4. Para Pengeran

15.1K 1.3K 9
                                    

Benar saja, ketika bel istirahat berbunyi Xeryn segera melepaskan ikat pinggang dan dasinya, tak lupa ia mengeluarkan kemejanya dari dalam rok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar saja, ketika bel istirahat berbunyi Xeryn segera melepaskan ikat pinggang dan dasinya, tak lupa ia mengeluarkan kemejanya dari dalam rok. Kini, tampilannya sama dengan kedua teman barunya.

Mereka bertiga berjalan memasuki kantin dan segera memesan makanan mereka. Ketika makanan mereka sampai, saat itu pula pekikan yang didominasi oleh cewek-cewek terdengar.

"Huh! Mulai lagi deh drama memuakkan ini." Gerutuan Amel menimbulkan tanda tanya dari Xeryn.

Mengerti akan tatapan Xeryn, Amel berujar sambil melempar tatapan bosan kepada deretan cewek-cewek yang mulai mendekati arah pintu kantin.

"Tuh, cewek-cewek itu lagi nungguin pangeran-pangerannya Altarik. Jika yang lo bayangin kayak di drama-drama murahan, maka itu benar."

Tepat saat itu pula, Xeryn bisa melihat ada lima orang siswa yang berjalan masuk ke dalam kantin bersamaan dengan teriakan-teriakan para gadis.

"Seannnn... tampan!!!!"

"Pangeran Arjunakuuu!!!"

"Zoey culik guee.."

"Itu Leo ganteng bangettt!!!"

"Danieellll pacar guee!!"

Xeryn langsung menajamkan pandangannya begitu mendengar nama Daniel yang disebutkan. Benar, itu Daniel, kakak tirinya.

"Itu mereka!" Amel menunjuk ke lima cowok yang baru saja memasuki kantin dan langsung mendudukkan diri mereka di salah satu tempat di kantin itu.

"Siapa mereka?" Tanya Xeryn memastikan dugaannya bahwa Daniel masuk dalam artian pangeran yang dimaksud Amel.

"Pangeran-pangerannya Altarik." Jawab Amel santai walau jelas sekali terdengar nada meremehkan di suaranya. Dan Xeryn tidak peduli itu.
"Mereka berlima udah kelas dua belas." Fakta itu sudah Xeryn duga, mengingat Daniel masuk dalam deretan pangeran itu.
"Seperti dalam drama-drama, mereka bukan orang sembarangan. Selain modal fisik yang oke, mereka juga anak-anak dari keluarga terpandang."

Xeryn tidak membantah, ia tahu keluarganya bukan orang sembarangan. Apa lagi sejak bundanya menikahi papa Andi. Bunda yang memang memiliki butik kelas dunia yang sudah menyebar cabangnya di Asia dan Eropa, di tambah dengan Perusahaan Wiranto yang bergerak di bidang properti kelas dunia dan masuk ke dalam perusahaan terbesar ke 3 di negara ini.

"Yang itu." Ujar Dara sambil menunjuk salah satu dari mereka.
"Yang ketawa sambil menepuk temannya itu, dia Fransisco Zoey Williams. Seperti yang terlihat, dia memang keturunan Amerika. Lihat aja wajahnya bule gitu." Xeryn mengakui memang lelaki itu terlihat jelas bukan orang Indonesia asli.
"Zoey adalah anak dari pengusaha kaya dan dosen. Perusahaan Williams bergerak di bidang Media dan Penyiaran, sedangkan ibunya sendiri adalah Dosen Fisika di salah satu Universitas ternama di sini."

Xeryn mengangguk mengerti.

"Kalau yang ditepuk Zoey tadi Leo." Amel melanjutkan penjelasan Dara.
"Leonardo Peter Miller, ayahnya adalah seorang kaksa dan ibunya adalah seorang dokter, ah lebih tepatnya seorang ahli bedah yang terkenal di negara ini. Bukan hanya itu keluarga ayahnya sebagian besar bergerak di bidang hukum, selain adik dari ayahnya yang lebih memilih menjadi seorang pilot."

Unexpected✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang