Aura bosan dirumah. Ia ingin pergi ke Gramedia untuk mencari buku. Buku yang ia sudah beli, sudah dibaca semua. Maka dari itu ia ingin mencari lagi.
Saat di Gramedia. Aura bertemu dengan Dimas. Ia sedang mencari buku komik. Sendirian. Aura menghindar agar Dimas tidak melihatnya.
"aura?" tanya Dimas mengejutkan Aura sehingga buku yang ia pegang jatuh
"eh.. hm hai!" jawabnya
"sendirian? mana Farrel? Kalau gak bareng, makan yuk!" ajak Dimas
"mmm gua masih mau disini, lagian gua baru makan. kenyang" jawab Aura berbohong
"gua tunggu sampe lu cape dan sampe lu laper." seru Dimas
aduh gimana ya, batin Aura
"eh dim! tolong bayarin buku ini dong ke kasir. gua mau nyari lagi. ok. pake duit lu dulu tar diganti ya" ucap Aura usil
"oke ra" jawabnya
Dimas sedang mengantri dikasir. Sementara Aura pergi meninggalkan Gramedia. Ia tidak mau pergi makan bersama Dimas. Semoga Dimas tidak melihatnya.
Aura mana ya? gumam Dimas didalam hati
Dimas sudah selesai membayar bukunya. Sekarang ia mencari-cari Aura. Bocah kecil ini kemana tanyanya.
———
Aura sudah berada di cafe dekat sekolahnya. Sekitar 1 km dari sekolah letaknya.
Ia sedang menikmati red velvet dan coklat panas sembari memainkan telepon genggamnya.Tiba-tiba lonceng didepan pintu cafe berbunyi. Menandakan ada seseorang yang memasuki cafe. Aura melihat, ia terkejut.
Dimas? Dia ngikutin gua? Aduh jangan sampai lihat pleasee.. batin Aura memohon
"ra?" tanya Dimas
"eehh Dimas. mmm hai" sapanya
"lu darimana? kok disini? gua nyariin lu di Gramedia" ucap Dimas
"emang gaboleh? emang ini cafe punya keluarga lu?" tanya Aura sewot, mengalihkan pembicaraan tentang ia yang meninggalkan Dimas di Gramedia
"lah emang punya keluarga gua" jawab Dimas kesal
"sorry, no pict hoax. lagian kalo ada pict gabakal percaya. mimpi" sewot Aura
"oke kita buktiin!" gerutu Dimas
Dimas memanggil pelayan cafe tersebut lalu pelayan tersebut menyapanya "Selamat Siang De Dimas! Mau pesan apa? Pizza topping keju seperti biasa?" tanya nya
"mama mana?" tanya Dimas
"tadi keluar sebentar" jawabnya
"okee. pesen kayak biasa yaa" ucap Dimas
Aura tidak percaya. Cafe nya benar-benar milik keluarga Dimas. Sekarang Dimas sedang menatapnya lalu menaik turunkan alisnya meledek Aura.
"makanya cil, jangan sotoy." ledek Dimas
"dah ah mau pulang" ucap Aura kesal
Dimas menarik tangan Aura. Lalu menyuruh Aura duduk sebentar menemani Dimas memakan pizzanya. Jika tidak, Dimas akan menyuruh satpam diluar untuk menahan Aura tidak boleh pulang sampai cafe tutup.
"cepetan dong makannya" gerutu Aura
"suapin. baru gua cepet" pinta Dimas
"gak." jawab Aura yang sudah darah tinggi
"yaudah gua lamain deh" jawab Dimas.
Ya benar. Dimas memakannya dengan sangat lama. Ia seperti slow motion. Aura kesal. Lalu Aura mengambil pizza ditangan Dimas lalu menyuapi nya dengan kasar hingga Dimas terjungkal kebelakang. Aura menyuapi menggunakan tenaga.
Tiba-tiba ada seseorang yang datang. Farrel. Tapi Aura tidak mendengar lonceng didepan pintu cafe, jadi Aura tidak tau bahwa Farrel datang. Mungkin karena sedang kesal dan sedang menyuapi Dimas si kadal bopeng.
Farrel melihat Aura sedang menyuapi Dimas. Sebenarnya, Aura menyuapi dengan perasaan amarah namun karena membelakangi Farrel, Farrel tidak melihat ekspresi Aura.
Dan Farrel melihat Dimas disuapi oleh Aura sampai terjungkal kebelakang. Farrel melihat Aura menyuapinya dengan tenaga. Namun respond Dimas tersenyum dan tertawa. Farrel berpikir mereka sedang bercanda.
Padahal Dimas tertawa dan tersenyum karena melihat ekspresi Aura yang sedang kesal. Tapi karena Dimas, Farrel salah paham.
Farrel meninggalkan Aura. Ia pergi dari cafe tersebut. Tidak jadi membeli makanan kesukaannya disitu karena peristiwa yang sudah ia lihat tadi. Ia berpikir Aura ternyata diam-diam dekat oleh Dimas. Mungkin Aura sudah luluh oleh Dimas. Farrel berpikir hal itu terus menerus.
"dah ya, dah abis." gerutu Aura
"makasih cil. walaupun ampe jatuh, kejadian ini terus akan terbang dipikiran gua" jawab Dimas
Aura malas melihatnya. Ia segera meninggalkan Dimas sendirian. Kalau Farrel yang disuapinya mungkin ia akan sangat bahagia. Namun yang dihadapannya adalah kadal bopeng. Sangat malas melihatnya. Jangankan melihatnya, merasakan aura kedatangannya saja terasa seperti di lubang hitam. Suram.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE CUTE GIRL
Teen Fiction"lucu." ucap Farrel -- "stress" ucapnya lagi -- Itulah pandangan dan ucapan dari lelaki bernama Kelvinio Rakha Farrel. Ia mengatakan ucapan itu kepada gadis kecil yang ceroboh dan selalu bertingkah kekanak-kanakan. Gadis itu bernama Aura Scienta Wi...