Swara menggengam tangan sanskar, berharap bisa memberikan kekuatannya pada sanskar. Swara merasakan jemari sanskar bergerak, swara mengusap air matanya dan melihat dengan jelas tangan sanskar bergerak. Swara menekan tombol diatas ranjang sanskar, lalu datanglah dokter.
Swara : Dokter tadi tangan sanskar bergerak!
Dokter : Nyonya mohon keluar sebentar saya akan memeriksa keadaan tuan sanskarSwara lalu keluar, tidak lama kemudian dokter keluar dari ruangan sanskar.
Swara : Bagaimana keadaan sanskar dokter?
Dokter : Sungguh tuan sanskar seperti mendapat keajaiban, kemarin jantungnya sangat lemah dan tidak memungkinkan untuk selamat namun sekarang keadaannya sangat membaik
Swara : Terima kasih ya dewa lalu kapan sanskar akan sadar?
Dokter : Mungkin dalam beberapa jam lagi tuan sanskar akan sadar, selamat nyonya swara akhirnya suamimu berhasil melewati komanya
Swara : Terima kasih dokter, terima kasih karna telah menyelamatkan sanskarku
Dokter : Berterima kasih lah pada dewa, saya hanya sebagai perantara. Saya permisi nyonya
Swara : Ya dokter, sekeli lagi terima kasihSwara masuk kembali keruangan sanskar. Swara menggenggam tangan sanskar lalu kembali menangis.
Swara : Terima kasih karna telah bertahan, aku tau kau masih lelah, aku tau ini sangat sulit, tapi terima kasih karna telah bertahan, maafkan aku, aku tidak bisa jadi istri yg baik untukmu, maaf.
Sanskar : Sst jangan menangis
Swara : Sanskar? Kau sudah sadar? Aku akan panggilkan dokterSanskar menahan tangan swara dan menggenggamnya walau lemah.
Sanskar : Aku hanya membutuhkanmu bukan dokter
Swara : Maafkan aku
Sanskar : Kenapa minta maaf?
Swara : Karnaku kau terluka, maafkan aku sanskar hiks
Sanskar : Jangan menangis, itu membuatku semakin sakit
Swara : Jika kau tidak menyelamatkan ku mungkin kau tidak akan seperti ini hiks
Sanskar : Apa kau fikir aku akan membiarkan mu terluka?
Swara : Karna keegoisanku kau jadi begini sanskar
Sanskar : Tidak apa, aku lelaki kuat ini belum seberapa
Swara : Dasar sialan aku hampir mati karna kau yg koma berminggu²
Sanskar : Apa kau fikir aku akan mati begitu saja dan membiarkanmu jadi janda?
Swara : Berhentilah bersikap menyebalkan hiks
Sanskar : Aku mencintaimu
Swara : Aku juga mencintaimu, jangan lakukan hal bodoh lagi
Sanskar : Menyelamatkan mu Bukanlah hal bodoh swara
Swara : Tapi kau hampir membunuh dirimu sendiri!
Sanskar : Itu lebih baik dari pada aku harus kehilanganmuSwara memeluk sanskar. Menyalurkan kerinduannya, kelegaannya, serta kebahagiaannya, swara menangis di pelukan sanskar. Sanskar mengelus pelan punggung swara.
Sanskar : Ku bilang jangan menangis atau kau akan membuatku semakin sakit
Swara : Ini tangisan bahagia bodoh!
Sanskar : Kau masih saja mengumpatiku hmm?
Swara : Maaaff
Sanskar : Tak apa, ah ngomong² tanggal berapa hari ini?
Swara : Tanggal 23 Maret
Sanskar : Anniversary 3 tahun hmm?
Swara : Aku fikir aku akan melewatkannya tanpamu
Sanskar : Tidak akan dan tidak akan pernah lagi. Happy Anniversary ke 3 tahun swaraku, maafkan aku karna telah menyakitimu, maafkan aku atas kebodohanku, maafkan aku atas kesalahanku, aku menyayangimu sungguh
Swara : Aku juga menyayangimu sanskar maheswari, jangan tinggalkan aku, terima kasih karna telah berjuang dan bertahanSanskar tersenyum lalu mencium bibir swara. Tiba²
CEKLEK.
Pintu ruangan rawat sanskar dibuka.
Abhi : HEY BUNG KAU BARU SADAR SAJA SUDAH MENCIUM SWARA!
Pragya : Kecilkan suaramu bodoh!
Abhi : Kau lihat sahabatmu itu! Apa dia tidak bisa menunggu sampai suaminya pulih!
Pragya : Dasar bodoh! Jika aku jadi swara pun pasti aku akan mencium sanskar!
Abhi : APA KATAMU?
Pragya : Sstt kubilang kecilkan suaramu!
Abhi : KAU MAU SELINGKUH HAH?Pragya langsung menjambak rambut nya abhi begitu pun dengan abhi, abhi juga menjambak rambut swara.
Abhi : AWW JANGAN MENJAMBAKKU BODOH!
Pragya : KAU JUGA JANGAN MENJAMBAKKU AGH HEY LEPASKAN!Sanskar mencium swara tanpa menghiraukan kebodohan sepasang kekasih itu.
Dokter : Sstt tuan kecilkan suaramu! Ini rumah sakit!
#Barsambung#

KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Kontrak
RomansaBagi Sanskar pernikahan hanya omong kosong, lalu bagaimana Swara mengubah pandangan Sanskar tentang pernikahan?