11. Setitik Pencerahan

3.9K 751 69
                                    

"Kenapa jalannya cepat-cepat begitu?"

Sejak tiba di basement hotel dan turun dari mobil, Sooyoung memutuskan untuk berjalan dengan langkah selebar-lebarnya. Sebisa mungkin, Sooyoung benar-benar tidak ingin menunjukkan raut mukanya yang entah kenapa menjadi pucat pasi semenjak perkataan tiba-tiba Namjoon di dalam mobil.

That was super awkward moment...

"Biar nggak ada yang tahu bapak dan saya berangkat bareng." Sooyoung sedikit menolehkan kepalanya ke belakang. Pria itu rupanya hanya berjarak satu meter di belakangnya.

"Saya di sini jadi sopir kamu, ya?"

"Bisa dibilang begitu." Jawab Sooyoung asal. Yang ada di pikirannya, dia harus segera pergi dari hadapan pria ini!

"Nggak ada bos yang jadi sopir karyawannya."

Telak! Sooyoung yang merasa tersindir tanpa sadar hampir tersandung sebelum Namjoon dengan sigap langsung berlari ke arahnya, mencengkeram lengan dan membawa tubuhnya mendekat ke arah pria itu.

"Careful."

Lagi-lagi Sooyoung merasa aneh dengan kedekatan ini. Rasanya sangat canggung dan tidak nyaman. Ditambah lagi, begitu dekatnya wajah mereka, Sooyoung baru sadar dia dapat merasakan hembusan napas panas Namjoon yang mengenai mukanya.

Oh, my God...

"Thanks," Sooyoung berkata seraya cepat-cepat melepaskan diri, "Hari ini pengecualian. Nggak ada yang nyuruh bapak jemput saya."

Namjoon berjalan menyesuaikan langkahnya, "Lain kali, jangan pakai hak lebih dari sepuluh senti. Saya nggak bisa bayangin kalau tadi nggak ada saya, atau bahkan orang yang nolongin kamu."

"Ini hak tujuh senti. Bukan sepuluh, Pak. Bapak jangan berlebihan." Sooyoung memutar bola matanya.

"Di mata saya kelihatannya sama saja."

Ya, ya, whatever!

Sooyoung agak kaget saat mereka sudah hampir mencapai lobby hotel. Banyak sekali berderet-deret papan bunga ucapan selamat dari taman hotel hingga ke lobby. Semua dari pimpinan perusahaan terkemuka di seluruh Indonesia. Ucapan selamat dari salah satu bank swasta tersbesar, pabrik rokok, pemilik media dan stasiun televisi, dan perusahaan lainnya. Bahkan ada beberapa nama celebrity, anggota parlemen, dan yang tak kalah heboh, ada papan ucapan langsung dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo!

Dari yang didengar Sooyoung, resepsi malam ini memang dihadiri oleh tamu-tamu penting dari kalangan atas. Sejak dulu Sooyoung memang sudah tahu keluarga Min Yoongi mempunyai reputasi yang cukup tinggi, tapi tapi tak pernah terbayangkan di otaknya betapa luas relasi pria itu...

"Kamu yakin mau jalan sendiri-sendiri?"

Mereka sudah naik melalui elevator dan baru saja keluar menuju ballroom lantai paling atas gedung. Baru saja sampai, sudah ada ratusan tamu yang mengantre dari luar pintu. Sesak sekali!

"Kenapa memangnya?"

"Ikut saya saja. Saya ada free pass buat jalur khusus VVIP."

Namjoon berkata seraya mengangkat surat undangan bertuliskan VVIP yang rupanya sejak tadi dibawanya. Astaga, kalau seperti ini bagaimana mungkin Sooyoung bisa menolak! Tadi dia sempat melirik ke arah antrian dan perkirannya mungkin bisa lebih dari lima belas menit berbaris menuju panggung pelaminan.

"Bapak nawarin saya secara cuma-cuma atau ada syaratnya, nih?"

Namjoon terdiam sejenak, sebelum senyum gelinya tersungging—menampakkan kembali lesung pipit yang anehnya lagi-lagi membuat Sooyoung merasa sangat tidak nyaman.

SWEET ENEMY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang