(( 8 ))

9.6K 1.5K 23
                                    


            "keren ya Siyeon. Bisa buat lo jadi seseorang yang jarang banget di lihat" kata Chaca menyusuri trotoar kota Bandung bersama Jeno. Mereka menikmati angin malam kota Bandung. Jeno hanya mengangguk menatap sekeliling.

" gue aja jarang kayak begitu di depan anak basecamp" kata Jeno

"dia makin cantik kan?" kata Chaca ingin mengatahui jawaban Jeno.

Jeno terkekeh mendengar pertanyaan Chaca. "pasti lah. Gak mungkin enggak" Jawab Jeno.

"lo lapar gak?" tanya Jeno ketika melihat gerobak sate di depan salah satu bangunan.

Chaca mengikuti arah pandangan Jeno. "lo yakin mau makan yang kayak gitu? Secara kan lo holkay" kata Chaca heran dengan pilihan tempat makan oleh sang holkay.

"yelah, gua gak kayak guanlin ya, yang kalau kaya gak bisa makan di pinggiran" kata Jeno meraih tangan Chaca. Chaca agak terkejut melihat apa yang dilakukan Jeno. "kuylah, menyebrang" kata Jeno mengajak menyebrangi jalan.

"mas, 15 tusuk ya. Pakai lontong" ujar Jeno kemudian menarik tangan Chaca yang masih ia genggam dari tadi ke kursi.

"lepasin ih, lo ngapain sih" kata Chaca mencoba melepaskan tangannya dari tangan Jeno.

Jeno langsung melepasnya dan memutar matanya. "kan bisa saja lo lari dari gua" kata Jeno. "gua tuh masih butuh informasi tentang Siyeon" lanjut jeno. Kemudian duduk menghadap ke Chaca.

"bantuin gua ya," Jeno bilang itu saja Chaca sudah mengerti apa yang dimaksud Jeno.

Chaca memutar matanya "harus ada bayarannya lah" kata Chaca.

Jeno menoyor kepala Chaca "lo orang kaya, tapi minta bayaran?"

"halah, pejabat ke pejabat lain aja saling memberi bayaran. Masa gue dan lo enggak?" kata Chaca memberi tahu fakta Indonesia.

Sate yang mereka pesan datang. "tuh makan" kata Jeno memberikan sepiring sate ayam kepada Chaca. Chaca mengangguk bahagia.

Setelah menghabiskan sate mereka dalam dia di antara keramaian Bandung. Dan jangan lupa setelah Jeno membayar makanan mereka. Mereka berjalan kembali ke hotel. "pulang aja ya, gua capek" kata Chaca menunjukkan muka capeknya.

Seakan mengerti raut muka Jeno Chaca kembali berkata "yelah, lo gak bakal kehilangan siyeon. Kecuali kalau lo besok nolak diajak jalan jalan ke pantai bareng kita kita"

"gak ah, gak mau gua. Takut" ujar Jeno.

Chaca ketawa "halah, bilang aja lo takut lihat Siyeon pakai baju pendek dan celana yang pendek banget"

Jeno ketahuan kemudian dia tertawa. "udah biasa mah gua"

"tapi kan itu masih pacaran. Ini mah mantan WKWKWKWKWk" Chaca berlari masuk ke Trans Luxury Hotel sambil ngakak.

Jeno hanya bisa menggeleng geleng kan kepalanya. Baru kali ini ia dipajaki sama seorang perempuan yang sebenarnya juga sama seperti dia.

___

"lo kemana aja sih tadi? Masa pada hilang" kata Herin masuk ke dalam kamar hotel mereka.

"ya biasa, gua butuh kopi" kata Chaca santai.

"Jeno juga hilang. Gak tau kemana." Ujar Siyeon sambil meletakkan handbag nya dan beberapa kantung plastik chanel dan juga hush puppies.

"ih anjir, masa lo gak pada ngajak kalau ke hush puppies dan chanel sih. Gua kan juga mauuu" Ujar Chaca ketika melihat plastik plastik belanjaan teman temannya. "lihat dong, gua beli sepatu di Everbest. Kena Diskon 40% masa" ujar Herin mengeluarkan sepatu yang dia maksud dari dalam paper bag Everbest.

"siapa suruh elo malah ngopi. Selera bapak bapak banget ngopi" ujar Herin.

Siyeon yang mendengar itu malah ngakak dan Chaca "anjir, ga gitu ya"

"eh btw, lo ketemu Jeno ga? Dia kan juga menghilang" kata Herin mengingat Jeno yang menghilang,

"enggak, idih amit amit" kata Chaca. "gua mah ngopi di sbux, gak kayak dia ngopinya di warkop" kata Chaca lagi. Iya, Chaca menyembunyikan fakta soal dirinya yang bertemu dengan Jeno bahkan makan malam di pedagang kaki lima.

"tapi, setahu gue. Jeno udah jarang di warkop semenjak- eh yang gua tahu dia lebih sering di sbux. Iyakan Yeon?" kata Herin sambil melihat kepada Siyeon yang sibuk merapikan belanjaannya.

Siyeon menjawab "ga tahu gua mah" 

Herin merasa dia salah bicara. Ya tapi wajarlah. Herin juga ceplas ceplos. Jadi dia masih agak masa bodoh dengan apa yang barusan dia katakan.

Tiba tiba terdengar bunyi ringtone handphone milik Chaca. "kak Irene tuh cha. Gua angkat ya" kata Herin yang kebetulan berada di dekat handphone milik Chaca. Saat diangkat, Herin langsung mengaktifkan mode loudspeaker nya.

Irene : dek, besok kita jadi ke pantai kan?

Herin : malam kak, ini Herin. Chaca nya lagi di balkon. Mau bicara sama Chaca?

Irene : malam herin, gapapa. Bilang aja ke dia kalau besok kita semua ke pantai. Jadi jangan lupa siapin baju baju kalian ya.

Siyeon : siap kak!


___

"woi lo tadi kemana?" tanya Jaemin keluar dari kamar mandi hotel. "ah paling kayak biasa min. Gak bisa lama lama tempat main dia mah. Gak tahan WKWKWKWK" ujar Haechan sambil mengganti channel tv. "yoi, gua bosan banget tadi. Jadi gua ngopi aja." Jelas Jeno.

"lo ketemu Chaca ga? Tadi dia juga ikutan hilang." Ujar Renjun setelah mengganti baju nya dengan baju santai.

"emang dia juga ikut menghilang?" Jeno memulai sandiwaranya. Berpura pura tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Renjun mengangguk. "enggak tuh" ujar Jeno kemudian berbaring di kasur.

___

Jadi gais, jangan lupa voment ya 

C o f f e e ; JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang