Astaga.
Saking kagetnya mendengar perkataan Pak Minseok yang membeberkan kebersamaan antara dirinya dengan Namjoon kemarin, Sooyoung yang tengah mengunyah makanan langsung terbatuk di tempatnya. Tersedak! Panik, tangannya sudah meraba-raba meja untuk meraih gelasnya, sebelum tanpa diduga, tangan ramping nan kekar Namjoon terulur, memberikannya gelas minum yang sedari tadi dicari Sooyoung.
Saking gelisahnya, Sooyoung bahkan sama sekali tidak berani menoleh ke arah rekan-rekan kerjanya—terutama ke arah Bu Krystal yang sepertinya tengah menatap tajam ke arahanya.
"Minumnya pelan-pelan saja. Kamu nggak apa-apa?"
Sooyoung sampai melotot ke arah Namjoon yang memberikannya perhatian terang-terangan begini.
"Lo nggak papa, beb? Makannya pelan-pelan aja makanya." Seolhyun menepuk punggung Sooyoung pelan.
"Pak Minseok ketemu Pak Namjoon dengan Sooyoung di Grand Indonesia?"
Sooyoung rasanya sudah berkeringat dingin dan hampir mati begitu mendengar suara dingin nan tinggi Krystal dari tempatnya.
"Iya, kemarin saya ketemu mereka, nggak sengaja ketemu ya Pak Namjoon?" Pak Minseok bertanya tanpa merasa bersalah.
Di bawah meja, kaki Sooyoung menendang-nendang kaki Namjoon, memberi kode yang entah apakah akan pria itu terima atau tidak—mengingatkan tentang perjanjian mereka kalau orang kantor sama sekali tidak boleh tahu hubungan mereka!
"Memang, nggak sengaja ketemu waktu saya cari makan di sana. Setelah itu Sooyoung pergi, nggak tahu dia mau kemana. Iya kan, Sooyoung?" Namjoon tersenyum penuh arti.
Kali ini kaki Seolhyun menyenggol-nyenggol kaki Sooyoung di bawah meja, seakan-akan setelah ini perempuan itu harus menjelaskan semuanya.
"Iya, Bu Krystal. Cuma ketemu sebentar, setelah itu saya lanjut jalan-jalannya. Pak Minseok waktu itu sepertinya juga mau ngobrol tentang proyek dengan Pak Namjoon. Iya kan Pak Minseok?" Sooyoung berusaha mengalihkan pembicaraan ke topik semula mengenai proyek yang sedang mereka kerjakan.
"Nah, iya betul kamu Sooyoung. Saya sebenarnya senang tim saya dapat proyek ini lho, Bu Krystal. Jarang-jarang kami dapat tema vernakular. Saya minta Yura bantu bikin konsep desain, sekarang sedang progress di skematik dan sebentar lagi selesai. Tinggal di review saja ya nanti, Bu Krystal. Pokoknya saya optimis sekali."
"Mau didetail di bagian mana saja, Pak Minseok?" tanya Krystal tiba-tiba antusias.
"Lebih ke detail interiornya, Bu Krystal. Langgam pastinya." jawab Pak Minseok.
Sooyoung diam-diam menghela napas lega. Sepertinya pengalihan topik perbincangan ini berhasil. Karena setelah itu, Pak Minseok sudah sibuk ngobrol dengan Bu Krystal dan rekan tim kerjanya yang lain. Sedangkan Namjoon, lelaki itu sedari tadi hanya tersenyum, mengangguk, dan sekali-kali tersenyum penuh arti melirik ke arah Sooyoung yang sejak tadi menahan resahnya.
Begitu jam makan siang selesai, bukan namanya Hyeri dan Seolhyun—teman satu pergosipannya jika tidak menanyai perihal insiden pertemuannya dengan Kim Namjoon tempo hari.
"Lo ketemu Pak Namjoon di GI, beb?" Hyeri dan Seolhyun sudah nangkring di meja kubikel Sooyoung.
Sooyoung bahkan baru saja membuka aplikasi Lumion dari Macbooknya setelah kedua temannya berjongkok di depannya. Haduhhh... ini dia.
"Gitu, deh. Ketemu nggak sengaja. Pas gue lagi... mmm... lagi cari makeup." Sooyoung tidak sepenuhnya bohong, walau pun tidak sepenuhnya jujur.
"Kok bisa?!" nada Hyeri meninggi namun dalam bisikan, "Pak Namjoon lagi sama siapa? Sendirian aja? Atau bawa cewek? Lagi kencan pasti?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET ENEMY✔
FanfictionSpin off Touch It. Tujuh tahun yang lalu, Kim Namjoon di mata Park Sooyoung hanyalah seorang cowok playboy kelas kakap pembawa masalah yang terpaksa harus terikat pertunangan dengannya. Sekarang, setelah tujuh tahun berlalu dan hubungan mereka resmi...