(20 Minggu) - Stretch Mark

4.1K 517 62
                                    

Hari ini adalah hari terindah bagi Seokmin dan Jisoo.

Pagi tadi, Seokmin baru saja mengajak Jisoo untuk memeriksakan kandungan. Sekaligus untuk mengetahui jenis kelamin apa anak kembar mereka nantinya. Tentu dengan harapan yang tinggi dan persaingan yang ketat, karena Jisoo ngotot ingin memiliki anak laki-laki, sedangkan Seokmin tidak mau kalah dengan keinginannya untuk mempunyai anak perempuan.

"Kalau anak kembar kita laki-laki keduanya, pokoknya kita harus buat lagi begitu kau melahirkan mereka. Aku mau anak perempuan."

Mengerikan memang. Jisoo pun langsung merinding ketika mendengar suara berat Seokmin yang mengatakan hal itu. Jika terbukti kedua anak mereka kembar laki-laki, apa Jisoo akan langsung hamil lagi keesokan harinya?

"Masa aku harus hamil dalam jangka waktu sesingkat itu?" protes Jisoo. Dia mulai berpikir bahwa Seokmin mungkin hanya ingin memuaskan napsunya.

"Aku tidak peduli. Pokoknya aku akan terus membuatmu hamil sampai aku mendapatkan anak perempuan."

Dan Jisoo bersyukur, bahwa anak kembarnya adalah anak kembar identik dengan jenis kelamin yang berbeda. Laki-laki dan perempuan. Dia bisa bernapas lega karena Seokmin sudah mengurungkan niat anehnya itu untuk terus menghamili Jisoo.

Kedua pasangan itu amat antusias dengan calon bayi-bayi mereka. Seperti saat ini, di mana Seokmin benar-benar memanjakan Jisoo begitu ia tahu salah satu bayi yang ada di kandungan istrinya berjenis kelamin perempuan. Seokmin tentu amat senang, dan dia langsung membelikan Jisoo banyak makanan untuk memenuhi pola makannya. Seokmin tentu harus turun tangan agar bayi-bayinya tumbuh dengan sehat.

Malam ini, Seokmin memasak sup ikan untuk Jisoo. Seokmin bahkan langsung memasak begitu mereka pulang dari rumah sakit. Laki-laki itu juga membelikan es krim stroberi kesukaan Jisoo, dan jangan lupakan cake dengan hiasan buah yang bisa Jisoo habiskan dalam sekejap.

Tapi, Seokmin melarang Jisoo untuk menghabiskan makanan-makanan itu dalam sekejap. Tentu harus dengan porsi yang cukup dan tidak berlebihan. Ya, Seokmin harus mengontrol pola makan Jisoo.

Sekarang, Seokmin lebih memilih mengajak kedua calon bayinya untuk berbicara. Dengan usapan lembut di perut Jisoo, membuat si manis itu sedikit kegelian dan tertawa lebar akibat ulah konyol Seokmin.

"Nanti saat kalian lahir, papa akan membuatkan kamar khusus untuk kalian bermain."

Jisoo masih merasakan usapan tangan besar Seokmin di perutnya. "Katanya, mereka minta cium."

"Cium?"

Jisoo mengangguk. "Anak-anak minta kau cium. Cium perutku, Seokmin."

Seokmin menampilkan wajah konyolnya. "Anak-anak atau kau yang meminta cium, Sayang?"

Ingin rasanya Jisoo menampar wajah itu sekarang juga!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ingin rasanya Jisoo menampar wajah itu sekarang juga!

Jisoo hanya mendengus kesal sambil mengerucutkan bibir. Seokmin memang menyebalkan. Jisoo pun terlihat ogah ketika Seokmin mulai mendekatinya, lalu mencium pipi si manis berkali-kali.

"Mama sayang, jangan marah. Huhuhu sini mana bayi gembulnya papa Seokmin."

Jisoo tertawa lebar. Dia pun akhirnya menerima saja ketika Seokmin mencium pipinya. Seokmin dengan gemas juga memeluk tubuh Jisoo yang mulai terlihat gemuk. Tubuh Jisoo saat hamil memang menjadi favorit Seokmin saat ini.

