#20 Siapa Dia?

2.4K 79 2
                                        

20 Juni

22:30

Swara menatap ponselnya berharap ada panggilan atau pesan dari sanskar, swara khawatir karna sanskar selalu pulang malam dan tidak pernah membalas telponnya ataupun pesan dari swara.

Sanskar : Swara kenapa belum tidur?
Swara : Aku menunggumu sanskar
Sanskar : Kenapa menungguku? Bukankah kau tahu aku selalu pulang malam?
Swara : Aku hanya khawatir

Swara menunduk sejak hamil dia menjadi cengeng dan manja. Sanskar menghampiri swara dan memeluk swara erat, ia meletakan dagunya diatas kepala swara, ia merindukan swara tapi kesibukannya membuat sanskar merasa jauh dari swara.

Sanskar : Maaf aku membuatmu khawatir, kau sudah makan?
Swara : Hmm sudah
Sanskar : Tidak memakan junk food kan?
Swara : Tidak kok tidak
Sanskar : Tidak berbohong?
Swara : Sungguh sanskar
Sanskar : Tapi tadi di dapur aku melihat bungkusan hamburger dan pizza
Swara : Hanya sedikit saja
Sanskar : Ck berhentilah memakan makanan seperti itu swara
Swara : Bayinya yg mau bukan aku!
Sanskar : Jangan berbohong
Swara : Benar! Tanyakan saja!

Sanskar tertawa lalu mendekatkan kepalanya ke perut swara yg mulai membesar.

Sanskar : Jadi anak papa yg mau memakan makanan itu?
Swara : Iyaa papa!
Sanskar : Astaga nakal sekali, papa akan mencubitmu nanti.
Swara : Jangan papa! Nanti aku menangis!

Sanskar tertawa lalu mencium perut swara, sedangkan swara tersenyum lebar, bukankah ini artinya sanskar mulai menerima bayi mereka?

Sanskar : Tidurlah swara, aku mau mandi dulu
Swara : Hmm jangan lama²
Sanskar : Kenapa? Ingin aku peluk?
Swara : Ck apaan kau ini sudah sana kau itu bau nanti bayinya akan menendangmu karna tidak suka dengan baumu!
Sanskar : Astaga apa bayi kita akan segalak itu?
Swara : Ya dia tidak suka dengan bau keringat papanya!
Sanskar : Baiklah aku akan mandi agar bayinya tidak menendangku

Swara tertawa mendengar percakapan absurd mereka, siapa sangka jika nanti kebahagiaan mereka akan  dirampas?

Saat sanskar masuk ke kamar mandi swara mengambil kemeja yg tadi sanskar pakai. Swara mencium kemeja itu dan untuk ke'sekian' kali, swara kembali mencium parfume wanita di kemeja sanskar.

27 Juni

07:00

Swara : Hueekk

Swara mengalami morning sickness nya lagi.

Sanskar : Swara kau baik² saja?

Sanskar datang mengurut tengkuk swara.

Swara : Aku baik² saja sanskar
Sanskar : Tapi kau muntah terus
Swara : Ini normal bagi wanita hamil
Sanskar : Kita kedokter saja ya?
Swara : Aku sudah kedokter kemarin, katanya tidak apa²
Sanskar : Kau kedokter?
Swara : Iyaa
Sanskar : Kenapa tidak mengajakku?
Swara : Kau kan ada meeting penting kemarin
Sanskar : Ah jika nanti kau kedokter kau harus memberitahu ku dulu ya?
Swara : Hmmm, kau tidak kekantor?
Sanskar : Kau sedang sakit
Swara : Tidak sanskar, aku baik² saja
Sanskar : Kau yakin?
Swara : Iya sanskar, hm kau tenang saja
Sanskar : Kabari aku jika ada sesuatu ya?
Swara : Ah nanti aku akan pergi dengan pragya
Sanskar : Kemana?
Swara : Membeli novel
Sanskar : Sejak kapan kau rajin membaca?
Swara : Aku memang rajin membaca! Kau saja yg tidak tahu!

Sanskar memutar bola matanya malas, ia lalu mencium kening swara sekilas

16:40

Cafe

Pragya : Jadi, bagaimana ke ada nya swara?
Swara : Dia baik pragya, hanya saja aku mengalami morning sickness
Ragini : Benarkah? Woah aku jadi ingin hamil juga
Swara : Aku akan menyuruh nikhil untuk menghamilimu
Pragya : Sial jangan sebut namanya!
Swara : Hahaha kau masih membencinya?
Pragya : Selamanya! Bukankah itu sanskar?

Swara melihat keseberang cafe dan melihat sanskar merangkul mesra seorang wanita, tiba² ia merasa sesak didadanya, swara menunduk mencoba untuk menyembunyikan tangisnya.

Pragya : Swara mungkin itu adiknya kan? Jangan berfikir yg macam² dulu
Swara : Tapi sanskar anak tunggal hiks
Pragya : Mungkin itu temannya swara

Pragya pindah kesebelah swara dan membawa swara kepelukannya. Swara menangis di bahu pragya.

Swara : Apa sanskar selingkuh? Tapi dia bilang dia mencintaiku pragya!
Pragya : Tenanglah swara, kau harus mendengar penjelasan dari sanskar dulu
Swara : Apa dia tidak menerima bayi ini karna dia memiliki wanita lain pragya?
Pragya : Sstt apa yg kau katakan, apa yg kau lihat belum tentu sama dengan kenyataannya. Jangan menyimpulkannya hanya dari melihatnya saja swara

Pragya diam mengusap punggung swara, dia tidak tau jika hal yg kemarin ia katakan menjadi kenyataan.

#Bersambung#

Nikah KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang