"Nah, ini dia bintang tamunya yang dari tadi ditunggu!"
Bae Joohyun berkata seraya menunjuk Son Seungwan yang tengah berjalan ke arah mereka.
"Hai, guys! Sorry banget baru bisa dateng. Jakarta masih macet aja ya kayak dulu."
Sooyoung berdiri bersama Joohyun dan Seulgi dan langsung memeluk Seungwan begitu perempuan itu tiba. Tadi siang perempuan itu sempat chat pesawatnya baru tiba pagi tadi.
"As always. Jakarta kalau enggak macet bukan Jakarta namanya," Joohyun berkata seraya mereka berempat duduk, "Eh gimana, gimana! Setahun nggak ada kabar, langsung married aja lo."
Nah, ini dia yang sedari tadi topik yang dinantikan Sooyoung! Sejak tiga puluh menit yang lalu bersama Joohyun dan Seulgi—teman dekat satu almamaternya semasa kuliah dulu—di salah satu restoran Jepang Grand Indonesia, mereka bertiga sudah asik membicarakan tentang betapa terkejutnya mereka atas berita pernikahan Son Seungwan.
"Hehe, biasa aja deh. Siapa suruh lo pada sibuk, nggak pernah main ke Solo, sih." Sekarang Seungwan sudah bekerja di salah satu kantor konsultan arsitek di Solo, semenjak lulus kuliah.
"Gimana mau main, weekday gue keiisi deadline. Weekend jadwal gue tidur." Keluh Joohyun.
"Sama. Sampai-sampai kehidupan sosial gue nol besar." Seulgi menambahkan.
Ingin sekali Sooyoung memeluk kedua temannya itu erat. She can relate! Bukan hanya lembur dan kejar deadline, belum lagi ditambah masalah dengan nenek lampir dan Pak Bos yang entah kenapa akhir-akhir ini sangat mengganggunya saja cukup membuat kepala Sooyoung pusing.
"Weekend nggak pada kencan, nih? Masih pada sama yang dulu, kan?" Seungwan bertanya setelah memanggil pelayan dan memesan makanan.
Joohyun mengerucut, Seulgi tersenyum masam, dan Sooyoung hanya bisa tersenyum geli menatap kedua temannya. Terakhir kali yang didengar Sooyoung, dulu Seulgi pernah sempat berpacaran dengan kakak angkatannya, sedangkan Joohyun hanya pernah beberapa kali dekat dengan beberapa kakak tingkatnya.
"Lah, pada single?" Seungwan kaget saat mereka bertiga mengangguk, "Lho, lo bukannya masih tunangan sama Kak Namjoon, ya Young?"
Sooyoung meringis ketika tiga pasang mata menatapnya penasaran. Dulu, semasa kuliah, memang berita mengenai pertunangannya dengan Kim Namjoon sudah diketahui oleh beberapa mahasiswa, terutama teman-teman satu angkatannya dan teman-teman Namjoon, termasuk Jung Krystal. Sayangnya, hanya segelintir orang yang tahu, setelah lulus kuliah Sooyoung membatalkan pertunangan mereka.
"Nggak, udah batal."
Mereka bertiga sontak melongo.
"Loh! Sejak kapan? Kok bisa? Kenapa bisa batal?" cecar Joohyun.
Sooyoung tersenyum. Mengaduk-aduk jus alpukat. Aduh, harus banget ya dibahas?
"Udah agak lama, sih. Setelah lulus kuliah."
"Bentar, bentar. Jadi lo sama Kak Namjoon... udah nggak tunangan lagi?" tanya Seungwan. Sebelah alisnya terangkat, "Padahal minggu kemarin gue sama Kak Yoongi ketemu Kak Namjoon dan dia bilang masih suka ketemu sama lo, kok."
"Iya, ketemu. Ketemu di kantor."
"Dia klien lo?" tanya Joohyun.
Sooyoung menggeleng. "Bos gue."
Dan detik setelah itu, Sooyoung bisa melihat ketiga temannya melongo tak percaya. Seulgi terdiam karena saking shocknya, Seungwan geleng-geleng kepala, Joohyun yang paling ekstrem—perempuan itu sampai mengangkat tangannya dan hampir bertepuk tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET ENEMY✔
FanfictionSpin off Touch It. Tujuh tahun yang lalu, Kim Namjoon di mata Park Sooyoung hanyalah seorang cowok playboy kelas kakap pembawa masalah yang terpaksa harus terikat pertunangan dengannya. Sekarang, setelah tujuh tahun berlalu dan hubungan mereka resmi...