Farrel dan Aura sudah selesai mencari buku di Gramedia. Aura tidak jadi membeli buku. Ia mendadak diam karena kejadian sebelumnya. Sedangkan Farrel hanya memainkan telepon genggamnya disepanjang jalanan
Aura sangat ingin bermain di Timezone. Tapi ia takut mengatakannya kepada Farrel. Karena ia merasa tidak enak atas kelakuannya yang tadi. Yang membuat Farrel menjadi malu karena membawanya. Aura berpikir mungkin ini terakhir Farrel mengajak ia pergi
Maka dari itu, karena Aura berpikir ini terakhir ia pergi bersama Farrel. Ia memberanikan diri untuk mengajak Farrel bermain di Timezone
"Hmm, Farrel.." panggil Aura
"hm?" gumam Farrel menyahut
"main Timezone yuk? please" tanya Aura dengan puppy eyes nya berusaha membujuk
"yaudah ok" jawab Farrel setuju
Mereka menuju Timezone. List permainan yang Aura ingin mainkan adalah Basket. Karena ia juga sekalian berlatih agar tinggi.
"basket yaa!" ajak Aura
"emang yakin bisa?" tanya Farrel tidak yakin
"ih kan berusaha biar bisa, bukannya didukung. huft" jawab Aura sebal
"iya-iya" singkat Farrel
Mereka menuju tempat Basket. Farrel tidak main. Ia hanya melihat Aura bermain. Sungguh menggemaskan. Karena Aura sangat kecil dihadapannya. Dihadapan Farrel, Aura setinggi dada bidangnya.
"yah gamasuk. yah. aduh. susah. ya dikit lagi! aelah gamasuk!" gerutu Aura berkali-kali
"mau tau biar masuk?" tanya Farrel lalu mendekati Aura
"yap!" jawab Aura semangat
Tiba-tiba Farrel menggendong Aura. Aura terkejut. Farrel mengangkat badan Aura dengan mudahnya. Lalu Farrel menyuruh Aura melemparkan bola yang ada ditangan Aura
"cepet lempar." suruh Farrel
"ok, ok." jawab Aura nurut
Bushhh.. Gol! Bola masuk ring!
"yeyyyy!!!" seru Aura
Lalu Aura melingkarkan tangannya dileher Farrel. Farrel pun memutar-mutarkan badannya sehingga mereka berdua sedang berputar. Mereka lupa bahwa mereka tidak hanya berdua. Mereka selalu cuek akan lingkungan sekitar.
Dan sekitar 2 menit berputar, Farrel baru ingat mereka masih di Timezone
Farrel menurunkan Aura. Aura sangat bahagia sekali. Aura tidak menyangka bahwa tiba-tiba ada seseorang yang datang dikehidupannya membuat semuanya berwarna"emang ga beratt?" tanya Aura kepo
"berat." jawab Farrel singkat
"ih!" gerutu Aura
Saat Aura hendak ingin menjitak kepala Farrel. Farrel menyetop Aura dengan cara memajukan tangan kanan nya, lalu ditempelkan ke jidat Aura. Sekarang Aura tidak bisa meraih Farrel. Perut pun tak bisa karena kepalanya distop oleh Farrel.
Mereka tertawa. Farrel sangat gemas. Ingin sekali mencium pipinya. Namun ia ingat, ia belum jadi siapa-siapa di kehidupan Aura.
Lalu Farrel menghentikan tingkahnya kepada Aura. Ia mengajak Aura pulang. Karena sudah lama pergi bersamanya. Ia khawatir mama Aura mencarinya. Karena Audi belum lama mengenal Farrel. Baru tadi pagi
"pulang?" tanya Farrel
"yaudah yuk" ajak Aura
Mereka menuju parkiran. Aura terlihat sangat lelah. Farrel tau itu. Karena Aura sudah banyak bertingkah hari ini.
Aura menaiki motor Farrel. Farrel memakai helmnya. Lalu berjalan. Baru berjalan sekitar 300m Aura sudah menempelkan kepalanya di bahu Farrel. Farrel terkejut lalu melihat di spion. Aura tertidur
Lalu dengan berhati-hati. Farrel meraih tangan Aura dibelakangnya. Ditariknya. Lalu dilingkarkan ke pinggangnya. Lalu badan Farrel lebih ditundukkan lagi agar Aura nyaman dan tidak akan jatuh.
Farrel tersenyum. Matanya menyipit. Merasakan rasa kebahagiaan yang sudah lama tidak ada dikehidupannya. Ia sangat bersyukur. Semoga ia semakin berani untuk mencintai gadis menggemaskan ini
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CUTE GIRL
Teen Fiction"lucu." ucap Farrel -- "stress" ucapnya lagi -- Itulah pandangan dan ucapan dari lelaki bernama Kelvinio Rakha Farrel. Ia mengatakan ucapan itu kepada gadis kecil yang ceroboh dan selalu bertingkah kekanak-kanakan. Gadis itu bernama Aura Scienta Wi...