Prolog : Bencana

6.7K 1K 115
                                    

Tujuh tahun yang lalu, tidak pernah terbayangkan dalam diri Park Sooyoung berada dalam posisinya saat itu. Di mana malam itu, ia menjadi bintang utama di pesta meriah yang diselenggarakan di kebun halaman rumahnya, dengan cincin perak mungil yang melakat di jari manisnya, dan berada di samping pria tinggi berkulit eksotis dengan muka maskulin yang menatap tajam ke arahnya. Hari itu, di usianya yang ke delapan belas tahun, Park Sooyoung resmi bertunangan dengan Kim Namjoon.

Tapi bagaimana bisa saat ini, di usia dewasanya, di saat hubungan pertunangan mereka yang pada akhirnya telah resmi berakhir, Sooyoung menemukan dirinya terbangun dengan tanpa mengenakan apa pun di balik selimut putih tebal yang melilit tubuhnya, dimana Kim Namjoon berada di sampingnya, terbaring menghadap ke arahnya dengan mata terpejam, tanpa mengenakan apa pun juga untuk menutupi tubuh lelaki itu?

Sooyoung rasanya sudah hampir terkena serangan jantung mendadak, karena parahnya ia bahkan tidak ingat apa pun yang terjadi pada mereka semalam. Yang dia ingat, dia sedang duduk di kursi bar dengan cocktail rasa stroberi yang ternyata tanpa disadarinya mengandung kadar alkohol cukup tinggi.

Mereka sudah tidur bersama. They did it. Sex.

Oh, Tuhan. Sooyoung kalut memikirkan kemungkinan besar yang sudah pasti terjadi di antara mereka. Apalagi melihat semua pakaian mereka berdua yang terkapar di mana-mana. Bodycon dress-nya yang teronggok mengenaskan di dekat pintu, bra-nya yang tersampir di atas lampu nakas sebelah ranjang, dia bahkan tidak dapat menemukan di mana celana dalamnya.

Gila... Gue pasti udah gila.

Tidak mempedulikan rasa pusing yang masih menyergap kepalanya, Sooyoung segera beranjak dari ranjang dan memungut pakaiannya sebelum memakainya. Masa bodoh dengan celana dalamnya yang entah berada di mana itu. Tangannya yang gemetaran sudah mengambil tas dan platform heels di depan pintu ketika sebuah suara menghentikannya.

"Kamu udah bangun?" suara yang berat, sedikit serak, dan maskulin terdengar dari arah belakangnya, "Kenapa buru-buru? Belum sarapan, kan?"

Sooyoung tersentak dan menoleh kaku ke arah belakang. Namjoon masih berada di atas ranjang, menatapnya dengan wajah setengah mengantuk dengan tangan menumpu di pipinya. Selimutnya merosot hingga mencapai pinggul pria itu, menampakkan dada bidang berotot yang sangat membuat Sooyoung merasa tidak nyaman.

Gawat. Gawat.

"Uhm—enggak usah. Soalnya sa-saya musti pergi sekarang." Sooyoung yang sudah panik setengah mati langsung berbalik dan hampir keluar pergi dari sana sebelum lagi-lagi kalimat lelaki itu menghentikannya.

"Tapi kamu lupa ini," seraya menyeringai, tiba-tiba Namjoon dengan raut tanpa rasa bersalah mengangkat celana dalam hitam milik Sooyoung dari tangannya, "Memangnya kamu mau pergi nggak pakai ini?"

SWEET ENEMY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang