"Lo kemarin ada apa sih sama Pak Namjoon, kak? Dari kemarin nggak ada pertanyaan dari anak-anak yang lo jawab."
"Nggak ada apa-apa."
"Ah, kok lo tiba-tiba jadi mencurigakan, kak. Pasti ada apa-apa, kan?"
Sooyoung meringis seraya melirik ke arah Cha Eunwoo yang memicing dengan tatapan penuh kecurigaan padanya. Pagi ini, dia sempat berpapasan dengan Eunwoo di depan pintu masuk kantor, dan lelaki berumur dua puluh dua tahun itu sudah langsung menanyakan pertanyaan sama yang ditanyakan para rekan kantor kemarin.
Kemarin, seharian Sooyoung dibuat kewalahan oleh seisi kantor yang langsung mencercanya dengan berbagai pertanyaan—begitu dia keluar dari ruang rapat—yang langsung membuat Sooyoung panik setengah mati.
"Bos besar kenapa panggil lo?"
"Lo kenal sama Pak Namjoon ya, Young?"
"Lo tadi ngomongin apa aja sama bos ganteng?"
Yang paling parah adalah pertanyaan tidak senonoh dari Mas Baekhyun, senior satu timnya yang menanyakan, "Kok lo berduanya lama? Keluar-keluar muka lo udah kayak habis kehabisan napas. Merah tuh muka. Lo nggak aneh-aneh kan di dalem?"
Wah, gila ya?!
Saat itu, Sooyoung cuma tersenyum seraya menahan emosi dan menjawab seadanya, "Soal kerjaan. Udah itu aja." Dan setelah itu dia sama sekali tidak bersedia untuk membuka mulutnya. Bahkan kepada kedua teman satu geng pergosipannya—Hyeri dan Seolhyun—yang tentu saja diselingi drama protes dari keduanya.
Bagaimana pun juga, dia harus berjaga-jaga. Siapa pun tidak ada yang boleh tahu hubungan masa lalu antara dirinya dengan Kim Namjoon. Bukan apa-apa, dia hanya tidak mau ada gossip aneh tentang dirinya—seperti dirinya yang diterima di kantor ini karena nepotisme. Sooyoung jelas tidak mau ambil resiko.
Yang lebih aneh, sebelum pulang, kemarin nenek lampir—alias Jung Krystal memanggilnya ke ruangan. Sooyoung kira, seperti biasa wanita itu hendak memberikan petuah maut mengenai kinerja dan kredibilitasnya. Tapi rupanya dia sudah salah total saat mendengar nama Kim Namjoon di sebut.
"Kamu masih punya hubungan dengan Pak Namjoon?"
Sooyoung membelalak. Dia kaget. Bagaimana nenek lampir bisa tahu hubungan antara dirinya dengan Kim Namjoon?
"Maksud... ibu?"
"Saya suruh kamu kesini cuma untuk pastikan. Saya tahu hubungan masa lalu kalian," Krystal melipat kedua tangannya, duduk seraya menatap Sooyoung dengan dagu terangkat, "Saya harap kamu bisa profesional di sini."
Perkataan Jung Krystal bagai sebuah genderang perang di telinga Sooyoung. Sooyoung diam. Tatapannya berubah waspada, sedang memikirkan kemana arah pembicaraan ini.
"Kamu pernah dengar kutipan, Past is the waste paper? Saya mau hubungan kamu dengan Pak Namjoon seperti itu. Beliau di sini bos kamu. Jadi saya harap kamu nggak besar kepala karena beliau mantan tunangan kamu. Kamu paham?"
Sooyoung melongo. Seriously? Bu Krystal memanggilnya ke sini hanya untuk memperingatkannya soal Kim Namjoon? Sooyoung bingung, kenapa pula beliau harus repot-repot mengurusi hubungan pribadi antara dirinya dengan pria itu.
Saat itu Sooyoung tidak punya pilihan lain selain berkata, "Paham, Bu." Dia terlalu malas untuk berdebat dan mempertanyakan segalanya.
"Nggak usah aneh-aneh. Emang nggak ada apa-apa kok kemarin. Cuma nanya soal kerjaan aja." jelas Sooyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET ENEMY✔
FanfictionSpin off Touch It. Tujuh tahun yang lalu, Kim Namjoon di mata Park Sooyoung hanyalah seorang cowok playboy kelas kakap pembawa masalah yang terpaksa harus terikat pertunangan dengannya. Sekarang, setelah tujuh tahun berlalu dan hubungan mereka resmi...