(( 23 ))

8.4K 1.1K 5
                                    


"Happy Birthday Sajangnim!!!" seisi ruangan mengucapkan itu kepada Chenle setelah Chenle meniup lilin nya. Kemudian EBEYA di ramein dengan suara tepuk tangan. Kemudian mereka mulai memakan makanan yang di hindangkan.

Felix dan Chaca memilih untuk duduk bersama Herin dan Mark. Mereka memulai makan mereka. "enak banget gila" kata Herin mengunyak menu steak yang ia pesan. "coba deh, lo rasain masakan Bang Jackson. Yang ini" Felix menunjuk sebuah piring yang berisi 4 potong daging yang dimasak oleh chef abal abal bang Jackson

Chaca mengambil satu potong daging itu dengan sumpit.

"gua gabung ya" ujar seseorang. Chaca yang sedang meresapi bumbu daging yang ia makan mendongak, begitu pula dengan tiga orang lain di meja itu.

"oh sini Jen" ujar Mark.

Mata mereka semua kemudian menatap ke Chaca yang tidak memedulikan adanya Jeno. Dia sibuk mengunyah sambil mengsnapgram mereka semua.

___

"makasih ya Lix! Byee" kata Chaca melambaikan tangannya kepada Felix. Felix mengangguk kemudian melaju pergi mobilnya. 

Baru saja Chaca ingin masuk, namanya di panggil "Cha, bukannya tadi aku udah nge LINE kamu?"

Chaca membalikkan badannya menatap Jeno yang berjalan menuju dirinya.

"oh kamu nge LINE? Aku ga sempat baca. Maaf" kata Chaca.

"kita harus bicara" kata Jeno.

Namun, sebelum Jeno melanjutkan pembicaraannya, Chaca langsung menyela nya "gua udah gak mau ngebantuin elo dan misi ini selesai. Gua gak mau" kata Chaca.

Jeno terdiam mendengarnya. "Cha, aku gak mau kayak gini" ujar Jeno.

"kalau emang ga mau, yaudah. Selesaiin aja semuanya. Sekarang" kata Chaca kemudian berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Namun Jeno menahan tangan Chaca. Chaca udah gak mood banget, Tiba tiba Jeno memeluknya seerat eratnya "aku minta maaf karena egois dan gak merhatiin perasaan kamu" jelas Jeno kemudian semakin mendekapnya.

Chaca terpaku dalam pelukan Jeno. "jen, udah malam. Kamu harus pulang"

Jeno yang seharusnya melepaskan pelukannya malah semakin mendekapnya "aku kangen. Aku capek. Aku sakit. Aku gak bisa..." Jeno menggantungkan kata katanya.

"aku gak bisa kayak gini. Aku gak bakalan ngebiarin kamu kayak Siyeon" sambung Jeno. "aku gak mau kamu ninggalin aku lagi" kata Jeno.

Chaca melepaskan pelukannya. Kecewa dengan apa yang Jeno katakana barusan. "jen, maaf gua bukan Siyeon. Jangan pacaran sama gua kalau di mata lo, gua itu Siyeon. Kita gak bisa kayak gini. Cukup sudah. Pulang yaa. Daah" Chaca tak tahu kenapa dia bisa mengatakan hal itu kepada Jeno.

Iya, Chaca menyelesaikan semuanya. Padahal di sisi lain, dia mencoba menerima Jeno. Namun, dia tak ingin dia di mata Jeno adalah Siyeon.

Chaca menatap Jeno dari jendela kamarnya. Ia menangis, yang ia inginkan sebenarnya tak begini. Ia memang jatuh secara tiba tiba pada Jeno. Tapi tidak pada Jeno kepadanya.

___

Chaca membaca sticky note yang tertempel di meja pagi ini.

Kita harus bicara cha 
di perpustakaan ya

-xiyeon.

Chaca menyusuri rak perpustakaan. Dan orang yang sedari tadi dia cari kini tengah duduk dengan sebuah majalah national geography. "siy??" Chaca duduk di kursi hadapan Siyeon. Siyeon mendongak tersenyum cantik menatap Chaca yang juga memperhatikannya. "cha, langsung aja ya. Gua udah rela kok lo sama Jeno. Lo harus tahu ini, Jeno beneran suka sama elo." Kata Siyeon.

Chaca mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Siyeon "siy, gua gak bisa percaya gitu aja. Gua pernah dengar kalau Jeno itu hanya jadiin-" omongan Chaca dipotong oleh Siyeon.

"itu semua hanya candaan. Ayolah, percaya Jeno, Cha. He's love you since dia nganter lo pulang" kata Siyeon.

"gak, gua gak bisa percaya" kata Chaca menolak keras dengan apa yang dijelaskan oleh Siyeon.

"okay, gue hanya mau nyampeiin itu. Btw, sore ini lo di tunggu kak Sungkyung di sbux PIM" kata Siyeon tersenyum.

"yaudah makasih siy, tapi maaf gua menolak untuk percaya" Chaca beranjak dan pergi.

Chaca berjalan ke kelas Jeno. Namun, saat ingin masuk ia ketemu dengan Haechan yang sedang bercerita sama Ningning yang juga ingin masuk. "ELAH ECHAN! GUA MAU MASUUUK!" Ningning udah ngamuk depan pintu.

"coklat dulu dong neng!" kata Haechan.

"permisi" kata Chaca menghampiri mereka. Secara otomatis mereka berhenti berdebat.

"eh neng gelius kuu... ngapain neng?" Tanya Haechan tersenyum manis.

"mau masuk juga Cha?" Tanya Ningning.

"ada Jeno ga?"

"yyAAAH BOS KITA LAGI SAKIT NIH CHAA" kata Haechan.

Chaca terdiam kemudian mengangguk "yaudah, makasih ya chan. Ntar gua beliin lo cokelat deh, izinin Ningning masuk dong" kata Chaca.

"nah gitu dong bu bos" kata Haechan kemudian memberikan Ningning celah untuk masuk. Namun, sebelum masuk Ningning menendang tulang kering laki laki itu "bangke lo" 

C o f f e e ; JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang