Semenjak kejadian minggu lalu dimana Jung Krystal dengan tega memberikannya surat peringatan—yang bahkan hingga detik ini sama sekali tidak ia pahami—Sooyoung memutuskan untuk tiba di kantor lebih awal. Saking rajinnya, dia bahkan berangkat lebih pagi dari cleaning service yang biasanya datang untuk membersihkan lantai kantor yang ditempatinya.
Pukul tujuh pagi lebih, Sooyoung yang baru saja menyalakan MacBook-nya memutuskan untuk ke pantry, membuat kopi susu panas untuk dirinya saat tiba-tiba, Cha Eunwoo datang menghampirinya.
"Hai, kak. Tumben pagi banget datengnya."
Sooyoung menoleh ke arah Cha Eunwoo—staff dari bagian perencanaan landscape satu tim dengannya—yang baru saja mengambil cangkir dari rak, "Lo juga pagi banget datengnya. Biasanya dateng jam segini, Woo?"
"Going for extramiles, kak," Cha Eunwoo, lelaki yang lebih muda tiga tahun dari Sooyoung itu tersenyum manis.
Sooyoung tertawa, "Biasa, ya. Yang baru fresh graduate lagi semangat-semangatnya. Paling dua tahun udah mau resign."
"Enak aja," Kali ini Eunwoo juga ikut tertawa, "Selama lo masih kerja di sini, gue nggak bakal resign, kak. Serius."
Sooyoung menggeleng, tentu saja dia tahu mengingat Eunwoo adalah salah satu pegawai paling teladan yang dimiliki team proyeknya. Beberapa bulan yang lalu, diterimanya Eunwoo di perusahaan ini—bahkan di team-nya seakan menjadi angin segar di tengah padang pasir.
Ditambah lagi, Pak Minseok seakan mendeklarasikan bahwa pria berumur dua puluh dua tahun itu adalah anak emas di tim mereka. Sooyoung tentunya juga tidak heran, mengingat Eunwoo selalu menjadi pegawai yang pertama menyelesaikan deadline, dan selalu siap kapan pun dan dimana pun dia diperlukan. Bisa dibilang, Eunwoo adalah anak emas di tim mereka.
"Bisa aja lo. Lo pasti ada mau sama gue, kan?"
Eunwoo tertawa, "Lunch sama gue dong kak sekali-kali. Berdua aja tapi, jangan ajak yang lain."
Sooyoung hampir saja tersedak teh hangat yang baru dibuatnya dan hampir diminumnya, menatap Eunwoo yang sudah tersenyum lebar ke arahnya. Hmm, ini semacam kode atau bagaimana?
"Apaan, nih? Gue mengendus ada udang dibalik batu," Sooyoung mendengus, "Sorry ya gue nggak minat sama anak kecil." Dan yang disambut oleh tawa Eunwoo yang membahana.
Pukul delapan kurang, lantai kerja yang Sooyoung tempati mendadak ramai, membentuk lingkaran para pegawai pada deretan sofa, beberapa bahkan sampai berdiri. Sooyoung tengah membuka file 3ds Max ketika tiba-tiba suara sorakan kecil terdengar dari sumber kerumunan.
"Kenapa tuh anak-anak?" tanya Sooyoung pada Seolhyun yang tepat berada di sebelah kanan kubikelnya. Hyeri bahkan ikut berada di tengah-tengah mereka—yang Sooyoung yakini sebagai kerumunan gosip saat ini.
"Pada heboh, beb. Katanya bos besar bakal dateng pagi ini."
Sebenarnya bukan hanya pagi ini saja. Menyebarnya gossip mengenai the new Chief Architect yang digadang-gadang sebagai keponakan Pak Namjung—yang sekarang sudah jadi mantan bos besar—sudah menjadi topik gosip paling panas seisi kantor sejak seminggu yang lalu.
Entah ini fakta atau hanya isapan jempol belaka, keluarga bos baru adalah pemilik kantor yang merupakan cabang dari perusahaan besar di daerah Jakarta Pusat. Selain itu, menurut sumber gosip terpercaya—siapalagi kalau bukan kedua teman satu gengnya—beliau disebut-sebut sudah pernah menjadi leader team biro arsitek di Belanda, yang menangani proyek-proyek besar.
Sooyoung melirik ke arah Seolhyun yang sudah berdiri dan kepalanya sudah nangkring di pembatas kubikel mereka, "Sampai gitu amat. Nggak takut apa ya kepergok nenek lampir lagi gosipin bos baru."
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET ENEMY✔
FanfictionSpin off Touch It. Tujuh tahun yang lalu, Kim Namjoon di mata Park Sooyoung hanyalah seorang cowok playboy kelas kakap pembawa masalah yang terpaksa harus terikat pertunangan dengannya. Sekarang, setelah tujuh tahun berlalu dan hubungan mereka resmi...