wajar, kau kan sedang hamil."
"Tapi nanti kau tidak suka melihat istrimu gemuk."
Seokmin menyimpan puding itu. Ditariknya Jisoo ke dalam pelukannya, sambil sesekali mencuri usapan halus di perut buncit Jisoo. Seokmin tahu, Jisoo pasti khawatir soal berat badannya.
"Soo-ie, aku tidak pernah malu punya istri sepertimu. Mau kau gemuk, kurus, atau apapun, kau tetap istri dari Lee Seokmin."
Senyum tiba-tiba terbit tanpa Seokmin ketahui. "Kalau aku gemuk sampai 70 kilogram, aku tetap istrimu?"
"Iya, kau 100 kilogram pun kau masih terlihat seksi untukku." Seokmin terkekeh. "Lagipula, kenapa takut gemuk, sih? Kau kan sedang hamil, badanmu memang akan membesar setiap bulannya, Sayang. Kau akan terlihat lebih lebih lebih seksi."
Jisoo menghela napas. Sifat mesum Seokmin kembali nampak di sana. "Aku gemuk dan aku seksi?"
"Ya, kau sangat seksi. Enak untuk dipeluk." Seokmin lantas memeluk tubuh Jisoo di sana. Dia juga memainkan lengan Jisoo yang berisi, menggigit pipi si manis, serta mengelus perut buncit itu.
Jisoo sedikit kegelian. Dia mulai merona merah. "K-kau bisa saja."
Seokmin terkekeh. Karena dalam bentuk tubuh bagaimana pun, Jisoo-nya tetap seksi dan mempesona. Seokmin merasakan hangat di lehernya. Ah, Jisoo sangat suka men-dusel di sana. Seokmin memperhatikan wajah Jisoo yang memerah.
Kucing gembulnya tengah merona ternyata!
-Hola Mamá-
Aku tuh gemes kalo Shua manja, aku suka bikin Shua lagi melendung/?
Kalo ada yang nggak suka dan anggap Shua menye atau gimana, silakan angkat kaki :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hola Mamá | Seoksoo [✔]
Fanfic[ 1st Book Side Story Hola Series ] Isinya hanya keseharian mama Jisoo yang suka manja-manjaan. Side story Hola Bebe Warn : 15+, mpreg 2018, ©turquoises_