"eh eh eh neung gelius ngapain disini?" tanya Haechan yang masuk sambil menggandeng tasnya asal.
"ini basecamp lo chan?" tanya Chaca menunjuk rumah itu yang mereka sebut basecamp.
Haechan hanya mengangguk "masuk lah, di dalam ada orang kok. Kalau lo nge bell pintu depan. Biasanya gak bakal kedengeran. Di dalam mereka berisik. Jadi lewat belakang aja" kata haechan menuntun Chaca masuk ke dalam basecamp itu melalui pintu belakang.
Jika lewat pintu belakang, kita langsung di sambut oleh kolam renang yang bersih dan ukurannya pas gak kegedean. Begitu pula adanya taman dan kursi kursi taman di dekat kolam renang.
"nah ayo masuk. Diluar panas" Haechan membukakan pintu belakang untuk Chaca.
Benar saja, hawa panas Jakarta yang sebenarnya biasa saja menjadi sangat terasa ketika memasuki rumah ini. Karena rumah ini dipenuhi AC berdiri. Mungkin hanya kamar kamarnya yang menggunakan AC dinding.
Disambut dengan dapur putih yang bersih banget dan harum. Terlihat disana seseorang laki laki tinggi sedang membuat kopi. "Bang, kenalin, temen gua" kata Haechan memanggil orang itu.
Orang itu membalikkan badannya dan tersenyum padaku. "hai, gua Johnny. Mahasiswa semester 4. Mau kopi?" tanya nya dengan sukarela.
Dengan senang hati Chaca mengangguk. "yakali enggak bang"
"sip dah, gua bikinin" kata Johnny.
"ini ruang nonton. Lo duduk aja dulu. Mau ketemu siapa sih? Hehehe gua lupa nanya" kata Haechan.
"jeno ya? Oh, gua telpon dulu lah suruh dia kesini bentar"kata Haechan meraih handphonenya dari saku celana abu abunya.
Haechan pamit ke atas padahal baru saja Chaca ingin menyuruh Haechan untuk tidak usah menelpon Jeno.
Chaca duduk sambil memperhatikan rumah itu diam diam. Cukup besar untuk menjadi tempat main anak anak yang jumlahnya hampir 20-an orang.
Hawa di dalam sangat sejuk, bahkan membuat orang di dalamnya sangat beta. Bersih dan juga harum. Terlihat di beberapa pengharum ruangan otomatis terpasang di sudut sudut ruangan.
"heran ya, kok bisa rumah sebesar ini di jadikan basecamp?" tanya Johnny duduk sambil meletakkan secangkir kopi di depan Chaca.
Chaca hanya tersenyum kikuk karena ketahuan. "lo bisa nanya ke anak anak holkay yang sepakat beli ini" kata Johnny.
"lo cariin gua?" tiba tiba seseorang melempar tasnya ke sofa di hadapan chaca dan pemilik tersebut duduk di dekat tasnya.
"sopan dikit lo sama tamu" kata Johnny menegur Jeno.
Jeno memutar matanya malas. "ngapain juga sopan sama ini anak bang?" kata Jeno menunjuk Chaca dengan dagunya.
Idih sok banget, padahal gua kan gak nyariin lo batin Chaca.
"gua naik ya, bye..." Ucapan Johnny menggantung "Chaca" sambung Jeno.
"jadi, lo ngapain disini?" tanya Jeno pada Chaca.
"bukan urusan lo ya" kata Chaca.
"urusan gua lah, gua kan bagian dari rumah ini" kata Jeno
"gak penting" kata Chaca.
Jeno meraih gitar yang berada diantara beberapa gitar di dekat Jendela yang menghadap ke kolam renang. kemudian duduk di tempat semula kemudian memainkan gitar nya dengan lagu lagu yang gak Chaca kenal.
Sebenarnya Chaca memiliki janji bersama squad nya untuk menghabiskan sore menjelang maghrib mereka di salah satu cafe di Jakarta Pusat. Tapi, ya sudahlah. Kemudian Chaca meng-check hpnya.
Guanrich
Guanrich
nyet, lo masih di dalam?
gua di luar nihCha.
masih, si Mark belum dateng.
adanya Jeno heu.Guanrich
yelah, masih mau nunggu lo?Cha.
y x g???Guanrich
apaan sih, alay bangetCha.
bacanya tuh 'YA KALI ENGGAK???'Guanrich
yelah, terus mau di tungguin ga?Cha.
duluan aja. Ntar gua naik grab ajaGuanrich
yaudah, gua bakal hubungi Mark deh.
r.Chaca mematikan hpnya. Kemudian kembali melihat sekeliling. Awkward banget emang. Mana Jenonya diam diam aja.
"btw, maaf soal tadi siang" kata Jeno tanpa melepaskan pandangannya dari gitar.
Baru saja Chaca akan merespon. Jeno langsung berdiri meraih gitarnya dan naik ke lantai atas yang hebohnya minta ampun.
___
"oh, jadi itu pacar Jeno yang baru??" Jungwoo yang lagi bermain PS bersama Haechan tiba tiba bersuara ketika Jeno masuk ke dalam kamar Yuta, Jungwoo, dan Lucas.
"enggaklah, amit amit" Kata Jeno duduk di tempat tidur Lucas.
"Alah bohong banget. Entar juga kepincut tuh anak" kata Haechan sambil main PS.
Johnny yang lagi memainkan laptopnya "cantik nyet, harum lagi. Hadeuh. Gak nyangka gua jen, lo bisa dapat yang cantik nya samaan sama-" kata kata Johnny kembali terpotong karena Ten "yang manasih??? Gua gak tahu orangnya" kata Ten yang penasaran hingga keluar dari kamar.
"huh.." Jeno menghembuskan nafasnya berat. Entah apa yang akan dilakukan oleh Ten dan abang abang satu basecamp nya.
"EH ENENG CANTIK BANGET... ORANG MALIOBORO YAA???? SAMA ATUH. ADA HUBUNGAN APA SAMA KOH JENO?" Jeno kembali menghembuskan nafas panjangnya mendengar suara besar Ten pada Chaca.
Mendengar Ten dengan suara menggelegarnya itu seisi kamar langsung tertawa kecuali Jeno. Lucas langsung mengejek Jeno dengan gerakannya.
"NENG, NENG MAU LIHAT ABANG NARI GAK?? NIH, TUNGGU PEGANG TEH ABANG DULU YA" mendengar itu seisi kamar kembali tertawa.
Jeno menggeleng kepalanya lagi.
"GIMANA? ABANG KEREN KAN? AYOK NENG CANTIK MALIOBORO NARI BARENG" seisi kamar kembali tertawa.
Jeno turun ke bawah melihat Chaca yang duduk diam sambil senyum senyum melihat Ten menari di depannya.
Jeno menggeleng geleng kepala "ayo, gua antar pulang." Kata Jeno meraih tas Chaca kemudian keluar membawanya melalui pintu belakang.
Chaca terkejut hingga berteriak "tas gua woi!" kemudian dia menyusul jeno.
"ADUH NENG CANTIK KEJAR KEJARAN SAMA KOH JENO"
KAMU SEDANG MEMBACA
C o f f e e ; JENO
FanfictionI'm not coffee and I'm not Caffeine it's means I'm not Siyeon. ©2018 , markeuu_ SUDAH DIBUKUKAN, AYO SEGERA IKUT PONYA. TIDAK AKAN TERSEDIA DI GRAMEDIA, HANYA TERSEDIA DIA SHOPEE AKUN Naisastramedia. Ayo buruan! 😊