Apalagi dengan pakaian Jisoo sekarang. Laki-laki manis itu hanya memakai celana dalam dengan kemeja putih kebesaran. Dia enggan memakai celana saat hendak tidur, karena merasa sangat tidak nyaman untuk perutnya. Makanya, kemeja kebesaran dengan celana dalam pun menjadi 'piyama' tidur Jisoo mulai sekarang.

Seokmin tiba-tiba saja menyibak kemeja Jisoo ke atas hingga menampilkan perut besarnya dan celana dalam hitam yang ia gunakan. Tentu saja si manis itu terkejut dengan perlakuan spontan Seokmin yang begitu mesum!

"Ya, kau apa-apaan!"

Seokmin kini bisa melihat jelas beberapa guratan halus di sekitar perut dan paha Jisoo. Seokmin pun turun dari sofa dan menyelaraskan tubuhnya menghadap paha Jisoo. Dia memeriksa paha putih itu hingga ke selangkangan. Membuat Jisoo sedikit malu dengan apa yang Seokmin lakukan.

"K-kau ingin a-apa?" seru Jisoo ketika Seokmin kini memegang pahanya. Tangan Seokmin juga bergerilya di bawah perut Jisoo.

"Jangan kau garuk perut dan pahamu ya, Sayang. Ada guratan di sana. Nanti tidak bisa hilang kalau kau garuk." Seokmin malah mendekatkan wajahnya ke arah paha Jisoo. "Tuh kan, banyak guratan merah."

Jisoo semakin merona ketika menyadari kepala Seokmin yang hampir mengenai selangkangannya. "A-ah, oke. T-tapi, menjauhlah dari sana, creamy."

Seokmin rupanya masih tidak sadar dengan apa yang ia lakukan membuat Jisoo merasa malu. Laki-laki bangir itu pun segera masuk ke kamar untuk mengambil minyak zaitun yang ada di dalam kotak rias. Dia langsung meminta Jisoo untuk membuka pahanya agar Seokmin bisa mengoles minyak zaitun di tempat yang memiliki guratan.

Jisoo pun meringis pelan ketika tangan Seokmin menyentuh pahanya. Dia bisa merasakan minyak itu yang mulai dibaluri ke bagian paha.

"Kata Junhui hyung, ini namanya stretch mark. Kalau kau garuk, nanti bisa berbekas dan tidak akan hilang. Jadi kalau gatal, kau oleskan saja minyak zaitun, oke? Nanti kau bisa memakainya sendiri."

Jisoo pun mendengarkan semua yang Seokmin katakan. Dia mulai diam saja ketika tangan Seokmin sudah menyentuh area perut bawahnya dan pinggang. Dia menikmati sentuhan lembut Seokmin yang masih terfokus mengoles minyak zaitun di tubuh Jisoo.

"Kau juga bisa menggunakan lemon dan putih telur. Nanti akan aku buatkan."

"Kira-kira, ini penyebabnya apa, Seok? Kenapa ada stretch mark di tubuhku?"

"Kulitmu kan merenggang saat kau hamil, Sayang. Wajar saja jika timbul guratan halus di sana. Kau harus menjaga tubuhmu mulai sekarang."

Jisoo hanya mengiyakan ucapan Seokmin. Si manis itu pun semakin merona. Untungnya, Seokmin tidak sadar akan wajah Jisoo yang memerah seperti kepiting rebus!

"Nah, sudah selesai."

Seokmin menutup botol minyak zaitun itu dengan perasaan lega. Dia menutup kembali perut Jisoo dengan menurunkan kemeja yang ia gunakan. Jisoo tentunya masih merasa malu jika mengingat hal itu. Semoga Seokmin tidak sadar!

"Soo, kenapa wajahmu memerah?"

Wajah si manis semakin memerah dan dia mulai menyembunyikan wajahnya dari penglihatan Seokmin. Tolong ingatkan Jisoo untuk memukul Seokmin nanti!

-Hola Mamá-

Hola Mamá | Seoksoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang