Sebulan setelah kejadian sanskar mendatangi swara, sanskar tetap mengunjungi swara dan membawakannya sebuket bunga setiap hari ya walaupun setiap hari juga bunga itu berakhir di tempat sampah.
Harvard University
16:30
Swara menggerutu kesal dia tidak bisa pulang dari kampusnya karna hujan menahannya di halte bis.
Sanskar : Swara?
Swara meneggakan pandangannya saat ada yg memanggilnya, sedetik kemudian ia merasa menyesal dan mengalihkan pandangannya ke jalan yg basah.
Swara : Mau apa kau?
Sanskar : Ayo ku antar pulang
Swara : Aku tidak mau, aku bisa pulang sendiri
Sanskar : Sekarang ini hujan deras, ayolah
Swara : Jangan memaksa!
Sanskar : Swara kumohon
Swara : Untuk apa kau datang ke Amerika hah? Mau merusak hidupku lagi?
Sanskar : Maafkan aku swara, aku bisa menjelaskan semuanya padamu
Swara : Tidak ada yg perlu kau jelaskan
Sanskar : Swara sekali saja dengarkan aku
Swara : Pulanglah dan jangan menggagguku! Bagiku kau hanya sebatas mimpi buruk yg harus aku lupakan! Kau mengerti?Swara meninggikan nada bicaranya, sungguh ia muak dengan sanskar.
Sahil : SWARA!
Swara : Sahil?
Sahil : Kau belum pul--Belum sempat Sahil menyelesaikan ucapannya swara lebih dulu mencium Sahil. Setelahnya swara melirik sanskar yg memandangnya dengan tatapan kecewa.
Swara : Sayang kau ini lama sekali ayo antarkan aku pulang
Swara menyeret Sahil yg masih kebingungan dan membawa Sahil pergi dari situ. Meninggalkan sanskar yg menahan amarahnya, ntahlah dari pada marah ia lebih merasa sakit dan kecewa.
Sanskar : Jadi begini rasanya melihatmu bahagia dengan orang lain?
Apartemen swara
19:00
Pragya : Swara berhentilah keras kepala!
Swara : Apa salahku?
Pragya : Setidaknya dengarkan sanskar sekali saja!
Swara : Aku tidak mau pragya! Jangan memaksaku!
Pragya : Swara kau lihat, lelaki itu sudah berdiri diluar selama 2 jam. Dimana belas kasihanmu hah?
Swara : Aku tidak peduli! Mau dia mati pun aku tidak peduli!
Pragya : SWARA BOSSEPragya menatap swara tajam begitupun swara yg menatap pragya tajam. Setelah mendengar cerita Sahil, pragya memarahi swara dan menasehatinya habis²an. Tapi apa? Swara bahkan lebih keras dari pada batu!
Swara : Berhenti ikut campur urusanku nona pragya!
Pragya : Demi dewa aku pun tidak ingin ikut campur! Aku hanya ingin yg terbaik untuk mu swara, dengarkanlah sanskar sekali saja
Swara : Kenapa kau malah membelanya? Sebenarnya kau ini kenapa hah?
Pragya : Swara sanskar mencintaimu
Swara : Omong kosong
Sanskar : Swara ya dewa kau ini keras kepala sekali! Apa susahnya memberikan sanskar kesempatan kedua?
Swara : Jika kau lupa maka aku akan ingatkan! Bagiku lelaki itu hanyalah mimpi burukku! Lelaki itu telah merusak masa depanku, kehidupanku, dan yg lebih parah membunuh anakku!
Pragya : SWARA!BRAK
Swara membanting pintu kamar lalu menguncinya rapat. Swara bersandar pada pintu itu lalu terduduk, swara menunduk lalu tidak lama ia menangis kencang, segala lukanya yg susah payah ia obati kembali terbuka, dan itu karna sanskar maheswari.
Pragya : Sanskar masuklah
Pragya mendatangi sanskar yg berdiri kehujanan di luar. Pragya melihat sanskar sudah meninggigil dan pucat, bagaimana tidak sanskar berdiri selama 2 jam diluar dengan kehujanan karna perintah swara.
Sanskar : Tidak pragya aku baik² saja
Pragya : Kau bisa sakit sanskar!
Sanskar : Ini tidak seberapa dibanding sakitnya swara
Pragya : Sanskar kau tidak perlu begini!
Sanskar : Pragya swara hanya menyuruhku berdiri disini bukan bunuh diri
Pragya : Dasar bodoh ini sama saja dengan bunuh diri! Masuklah!
Sanskar : Tidak pragya, aku tidak akan membuat swara semakin marahSwara datang menghampiri sanskar dan pragya.
Swara : Masuklah, jangan salah sangka aku hanya tidak ingin repot² mengurus kematianmu
Sanskar tersenyum setidaknya bukannya swara masih memperdulikannya?
07:00
Sanskar : Hatchih!
Sanskar terbangun dengan keadaan demam, dia merasa kedinginan padahal suhu tubuhnya sangat panas. Tidak lama kemudian datang swara dengan membawa bubur, segelas air, obat, serta handuk basah.
Swara : Dasar merepotkan, cepat makan dan minum obatmu lalu segera pergi dari apartemenku! Ck!
Swara berdecak kesal melihat sanskar yg kesulitan menggapai bubur dan obatnya. Swara mengambil bubur itu dan menyuapi sanskar serta memberinya obat lalu mengompres keningnya. Sanskar tersenyum tipis, itu terlihat menyedihkan diwajah pucatnya.
Sanskar : Terima kasih swara
Swara : Sudah ku bilang jangan salah sangka! Aku hanya tidak ingin repot² mengurus kematianmu!BRAK
Swara membanting pintu meninggalkan sanskar yg masih tersenyum tipis, pelan² sanskar yakin ia akan mendapatkan swaranya kembali.
#Bersambung#
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Kontrak
RomanceBagi Sanskar pernikahan hanya omong kosong, lalu bagaimana Swara mengubah pandangan Sanskar tentang pernikahan?