(( 9 ))

8.9K 1.3K 22
                                    


Pukul 04:30 WIB Bandung, Indonesia.

Jeno memilih untuk merokok di pagi hari. Maka, ia keluar ke kolam renang. Menikmati subuh yang masih gelap gulita bersama beberapa rokok dan leather jacket yang ia gunakan. Masih terlalu pagi untuk merokok, tapi bukan Jeno namanya kalau tidak melanggar peraturan.

Ia menghembuskan asap rokoknya senikmat mungkin ke udara. Mencoba menikmatinya dengan baik sebelum ia tak bisa merokok di depan orang orang (maksudnya Irene dan adiknya). Sejak semalam, tidurnya kurang nyenyak. Entah mengapa. Maka, dia memilih untuk meminjam psp Renjun dan memainkannya.

­___

Siyeon baru saja menunaikan ibadah sholat subuhnya. Kini, setelah mengatur pakaian yang akan ia gunakan di pantai nanti, ia memilih untuk turun ke bawah. Ingin memesan secangkir teh hangat dan mencelupkan kakinya di kolam renang. Dengan bermodalkan kaus hitam tanpa lengan dan short pants.

Ia turun kebawah. Masih terasa sejuk dan dinginnya hawa subuh hari. Pertama tama ia menghampiri seorang pelayan hotel untuk memesan teh hangat dan mengantarnya ke kolam renang. Kemudian, berjalan ke tempat tujuan nya yang sebenarnya.

Siyeon berjalan lurus dan duduk di tepi kolam. Dan perlahan lahan mencelupkan kakinya ke dalam kolam. Tanpa ia sadari sedari tadi seorang Jeno Lee memperhatikannya sambil terus merokok.

Siyeon ya batin Jeno

Kemudian seorang pelayan hotel melewatinya, namun dihadang oleh Jeno. "buat siapa?" tanya Jeno menunjuk segelas teh hangat yang dibawa oleh pelayan itu. "mbak yang itu mas" ujar pelayan itu menunjuk Siyeon. Jeno meraih nampan yang di pegang oleh sang pelayang. "biar saya saja. Makasih ya" ujar Jeno kemudian berlalu meninggalkan pelayan itu. Namun sebelum itu Jeno memberikan pelayan itu selembar 50000 sebagai tip.

"ini teh hangatnya tuan putri" Jeno meletakkan nampan itu tepat disamping Siyeon. Kemudian ikut duduk disana. Siyeon terkejut bahkan speechless dan begonya Jeno malah tersenyum manis. "udah diminum aja, gak usah sok kaget gitu" ujar Jeno.

Kemudian Jeno kembali menyalakan rokoknya yang baru. Siyeon menghela nafas dan akhirnya bersuara "kamu kenapa sih?"

"kangen kamu." Singkat, padat, dan jelas membuat Siyeon runtuh.

"hah? Apaan sih?" Siyeon salting, tapi seharusnya tidak.

Jeno menoleh kearah Siyeon yang meniup minumannya. "kamu jangan sok mesen yang panas kalau ujung ujungnya ditiup. Gak baik niup niup makanan dan minuman" Ujar Jeno.

Siyeon yang mendengar itu menghentikan aktivitasnya. Kemudian langsung meminum tehnya. Salting bro. Awalnya mencoba terlihat cool tapi malah jadinya "aduh panas panas" Siyeon meletakkan cangkir teh itu dan mengipas ngipas lidahnya.

Jeno tertawa setulus mungkin. Dia benar benar mencintai perempuan disebelahnya ini. "makanya gak usah sok"

Siyeon udah kesal sendiri "apasih kamu. Sok dekat banget"

Jeno tersenyum miris mendengarnya. Jadi sekarang Siyeon menganggapnya sok dekat seakan akan mereka tak pernah sedekat dulu hanya sebatas saling mengenal. Miris ya. Tapi Jeno malah mencoba mengabaikan apa yang dikatakan Siyeon. Jeno melepaskan leather jacketnya, Kemudian menyampirkannya di bahu Siyeon.

Siyeon gak tahu harus gimana, di sisi lain dia kangen disisi lain dia tak ingin seperti ini. "no.."

"ssst, berisik. Aku lagi merokok" Jeno kembali dengan aktivitasnya.

"kamu mau kopi? Ayo kita minum kopi"

Jeno terpaku. Apa maksudnya batin Jeno. "nanti saja. Aku Cuma mau kamu sekarang" ujar Jeno. Iya, dia akan menggunakan kesempatan itu di waktu lain.

Siyeon hanya mengangguk.

Awkward ya batin Siyeon.

"bagaimana kalau kapan kapan kita drive late night lagi?"

___

jangan lupa voment readers kesayangan ku

C o f f e e ; JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang